USAHA mendudukan RRT tanpa berdampingan dengan Taiwan--dalam
Federasi Bulutangkis Internasional(IBF) tampak masih akan lewat
perdebatan yang panjang.Mengingat ketegaran sikap RRT yang
menolak adanya 2 perwakilan Cina dalam induk olahraga
internasional itu.
Dalam sidang tahunan IBF, pertengahan 1975 RRT sempat meraih
kesepakatan peserta rapat -- 49 suara setuju, 35 menolak, dan 3
blanko -- untuk persetujuan keanggotaannya. Tapi kemenangan itu
tidak dengan sendirinya memenuhi keingihan RRT. Sebab untuk
mengeluarkan Taiwan dari federasi dibutuhkan kata mufakat 3/4
peserta sidang (fasal 16 b, Anggaran Dasar IBF). Dan buat
mencapai ketentuan Anggaran Dasar tersebut, RRT masih kekurangan
6 suara penyokong tambahan .
Gagal memenuhi keinginan dalam forum sidang tahunan IBF itu, RRT
lalu memainkan peranan lain dalam saluran Konfederasi
Bulutangkis Asia (ABC) Melalui tangan ABC tersebut. RRT mcncoba
menekan IBF lewat petisi. Di dalam petisi itu mereka teriakan
keinginan anggota-anggota ABC untuk menarik diri dari kegiatan
All England. Ancaman itu ternyata bukan sekedar gertak semata.
Bertepatan dengan kejuaraan All England 1976, Maret lampau ABC
pun mengorganisir suatu turnamen 'tandingan': Invitasi
Bulutangkis Asia. Invitasi ini memang memutar perhatian dunia ke
Bangkok. Tapi juga melahirkan suatu pandangan tidak simpatik di
mata negara-negara Bulutangkis Eropa--pemegang saham suara
terbesar dalam IBF. "Saya jadi pesimis RRT bisa masuk dalam IBF.
Mengingat ABC Promotor Pemasukan RRT --telah mengambil sikap
konfrontatif secara terbuka", komentar Ketua Umum Sudirman.
Tapi RRT bukan tak lihay menghadapi persoalan serupa.
Kemungkinan kurang simpatinya negara-negara Eropa terhadap RRT
atas sikap konfrontatif ABC yang didalanginya itu kelihatan
telah ifikirkannya dengan matang. Mclalui jangkauan pengaruh ABC
dalam sidang tahunan IBF lalu RRT telah mendesakkan pemindahan
tempat permusyawarahan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah IBF,
tempat itu pindah dari London ke Bangkok. Pemindahan ini
diharapkan akan melicinkan jalan bagi RRT ke dalam forum IBF
tanpa harus berdampingan dengan Taiwan. Namun? "jangan dikira
wakil-wakil Eropa itu tidak akan datang semua", tambah Sudirman
mengungkap hasil pembicaraannya dengan tokoh-tokoh Bulutangkis
Eropa di london, Oktober lampau. "Keinginan untuk menyaksikan
perebutan Piala Thomas juga merupakan faktor pendorong
tersendiri bagi mereka buat hadir di Bangkok".
Melihat peranan dan pengaruh RRT dalam persoalan ini, perdebatan
sengit antara kelompok pendukung keanggotaan tunggal RRT dan
kelompok penyokong Taiwan tampak tak akan terelakkan.
"Kemungkinan berhasilnya RRT masuk IBF dalam sidang nanti masih
fifty-fifty " ramal Sudirman . Perkiraan itu ditopang oleh
laporan Sekretaris Komite Olympiade, Soeworo yang dibebani tugas
sebagai 'duta' Bulutangkis ke negara-negara Eropa. "Tokoh
Bulutangkis di Londom Glasgow. dan Stockholm menyatakan sangat
tersinggung dengan sikap konfrontatif ABC. Mereka tidak akan
memberikan konsesi apa pun pada sidang tahunan IBF di Bangkok,
nanti", tulis Soeworo dalam telegramnya kepada KONI Pusat.
Tersirat dari kawat Soeworo itu. kelompok negara Eropa kelihatan
tidak ingin mengorbankan Taiwan--yang jadi anggota IBF sejak
1957 tanpa melalui prosedur yang berlaku.
Liku-liku permainan semacam itu bukan tak terfikir oleh grup
pendukung RRT. Misalnya tokoh Bulutangkis Muangthai, Charoen
Wattanasin, yang tahun lalu gagal mendesakkan pemungutan suara
lewat usulnya: 1 negara, 1 suara. Ia kini kembali secara resmi
melalui Persatuan Bulutangkis Muangthai (BAT) - memasukkan
persoalan ke dalam agenda sidang. Perubahan fasal 8 c, Anggaran
Dasar IBF itu disokong pula oleh Persatuan Bulu tangkis Nepal
(NBA) dan Federasi Bulutangkis Belgia (FBB). "Secara pribadi
saya tidak setuju dengan usul itu", kata Sudirman. Dalihnya
adalah masalah pembayaran kontribusi untuk IBF, yang
berbeda-beda untuk masing-masing negara anggota. "Usul tersebut
terus terang merugikan Indonesia".
Tapi Indonesia--saat ini mempunyai 3 suara --- tidak terlalu
tegar dalam pendapat. Jalan keluar yang diancar-ancar adalah:
fasal 8 c (iii) Anggaran Dasar IBF ( mengenai penambahan 1 suara
untuk setiap anggota yang telah pernah ikut dalam kompetisi
Kejuaraan Bulutangkis Internasional) setuju untuk dihapuskan.
Fasal 8 c(ii)(tentang penambahan 1 suara untuk setiap anggota
yang memiliki minimal 10.000 pemain aktif) tidak usah
dihilangkan, tapi persyaratannya dinaikkan 50.000 orang. Fasal 8
c (i) (untuk setiap afiliasi 1 suara) tetap dipertahankan.
"Kalau usul ini diterima sidang, maka Indonesia - juga Denmark
dan Inggeris -- akan memiliki 2 suara dalam setiap pemungutan".
Lanjut Sudirman.
Mendepak
Adakah dengan usul "1 negara, 1 suara" yang-diajukan BAT
permasalahan keanggotaan RRT akan licin dengan sendirinya?
"Belum tentu akan memenuhi quorum juga", tambah Sudirman.
Perhitungan itu didasarkannya perimbangan kekuatan dalam IBF.
Seandainya semua anggota -- 54 Persatuan Bulutangkis -- hadir di
Bangkok. maka ABC -- yang menghimpun 19 negara akan memerlukan
tambahan 22 suara untuk mendepak Taiwan. Meski jalan yang bakal
ditempuh RRT cukup-- berkerikil, Taiwan -- diperkirakan
Pemerintah Muangthai tidak akan memberikan visa pada delegasi
mereka-- bukan tak mengambil ancang-ancang penyelamatan. Sejak
awal Mei lampau mereka telah mendekati beberapa negara untuk
minta sokongan dalam musyawarah nanti. "Tak ada satu alasan pun
yang dapat dipakai untuk menyingkirkan Taiwan dari federasi",
demikian pandangan Persatuan Bulutangkis Taiwan (TBA) dalam
lampiran surat Sekjen TBA She FU Chang kepada Sudirman,
membeberkan kepatuhannya sebagai anggota IBF selama 18 tahun.
Karena itu, "kami mengharap dukungan dari anda".
Permohonan Taiwan mungkin agak sulit akan dipenuhi Indonesia.
Mengingat pada prinsipnya Indonesia menenma RRT sebagai suatu
kenyataan.Bila perlu dengan pengorbanan Taiwan, sejauh itu
dilakukan melalui prosedur yang disepakati sidang", kata
Sudirman. Kendati demikian Sudirman bukan tak memberi jalan
keluar untuk Taiwan. Ia menganjurkan agar embel-embel Republik
Cina dari Persatuan Bulutangkis-nya dicoret saja. "Bila cara ini
dipergunakan Taiwan mungkin mereka akan bisa diterima oleh
semuafihak", lanjut Sudirman. Dan. RRT belum tentu pula akan
menolak mereka, jika memakai nama Taiwan saja". Perkiraan
Sudirman itu didasarkan atas dimungkinkannya keanggotaan lebih
buat satu negara dengan dalih luasnya daerah tidak memungkinkan
mereka untuk melakukan pengawasan terhadap perkembangan
Bulutangkis secara efektif. "Wales, misalnya toh mereka tidak
tergabung dalam Persatuan Bulutangkis United Kingdon (Inggeris
Raya)."
Pesimis
Usul yang diajukan itu mungkin agak berat untuk dilaksanakan
Taiwan. Sebab pencantuman Republik Cina itu menyangkut
kebanggaanya sebagai 'negara' . Sekiranya Taiwan menampik keras
penghapusan nama Republik itu persoalan RRT juga tidak dengan
sendirinya selesai. Dan RRT, yang sudah-- menduga kesempatannya
untuk duduk sebagai anggota tunggal dalam IBF menipis, tampil
dengan ide baru yang mengagetkan: membentuk Federasi Bulutangkis
Internasional tandingan. Dilansir dalam pertemuan kelompok ABC
di Bangkok, Maret lahl usul itu ternyata mendapat tantangan dari
fihak Indonesia. "Seandainya berhasil pembentukan badan
tandingan itu -tentunya bila RRT gagal masuk IBF--Indonesia akan
menolak untuk masuk ke dalam organisasi tersebut", penegasan
Sudirman. "Saya pesimis akan kelangsungan hidup organisasi
tandingan itu.
Lepas pembicaraan keanggotaan RRT, sidang tahunan IBF yang akan
berlangsung di Hotel Erawan Bangkok. 2 dan 3 Juni depan akan
masuk dalam perdebatan lain yang tak kalah hangatnya: membahas
acara pergantian pimpinan IBF. Dan pertarungan seru akan terjadi
dalam mengisi lowongan Sekjen IBF yang bakal ditinggalkan
Herbert A.E. Scheele. Karena untuk menempati jabatan ini
terdapat 2 calon: Teh Gin Sooi diusulkan oleh Persatuan
Bulutangkis Malaysia (BAM ) dan BAT - serta H. Valken -
dipromosikan oleh Dewan Pengurus IBF. "Saya kira Teh Cin Sooi
tidak akan terpilih'?, ramal Sudirman atas diri tokoh
Bulutangkis Malaysia yang terkenal gigih menyokong keanggotaan
tunggal RRT dalam IBF itu."Sebagaimana lazimnya pemilihan
terdahulu, calon yang terpilih itu biasanya adalah tokoh yang
diusulkan Dewan Pengurus IBF".
Dikaitkan dengan kemungkinan gagalnya RRT dalam mengisi kursi
China dan akan tersisihnya Teh Gin Sooi di pertarungan,
tampaknya kelahiran Federasi Bulutangkis Internasional tandingan
yang diintrodusir RRT tidak akan terelakkan. Kalau organisasi
tandingan itu tidak jalan, Indonesia yang katanya tak mau ikut
ke sana boleh senang. Tapi bagaimana kalau ternyata yang
tandingan itu kemudian berhasil?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini