Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat sepak bola Tanah Air, Akmal Marhali, menilai bahwa PSSI perlu mengambil kebijakan selain program naturalisasi untuk membangun Timnas Indonesia. Ia menekankan pentingnya pembinaan jangka panjang oleh PSSI dalam ekosistem sepak bola Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pembinaan sepak bolanya penting. Ini mungkin pekerjaan rumah yang harus menjadi perhatian dari PSSI saat ini, karena suatu waktu tim nasional itu kan ada pasang-surutnya. Usia pemain bola itu sangat terbatas, sehingga tidak bisa kemudian hanya mengandalkan pemain yang ada saat ini,” katanya dalam peluncuran survei Indikator Politik Indonesia melalui daring pada Selasa, 5 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, penting sekali bagi PSSI untuk memperhatikan proses pembinaan di tengah euforia publik sepak bola yang terhibur dengan performa Skuad Garuda. Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia diisi mayoritas pemain naturalisasi yang notabene memiliki garis keturunan Indonesia.
“Ketika ada pergantian pelatih, maka akan ada pergantian selera pelati terhadap pemain tim nasional. Jangan sampai contohnya era Luis Milla sangat mengandalkan pemain seperti Stefano Lilipaly. Tetapi di era Shin tae-yong, pemain itu tak masuk dalam kerangka permainannya. Ini jadi PR bagi PSSI,” katanya.
Akmal menilai bahwa PSSI perlu mengantisipasi selera pelatih yang berubah sesudah era Shin Tae-yong yang kontraknya akan berakhir pada 2027. "Bagaimana PSSI menyiapkan pemain lainnya. Sebab itu, penting untuk melakukan pembinaan secara masif mulai dari sekarang. Apakah nanti terus memanggil pemain-pemain yang ada di luar negeri yang berdarah Indonesia untuk main di Timnas Indonesia, atau melihat sisi dari pembinaan usia muda,” kata dia.
Berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia, mayoritas warga Indonesia yang menjadi sampel saat ini tampak mengapresiasi kualitas permainan Timnas Indonesia. Setidaknya sekitar 80,3 persen menilai bagus atau sangat bagus performa Skuad Garuda.
Meski ada pro dan kontra, hasil survei menunjukkan sekitar 31 persen warga yang mengatakan bahwa jumlah pemain naturalisasi saat ini terlalu banyak. Tapi secara umum dengan persentase 54,5 persen tidak mempersoalkan selagi mampu meningkatkan prestasi skuad di bawah asuhan juru taktik asal Korea Selatan itu.