AWAL kegoncangan kedudukan Rudy Hartono (26 tahun) sebagai
pemain nomor wahid di dunia, sesungguhnya telah bermula dengan
kekalahannya dari Svend Pri (12-15,15-5, dan 15-17) di final
Piala Thomas, Juni 1973 . Kegoncangan itu makin
menggonjang-ganjing ketika la harus memeras tenaga untuk
menghentikan pertarungan yang alot dari Punch Gunalan (8-15,
15-6, dan 15-10) di final All England 1974. Sejak saat itu orang
mulai cemas dengan daya tahan Rudy yang jempolan itu dan
ternyata benar. Dalam pertarungan akhir All England 1975, Rudy
dibikin tak berkutik oleh Pri dengan meyakinkan: 11-15 dan
14--7.
Lepas kekalahan terakhir itu, niat Rudy untuk menuntut balas
dari Pri belum kesampaian. Dalam pertarungan di All England
kemarin, keinginan Rudy itu dipatahkan oleh Liem Swie King yang
menyetop ketrampilan Pri di semi-final. "Bukankah All Indonesian
Final juga merupakan target kita?", ujar Rudy sewaktu ia ditanya
oleh wartawan olahraga di gedung KONI mengenai gagalnya
pertarungan 'balas dendam" yang diharapkannya.
Tapi serentak dengan kemenangannya atas King (15-7 dan 15-7)
yang mengantar dirinya sebagai Juara All England 8 x itu, tanda
tanya bukan sama sekali lenyap dari prestasinya. Apalagi dalam
test trial antar pemain Piala Thomas, Jumat 14 Mei lampau. ia
tak mampu mempertahankan keunggulannya terhadap lawan yang sama.
Perlawanannya dipatahkan King dengan marathon set: 15-12, 6-15
dan 5-15. Kekalahan itu akan tampak sebagai suatu yang luar
biasa, jika mata tak awas mengamati permainan Rudy malam
tersebut. Sesuatu kelainan kelihatan telah merongrong
ketrampilannya. Kecepatan gerak kaki kirinya agak lamban dari
biasanya seolah ada sesuatu yang tak beres di situ.
Dalam turnamen Piala Thomas minggu ini, team Indonesia tak syak
lagi akan berhadapan dengan regu Denmark di final. Dan Rudy -
kecuali terjadi hal-hal di luar dugaan - bakal bersua dengn Pri
di lapangan. Kejadian itu sekaligus merupakan kesempatan bagi
dirinya untuk mengambil revans. Di bandar udara Halim Perdana
Kusuma, Minggu 3 Mei petang, Rudy masih sempat menjawab
pertanyaan TEMPO.
Tanya: Siapakah lawan terberat yang bakal dihadapi Indonesia?
Jawab: Denmark.
T: Apakah Anda yakin, Indonesia bisa menang 9-O atas Deamark?
J: Maunya kita begitu. Karena siapa sih yang mau kehilangan 1
angka kemenangan?.
T: Jika ketemu Svend Pri, apakah anda yakin akan menang?
J: Saya rasa tak ada orang yang mau kalah. Termasuk saya.
T: Bagaimana kira-kira kans anda?
J: Fifty-fifty. Karena dalam suatu pertandingan, faktor siapa
yang mengambil inisiatif dulunn mengendalikan permainan sangat
menentukan. Kali ini saya akan berusaha untuk memegang inisiatif
itu lebih dulu dari lawan.
T: Dalam test trial lalu gerak kaki kiri anda tampak lain
dibanding permainan anda di waktu lampau. Adakah sesuatu
kelainan dengan kaki kiri anda itu
J: Tajam sekali pengamatan anda. Sekarang kondisi saya sudah
fit. Tapi,jangan lupa, do'akan agar kami menang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini