Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Resep sang guru

Kemenangan sebagai juara pertama, luan jin, ada grand prix pro-kennex setelah menundukkan liem swie king. menggondol hadiah us$ 10.000 juga di final mengalahkan morten frost hansen. (or)

24 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Liem Swie King menggulung Ong Beng Tiong dari Malaysia dalam pertarungan yang hampir tak seimbang, diam-diam permainan itu diperhatian seorang pemain Cina yang terselip di antara ribuan penonton yang memadati Istora Senayan, Jakarm setiap gerak King diawasinya dengan saksama. Baik cara Kmg melakukan smash, gerak kakinya dalam menutup lapangan, maupun permainan jaringnya direkamnya di kepala. Pemain Cina itu adalah Luan Jin, yang menempati urutan keenam di antara 12 finalis putra Grand Prix Pro-Kennex. la memperhatikan King karena esok harinya lawan itu harus dihadapinya. Jerih payahnya itu tak sia-sia. Luan Jin tidak saja menjinakkan Kinn, bahkan tampil sebagai juara pertama Grand Prix Pro-Kennex dan menggondol hadiah US$ l0.000. Di final ia mengalahkan Morten Frost Hansen. "Sekarang mutu pemain bulu tangkis dunia hampir sama semua. Siapa yang lebih siap, dialah yang keluar sebagai pemenang," kata Luan Jin. Luan Jin anak bungsu dari lima bersaudara, lahir - di Kota Xiamen, 1956. Sejak kecil ia sudah menggemari hampir semua cabang olah raga. Walau bulu tangkis baru dikenalkan ketika ia berusia 13 tahun, cabang olah raga ini telah mencuatkan namanya di dunia internasional sejak l980. Tapi perjalanan ke tangga juara bukan tak dilaluinya dengan kerja keras. Luan Jin, berat 75 kg dan tinggi 181 cm, berlatih enam hari dalam seminggu. Tak heran bila ia hampir sempurna menutup sudut lapangan dari gempuran musuh. Di mana pun hola ditempatkan, Luan Jin bisa mengembalikannya. Luan Jin kini mengajarkan bulu tangkis di Institut Pendidikan Jasmani di Provinsi Fujian, tempat ia dulu menimba ilmu. Sudah dua tahun Luan Jin bekerja, tapi tetap berlatih dengan disiplin yang tinggi. Segala bentuk latihan dilakukannya, mulai dari latihan angkat besi, stroke, senam, sampai lari. "Kadang saya berlari sejuah empat kilo setiap hari," katanya. Menghadapi turnamen Pro-Kennex kali ini, Luan Jin mengaku mempersiapkan diri lebih baik. Kegagalannya dalam rangkaian turnamen Pro-Kennex sebelumnya di Eropa, dijadikannya pengalaman yang berharga. Angka yang ia raih dalam Grand Prix ini 410 - di bawah nama tenar pemain bulu tangkis dunia Morten Frost Hansen (615), Liem Swie King (500), Misbun Sidek (455), Icuk Sugiarto (440), dan Prakash Padukone (415). Sekalipun berada di urutan ke enam dari dua belas finalis putra Pro-Kennex ini, Luan Jin akhirnya mengungguli nama-nama tenar itu. Bahkan semua kemenangannya lewat permainan straight set. "Dalam bermain saya selalu ingin cepat menang, karena itu harus bisa mengendalikan lawan. Kalau bermain lebih dari dua set hasilnya bisa lain," katanya. Melihat persiapan dirinya, masuk akal jika Luan Jin tak mengeluh soal suhu udara, teriakan penonton atau kondisi lapangan. Padahal, ia baru pertama kali ini bermain di Jakarta. Sampai kapan bermain bulu tangkis? "Tergantung pada keadaan. Mungkin sekitar satu atau dua tahun lagi," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus