Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pesan Orang Tua

13 Februari 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keberhasilan Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy memper-sem-bah-kan tiga gelar juara ba-gi Selangor FC mempengaruhi bursa pemain Indonesia di Ma-laysia. Beberapa klub se-pak bola di negeri jiran itu mu-lai mengincar pemain In-donesia. Pemikatnya: nilai kontrak yang menggiur-kan, bonus yang aduhai, dan ane-ka fasilitas.

Tentu tawaran manis itu tak ditujukan bagi semua pe-main Indonesia. Ha-nya yang dianggap bintang yang memperoleh keberuntungan itu. Toh, tak semua pemain mudah tergiur merumput di negeri jiran. Boaz Salossa adalah salah satunya.

Ia mentah-mentah menolak tawaran klub divisi utama Perak FC. Alasan yang diajukan, ia ingin berkonsentrasi kuliah, menyusul sanksi dari PSSI berupa larangan terlibat dalam kegiatan sepak bola nasional selama setahun. Sanksi itu terbit setelah Boaz terbukti memukul wasit dalam salah satu pertandingan di Liga Indonesia.

Klub Telekom Melaka FC (TMFC), yang berusaha meminang gelandang and-alan Persija Jakarta, Ismed Sofyan, juga harus mene-lan ke-kecewaan. Nilai kontrak Rp 1,2 miliar setahun tak membuat Ismed berubah pikiran. ”Saya masih punya obsesi untuk Persija,” kata-nya.

Setelah empat musim mem-per-kuat tim Macan Kemayo-r-an, Ismed belum sekalipun ber-hasil mengantar tim itu men-jadi juara Liga Indone-sia. Obsesinya membawa Per-sija menjadi juara ternya-ta le-bih besar ketimbang keingin-an-nya bermain di Malay-sia.

Alasan serupa disampai-kan Agus Indra Kurnia-wan. Penyerang tengah Per-sija ini sempat dide-kati klub Selangor FC. ”Me-reka mene-mui saya di SEA Games Filipina lalu,” kata Agus. Namun ia memilih tetap memperkuat Persija. S-ejak kecil ia bercita-cita bermain untuk Persija. Saat ini impiannya sudah terpenuhi. Tapi ia masih belum bisa mempersembahkan prestasi terbaik bagi klubnya itu.

Setelah berhasil meminang Ponaryo Astaman, TMFC sesungguhnya juga berniat menggaet Syamsul Bahri Khaerudin. Tapi Syam-sul menolak. ”Alasannya, istrinya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Indonesia,” kata Irfan Bakti, pelatih TMFC.

Bukan cuma lamaran TMFC yang ditolak Syamsul. Ia juga pernah menampik pinangan klub-klub besar di Indonesia, kendati mendapat tawaran kontrak lebih besar dari nilai kontraknya di PSM Makassar. ”Saya hanya menjalankan pesan orang tua yang ingin melihat PSM menjadi juara Liga,” katanya.

Suseno, Irmawati (Makassar), Taufik H. Salengke (Malaysia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus