NAPAS klub Bangka Billiton Sport Association (BBSA) Tama sudah
pernah sampai di tenggorokan. Tanda S.O.S. (Selamatkan Jiwa
Kami) yang mereka kirimkan ke alamat PT Astra International
ternyata tak mendapat tanggapan. "Terpaksa para pemain saya
pulangkan," kata Joseph Lukito, pimpinan BBSA Tama. Ia pun sudah
menulis surat kepada PSSI bahwa klubnya tidak bisa lagi
mengikuti kompetisi Galatama putaran kedua.
Bubar? Ternyata belum. Pekan lalu Herlina Kasim, seorang
pengusaha, menyelamatkan nasib BBSA Tama lewat injeksi pemain
dan dana, serta akan diusahakannya untuk bisa mengikuti terus
kompetisi Galatama. Ny. Kasim ini dulu dikenal sebagai pahlawan
Trikora (Irian Parat) yang mendapat Pending Emas.
"Kapan saja pengurus PSSI memberi izin, kami siap untuk
bertanding," ujar Herlina. BBSA Tama baru menyelesaikan 13
pertandingan dengan hasil 2 kali menang dan 11 kali kalah. Klub
lain, misalnya Pardedetex, sudah main 21 kali.
Tampaknya tak mudah untuk menyesuaikan kembali jadwal kompetisi.
"Perlu didengar dulu pendapat klub-klub lain. Karena ikut
sertanya kembali BBSA Tama akan mempengaruhi jadwal yang sudah
ada," kata Sekjen PSSI, Hans A. Pandelaki. BBSA Tama, sesuai
dengan permintaan sebelumnya, sama sekali tidak termasuk daftar
pertandingan putaran kedua. "Tentang hidupnya kembali mereka tak
ada persoalan."
Tak hanya wajah pemain yang berubah dalam BBSA Tama. Juga
pengurusnya berganti. Lukito menyerah kan sepenuhnya
kepengurusan klub kepada Herlina. Para pendiri terdahulu "sampai
sekarang tidak ada yang menyatakan keberatan," cerita Ny. Lukito
yang mengutip suaminya.
BBSA Tama, yang sebelumnya mangkal di Jakarta, selanjutnya akan
bermukim di Cirebon. "Sesuai dengan anjuran PSSI agar home base
klub Galatama tidak hanya berkumpul di Jakarta," lanjut Herlina.
Pengurus BBSA Tama gaya baru sudah mendaftarkan 16 orang --
semuanya pemain klub (amatir) Caprina yang Januari lalu
mengikuti kejuaraan nasional antar klub Piala Soeharto. Pemain
lama, dan pernah tenar, seperti Slamet Pramono dan Hartono tak
lag dipakai.
Sebelum dengan BBSA Tama, Herlina telah menolong Cahaya Kita.
Tapi setelah dua bulan, berakhir kerjasama mereka 4 Februari.
Selama bekerja sama dengan Cahaya Kita, yang keadaannya juga
gawat, antara lain Herlina telah mengeluarkan biaya untuk
bertanding melawan Pardedetex di Medan, dan ongkos melawan
Jayakarta di Bogor. Kaslan membenarkan adanya bantuan tersebut.
"Itu logis sebagai pimpinan," ujar Kaslan Rosidi, pimpinan
Cahaya Kita. Tapi hubungan antara Herlina dan Cahaya Kita
rupanya tidak tertuang di dalam akte notaris.
Herlina belajar dari kekeliruannya semula. Kini ia cenderung
memelihara BBSA Tama. Klub ini dalam putaran pertama lalu
menempati posisi juru kunci.
Kompetisi lanjutan Galatama tampak makin seru. Klub Jayakarta --
selama ini tak terkalahkan -- akhir Januari kesandung di kaki
pemain Perkesa 78, dan kalah 2-1. Di bawah Jayakarta, menyusul
Warna Agung dengan nilai kemenangan yang mendekat. BBSA Tama,
walaupun nanti boleh memasuki kompetisi lagi, diduga akan
membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki posisinya yang
tercecer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini