Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Rudy, Sampai Bandar Halim

Kedudukan Rudy Hartono sebagai pemain nomor wahid di dunia telah goncang sejak 1973. Wawancara Tempo dengannya tentang lawan terberat dalam turnamen piala thomas dan kondisi serta kans dirinya. (or)

29 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AWAL kegoncangan kedudukan Rudy Hartono (26 tahun) sebagai pemain nomor wahid di dunia, sesungguhnya telah bermula dengan kekalahannya dari Svend Pri (12-15,15-5, dan 15-17) di final Piala Thomas, Juni 1973 . Kegoncangan itu makin menggonjang-ganjing ketika la harus memeras tenaga untuk menghentikan pertarungan yang alot dari Punch Gunalan (8-15, 15-6, dan 15-10) di final All England 1974. Sejak saat itu orang mulai cemas dengan daya tahan Rudy yang jempolan itu dan ternyata benar. Dalam pertarungan akhir All England 1975, Rudy dibikin tak berkutik oleh Pri dengan meyakinkan: 11-15 dan 14--7. Lepas kekalahan terakhir itu, niat Rudy untuk menuntut balas dari Pri belum kesampaian. Dalam pertarungan di All England kemarin, keinginan Rudy itu dipatahkan oleh Liem Swie King yang menyetop ketrampilan Pri di semi-final. "Bukankah All Indonesian Final juga merupakan target kita?", ujar Rudy sewaktu ia ditanya oleh wartawan olahraga di gedung KONI mengenai gagalnya pertarungan 'balas dendam" yang diharapkannya. Tapi serentak dengan kemenangannya atas King (15-7 dan 15-7) yang mengantar dirinya sebagai Juara All England 8 x itu, tanda tanya bukan sama sekali lenyap dari prestasinya. Apalagi dalam test trial antar pemain Piala Thomas, Jumat 14 Mei lampau. ia tak mampu mempertahankan keunggulannya terhadap lawan yang sama. Perlawanannya dipatahkan King dengan marathon set: 15-12, 6-15 dan 5-15. Kekalahan itu akan tampak sebagai suatu yang luar biasa, jika mata tak awas mengamati permainan Rudy malam tersebut. Sesuatu kelainan kelihatan telah merongrong ketrampilannya. Kecepatan gerak kaki kirinya agak lamban dari biasanya seolah ada sesuatu yang tak beres di situ. Dalam turnamen Piala Thomas minggu ini, team Indonesia tak syak lagi akan berhadapan dengan regu Denmark di final. Dan Rudy - kecuali terjadi hal-hal di luar dugaan - bakal bersua dengn Pri di lapangan. Kejadian itu sekaligus merupakan kesempatan bagi dirinya untuk mengambil revans. Di bandar udara Halim Perdana Kusuma, Minggu 3 Mei petang, Rudy masih sempat menjawab pertanyaan TEMPO. Tanya: Siapakah lawan terberat yang bakal dihadapi Indonesia? Jawab: Denmark. T: Apakah Anda yakin, Indonesia bisa menang 9-O atas Deamark? J: Maunya kita begitu. Karena siapa sih yang mau kehilangan 1 angka kemenangan?. T: Jika ketemu Svend Pri, apakah anda yakin akan menang? J: Saya rasa tak ada orang yang mau kalah. Termasuk saya. T: Bagaimana kira-kira kans anda? J: Fifty-fifty. Karena dalam suatu pertandingan, faktor siapa yang mengambil inisiatif dulunn mengendalikan permainan sangat menentukan. Kali ini saya akan berusaha untuk memegang inisiatif itu lebih dulu dari lawan. T: Dalam test trial lalu gerak kaki kiri anda tampak lain dibanding permainan anda di waktu lampau. Adakah sesuatu kelainan dengan kaki kiri anda itu J: Tajam sekali pengamatan anda. Sekarang kondisi saya sudah fit. Tapi,jangan lupa, do'akan agar kami menang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus