Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di jejaring sosial Facebook, mantan petenis putri nomor satu dunia dari Amerika Serikat, Serena Williams, mengatakan soal kekhawatirannya bila sang keponakan bisa menjadi korban berikutnya dari kebrutalan sebagian polisi di negaranya terhadap warga keturunan Afrika.
"Seperti yang dikatakan Dr Martin Luther King, 'Ada sebuah waktu ketika diam adalah pengkhianatan.' Saya tidak mau diam," kata bintang tenis dunia yang akrab dipanggil Serena ini di akun Facebook miliknya.
Salah satu petenis terbaik dunia sepanjang masa ini menceritakan peristiwa pada Selasa lalu ketika berada di dalam sebuah mobil yang dikemudikan keponakannya yang berkulit hitam seperti dirinya. Ia kemudian melihat sebuah mobil polisi di pinggir jalan.
"Saya teringat akan sebuah video mengerikan tentang seorang wanita di dalam mobil ketika seorang polisi menembak pacarnya," kata Serena. Ia mengacu pada Philando Castile, yang ditembak mati polisi, dan kemudian pacarnya mempublikasikan rekaman video insiden tersebut di Facebook Live.
"Saya menyesal tidak mengemudi sendiri. Saya tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri jika sesuatu terjadi pada keponakan saya. Dia begitu polos, demikian juga dengan yang lain," kata Serena, yang saat ini menduduki peringkat kedua dunia dalam daftar peringkat Asosiasi Tenis Wanita (WTA). GUARDIAN | NEW YORK TIMES | HARI PRASETYO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo