Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Rrt dan "ibf tandingan"

Rrt disetujui keanggotaannya dalam ibf, tetapi tak berdampingan dengan taiwan. menekan ibf lewat abc & membuat turnamen "tandingan" all england. rrt akan membentuk ibf tandingan, jika usahanya gagal. (or)

29 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

USAHA mendudukan RRT tanpa berdampingan dengan Taiwan--dalam Federasi Bulutangkis Internasional(IBF) tampak masih akan lewat perdebatan yang panjang.Mengingat ketegaran sikap RRT yang menolak adanya 2 perwakilan Cina dalam induk olahraga internasional itu. Dalam sidang tahunan IBF, pertengahan 1975 RRT sempat meraih kesepakatan peserta rapat -- 49 suara setuju, 35 menolak, dan 3 blanko -- untuk persetujuan keanggotaannya. Tapi kemenangan itu tidak dengan sendirinya memenuhi keingihan RRT. Sebab untuk mengeluarkan Taiwan dari federasi dibutuhkan kata mufakat 3/4 peserta sidang (fasal 16 b, Anggaran Dasar IBF). Dan buat mencapai ketentuan Anggaran Dasar tersebut, RRT masih kekurangan 6 suara penyokong tambahan . Gagal memenuhi keinginan dalam forum sidang tahunan IBF itu, RRT lalu memainkan peranan lain dalam saluran Konfederasi Bulutangkis Asia (ABC) Melalui tangan ABC tersebut. RRT mcncoba menekan IBF lewat petisi. Di dalam petisi itu mereka teriakan keinginan anggota-anggota ABC untuk menarik diri dari kegiatan All England. Ancaman itu ternyata bukan sekedar gertak semata. Bertepatan dengan kejuaraan All England 1976, Maret lampau ABC pun mengorganisir suatu turnamen 'tandingan': Invitasi Bulutangkis Asia. Invitasi ini memang memutar perhatian dunia ke Bangkok. Tapi juga melahirkan suatu pandangan tidak simpatik di mata negara-negara Bulutangkis Eropa--pemegang saham suara terbesar dalam IBF. "Saya jadi pesimis RRT bisa masuk dalam IBF. Mengingat ABC Promotor Pemasukan RRT --telah mengambil sikap konfrontatif secara terbuka", komentar Ketua Umum Sudirman. Tapi RRT bukan tak lihay menghadapi persoalan serupa. Kemungkinan kurang simpatinya negara-negara Eropa terhadap RRT atas sikap konfrontatif ABC yang didalanginya itu kelihatan telah ifikirkannya dengan matang. Mclalui jangkauan pengaruh ABC dalam sidang tahunan IBF lalu RRT telah mendesakkan pemindahan tempat permusyawarahan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah IBF, tempat itu pindah dari London ke Bangkok. Pemindahan ini diharapkan akan melicinkan jalan bagi RRT ke dalam forum IBF tanpa harus berdampingan dengan Taiwan. Namun? "jangan dikira wakil-wakil Eropa itu tidak akan datang semua", tambah Sudirman mengungkap hasil pembicaraannya dengan tokoh-tokoh Bulutangkis Eropa di london, Oktober lampau. "Keinginan untuk menyaksikan perebutan Piala Thomas juga merupakan faktor pendorong tersendiri bagi mereka buat hadir di Bangkok". Melihat peranan dan pengaruh RRT dalam persoalan ini, perdebatan sengit antara kelompok pendukung keanggotaan tunggal RRT dan kelompok penyokong Taiwan tampak tak akan terelakkan. "Kemungkinan berhasilnya RRT masuk IBF dalam sidang nanti masih fifty-fifty " ramal Sudirman . Perkiraan itu ditopang oleh laporan Sekretaris Komite Olympiade, Soeworo yang dibebani tugas sebagai 'duta' Bulutangkis ke negara-negara Eropa. "Tokoh Bulutangkis di Londom Glasgow. dan Stockholm menyatakan sangat tersinggung dengan sikap konfrontatif ABC. Mereka tidak akan memberikan konsesi apa pun pada sidang tahunan IBF di Bangkok, nanti", tulis Soeworo dalam telegramnya kepada KONI Pusat. Tersirat dari kawat Soeworo itu. kelompok negara Eropa kelihatan tidak ingin mengorbankan Taiwan--yang jadi anggota IBF sejak 1957 tanpa melalui prosedur yang berlaku. Liku-liku permainan semacam itu bukan tak terfikir oleh grup pendukung RRT. Misalnya tokoh Bulutangkis Muangthai, Charoen Wattanasin, yang tahun lalu gagal mendesakkan pemungutan suara lewat usulnya: 1 negara, 1 suara. Ia kini kembali secara resmi melalui Persatuan Bulutangkis Muangthai (BAT) - memasukkan persoalan ke dalam agenda sidang. Perubahan fasal 8 c, Anggaran Dasar IBF itu disokong pula oleh Persatuan Bulu tangkis Nepal (NBA) dan Federasi Bulutangkis Belgia (FBB). "Secara pribadi saya tidak setuju dengan usul itu", kata Sudirman. Dalihnya adalah masalah pembayaran kontribusi untuk IBF, yang berbeda-beda untuk masing-masing negara anggota. "Usul tersebut terus terang merugikan Indonesia". Tapi Indonesia--saat ini mempunyai 3 suara --- tidak terlalu tegar dalam pendapat. Jalan keluar yang diancar-ancar adalah: fasal 8 c (iii) Anggaran Dasar IBF ( mengenai penambahan 1 suara untuk setiap anggota yang telah pernah ikut dalam kompetisi Kejuaraan Bulutangkis Internasional) setuju untuk dihapuskan. Fasal 8 c(ii)(tentang penambahan 1 suara untuk setiap anggota yang memiliki minimal 10.000 pemain aktif) tidak usah dihilangkan, tapi persyaratannya dinaikkan 50.000 orang. Fasal 8 c (i) (untuk setiap afiliasi 1 suara) tetap dipertahankan. "Kalau usul ini diterima sidang, maka Indonesia - juga Denmark dan Inggeris -- akan memiliki 2 suara dalam setiap pemungutan". Lanjut Sudirman. Mendepak Adakah dengan usul "1 negara, 1 suara" yang-diajukan BAT permasalahan keanggotaan RRT akan licin dengan sendirinya? "Belum tentu akan memenuhi quorum juga", tambah Sudirman. Perhitungan itu didasarkannya perimbangan kekuatan dalam IBF. Seandainya semua anggota -- 54 Persatuan Bulutangkis -- hadir di Bangkok. maka ABC -- yang menghimpun 19 negara akan memerlukan tambahan 22 suara untuk mendepak Taiwan. Meski jalan yang bakal ditempuh RRT cukup-- berkerikil, Taiwan -- diperkirakan Pemerintah Muangthai tidak akan memberikan visa pada delegasi mereka-- bukan tak mengambil ancang-ancang penyelamatan. Sejak awal Mei lampau mereka telah mendekati beberapa negara untuk minta sokongan dalam musyawarah nanti. "Tak ada satu alasan pun yang dapat dipakai untuk menyingkirkan Taiwan dari federasi", demikian pandangan Persatuan Bulutangkis Taiwan (TBA) dalam lampiran surat Sekjen TBA She FU Chang kepada Sudirman, membeberkan kepatuhannya sebagai anggota IBF selama 18 tahun. Karena itu, "kami mengharap dukungan dari anda". Permohonan Taiwan mungkin agak sulit akan dipenuhi Indonesia. Mengingat pada prinsipnya Indonesia menenma RRT sebagai suatu kenyataan.Bila perlu dengan pengorbanan Taiwan, sejauh itu dilakukan melalui prosedur yang disepakati sidang", kata Sudirman. Kendati demikian Sudirman bukan tak memberi jalan keluar untuk Taiwan. Ia menganjurkan agar embel-embel Republik Cina dari Persatuan Bulutangkis-nya dicoret saja. "Bila cara ini dipergunakan Taiwan mungkin mereka akan bisa diterima oleh semuafihak", lanjut Sudirman. Dan. RRT belum tentu pula akan menolak mereka, jika memakai nama Taiwan saja". Perkiraan Sudirman itu didasarkan atas dimungkinkannya keanggotaan lebih buat satu negara dengan dalih luasnya daerah tidak memungkinkan mereka untuk melakukan pengawasan terhadap perkembangan Bulutangkis secara efektif. "Wales, misalnya toh mereka tidak tergabung dalam Persatuan Bulutangkis United Kingdon (Inggeris Raya)." Pesimis Usul yang diajukan itu mungkin agak berat untuk dilaksanakan Taiwan. Sebab pencantuman Republik Cina itu menyangkut kebanggaanya sebagai 'negara' . Sekiranya Taiwan menampik keras penghapusan nama Republik itu persoalan RRT juga tidak dengan sendirinya selesai. Dan RRT, yang sudah-- menduga kesempatannya untuk duduk sebagai anggota tunggal dalam IBF menipis, tampil dengan ide baru yang mengagetkan: membentuk Federasi Bulutangkis Internasional tandingan. Dilansir dalam pertemuan kelompok ABC di Bangkok, Maret lahl usul itu ternyata mendapat tantangan dari fihak Indonesia. "Seandainya berhasil pembentukan badan tandingan itu -tentunya bila RRT gagal masuk IBF--Indonesia akan menolak untuk masuk ke dalam organisasi tersebut", penegasan Sudirman. "Saya pesimis akan kelangsungan hidup organisasi tandingan itu. Lepas pembicaraan keanggotaan RRT, sidang tahunan IBF yang akan berlangsung di Hotel Erawan Bangkok. 2 dan 3 Juni depan akan masuk dalam perdebatan lain yang tak kalah hangatnya: membahas acara pergantian pimpinan IBF. Dan pertarungan seru akan terjadi dalam mengisi lowongan Sekjen IBF yang bakal ditinggalkan Herbert A.E. Scheele. Karena untuk menempati jabatan ini terdapat 2 calon: Teh Gin Sooi diusulkan oleh Persatuan Bulutangkis Malaysia (BAM ) dan BAT - serta H. Valken - dipromosikan oleh Dewan Pengurus IBF. "Saya kira Teh Cin Sooi tidak akan terpilih'?, ramal Sudirman atas diri tokoh Bulutangkis Malaysia yang terkenal gigih menyokong keanggotaan tunggal RRT dalam IBF itu."Sebagaimana lazimnya pemilihan terdahulu, calon yang terpilih itu biasanya adalah tokoh yang diusulkan Dewan Pengurus IBF". Dikaitkan dengan kemungkinan gagalnya RRT dalam mengisi kursi China dan akan tersisihnya Teh Gin Sooi di pertarungan, tampaknya kelahiran Federasi Bulutangkis Internasional tandingan yang diintrodusir RRT tidak akan terelakkan. Kalau organisasi tandingan itu tidak jalan, Indonesia yang katanya tak mau ikut ke sana boleh senang. Tapi bagaimana kalau ternyata yang tandingan itu kemudian berhasil?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus