Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PSSI telah mengakhiri ikatan kerja dengan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. Mereka dikabarkan telah merekrut Patrick Kluivert direkrut untuk menggantikanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemecatan pria asal Korea Selatan ini diumumkan, Senin, 6 Januari 2024. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, kemudian menyebut bahwa kandidat pengganti Pelatih Shin merupakan arsitek tim asal Eropa, khususnya Belanda. Erick pun mengonfirmasi bahwa salah satu kandidat pelatih itu merupakan mantan penyerang timnas Belanda, Patrick Kluivert.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberadaan pelatih asal Belanda dinilai beberapa pihak akan sangat membantu penerapan sistem permainan dan taktik di lapangan. Pasalnya, para pemain diaspora Indonesia dibesarkan dalam budaya Belanda, sehingga masalah bahasa tidak akan menjadi masalah dengan mereka.
Kluivert digadang-gadang sejumlah pihak sebagai kandidat terkuat untuk menjadi pelatih timnas Indonesia. Jurnalis kenamaan asal Italia, Fabrizio Romano, bahkan menyebut bahwa Kluivert siap meneken kontrak dengan Indonesia, dengan ikatan kerja dua tahun plus perpanjangan dua tahun.
Prestasi Patrick Kluivert sebagai Pemain
Sebagai pemain, Kluivert bergelimang gelar bersama Ajax Amsterdam, Barcelona, dan PSV Eindhoven. Selain ketiga klub tersebut, Kluivert juga pernah berseragam AC Milan, Newcastle United, Valencia, dan Lille.
Patrick Kluivert. (Instagram/@patrickkluivert9)
Kluivert pernah memenangi gelar Liga Belanda, Liga Champions, Piala Super Belanda, dan Piala Super Eropa bersama Ajax. Ia pernah menjuarai Liga Spanyol bersama Barcelona, juga menjuarai Liga Belanda bersama PSV Eindhoven.
Sebagai striker, ia mengoleksi 206 gol dari 480 pertandingan selama kariernya. Jumlah ini tak termasuk 40 golnya bersama timnas Belanda, dengan satu kali gelar top skor di Euro 2000 dengan lima gol saat mengantarkan negaranya sampai semifinal.
Jejak Patrick Kluivert sebagai Pelatih
Sebagai pelatih, pria 48 tahun masih belum mampu meraih trofi utama. Sejak menjadi asisten pelatih di AZ Alkmaar pada 2008, pencapaian terbaik Kluivert adalah membawa Twente U-21 menjuarai Beloften Eredivisie 2011/2012. Kompetisi itu adalah kompetisi strata tertinggi untuk tim cadangan di Liga Belanda.
Selepas berkarier di AZ, Kluivert kemudian mencoba peruntungan di Liga Australia bersama Brisbane Roar pada Januari 2010. Ia kemudian kembali ke Belanda dengan menjadi asisten pelatih di NEC Nijmegen pada Agustus 2010.
Pada musim 2011/2012, Kluivert pindah ke tim junior FC Twente, dan berhasil membawa klub itu meraih gelar juara.
Pelatih tim nasional Belanda, Louis van Gaal (tengah), didampingi Patrick Kluivert (kanan) dan Ruud Gullit saat kegiatan 'coaching clinic' di lapangan latihan timnas Nasional Indonesia, Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2013. TEMPO/Aditia Noviansyah
Kluivert kemudian didekati federasi sepak bola Curacao untuk menjadi pelatih timnas di negara tersebut pada Maret 2015. Di timnas Curacao, Kluivert gagal membawa mereka melaju ke putaran final Piala Dunia 2018, sebelum kemudian kembali menjalani peran ganda dengan melatih Ajax A1 atau tim U-19.
Memasuki Juli 2016, Kluivert mencoba peran baru di klub Prancis, PSG, sebagai Direktur Olahraga. Setelah itu, Kluivert menjadi asisten pelatih Clarence Seedorf di timnas Kamerun mulai Agustus 2018 sampai Juli 2019.
Kluivert sempat menjadi direktur akademi di Barcelona setelah meninggalkan Kamerun, tetapi kiprahnya di klub Catalan itu hanya berlangsung singkat.
Pada Mei 2021, Kluivert kembali menangani timnas Curacao sebagai pelatih sementara, sambil menggantikan Guus Hiddink yang terkena COVID-19. Terakhir, Kluivert melatih tim Turki, Adana Demirspor, mulai Juni 2023, tetapi kemudian hengkang dengan kesepakatan bersama pada Desember tahun yang sama.
Statistiknya bersama Curacao adalah empat kemenangan, empat seri, dan enam kekalahan dari 14 pertandingan, sedangkan bersama Adana Demirspor adalah delapan kemenangan, enam seri, dan enam kekalahan dari 20 pertandingan.
Kontroversi Patrick Kluivert
Saat masih remaja, Patrick Kluivert pernah divonis bersalah dalam kasus penghilangan nyawa secara tidak sengaja. Ia dijatuhi hukuman pelayanan masyarakat.
Pada tanggal 9 September 1995, Kluivert, yang saat itu berusia 19 tahun dan masih bermain untuk Ajax, mengemudi mobil sport BMW M3 yang terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil di Amsterdam. Kala itu seorang pria berusia 56 tahun tewas dan seorang penumpang lain terluka parah.
Mobil Kluivert tidak diasuransikan dan dipinjamnya dari seorang teman. Ia mengemudi dengan kecepatan sekitar 104 km/jam saat berada di zona pemukiman dengan kecepatan 50 km/jam. Ia kemudian divonis bersalah telah menyebabkan kematian dengan mengemudi secara berbahaya. Ia dijatuhi hukuman 240 jam pelayanan masyarakat.