Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Setelah Gol Di Bucharest

Penjaga gawang kes. Italia, Dino Zoff, akan mengundurkan diri dari tim nasional, gara-gara kekalahan kes. italia ketika melawan kes. rumania dalam final kejuaraan antar negara se-eropa. (or)

30 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENIT ke-24 tim nasional Rumania mendapat hadiah tendangan bebas dari jarak sekitar 25 m di depan mulut gawang Italia. Dino Zoff mengira bola itu akan dihantamkan langsung ke arah gawang. Ternyata bola digulirhan lebih dulu ke Boloni yang kemudian menyambarnya dengan tendangan seadanya. Zoff terkecoh dan gol. Kekalahan 0-1 dari Rumania itu jelas mempersulit kedudukan juara dunia Italia untuk tampil sebagai finalis dalam Kejuaraan Antara Negara se Eropa. Kejuaraan yang sedang berlangsung dan dijadwalkan berakhir tahun depan di Prancis. Sekitar 80.000 penonton yang tumplek di stadion Bucharest tidak percaya Zoff begitu mudah ditaklukkan. Mereka beberapa detik hanya termangu menyambut kemenangan itU. Tetapi buat Italia sendiri, bola lemah yang bersarang di pojok gawang itu merupakan hina yang tiada taranya. "Juara Dunia hanya tinggal sejarah kuno. Tim yang pernah mempesona kita sudah tiada," kritik sebuah media olah raga Italia. "Kita dicampakkan dari Eropa," sambut koran lain. Sedangkan pemain satu-satunya yang menangis di lapangan cuma Dino Zoff, pahlawan yang mengantar Italia menjuarai Piala Dunia 1982. Siapa yang mengira penjaga gawang setangguh dia bisa kebobolan hanya dengan tendangan sepelan yang dilepaskan Boloni dalam pertandingan yang berlangsung 17 April itu. Italia merasa direndahkan derajatnya dengan gol itu. terpukul. "Gol itu merupakan semacam hukuman buat saya. Dan saya harus tahu apa yang sedang terjadi dan bereaksi secara tepat," ujar Dino Zoff orang yang paling merasa berdosa. Karena dia disebutkan sudah tidak becus lagi berdiri di bawah mistar. Reaksi Zoff yang berusia 41 itu dianggap terlalu lambat untuk menjadi penyelamat dari sebuah tendangan bebas. "Saya kecewa dengan kemenangan Rumania ini," tanggap Presiden Sandro Pertini sehabis menyaksikan pertarungan itu lewat tv. Presiden yang tua ini juga yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya dan berjingkrak-jingkrak ketika Italia menaklukkan Jerman Barat dalam final Piala Dunia, 9 bulan yang lalu. Kritik koran, harapan pengagumnya yang tak kesampaian dan kekecewaan seorang presiden agaknya membuat Zoff tak tahan menanggung malu. Sehari sesudah kekalahan itu dia kontan menyatakan akan mundur dari tim nasional, tim yang sudah dibelanya selama 15 tahun. "Italia harus melihat ke depan. Sedangkan saya hanyalah milik masa lalu," katanya dengan suara serak di depan wartawan. Sikap jantan penjaga gawang yang pantas dipanggil ayah oleh teman se-timnya itu berbalik mendapat pujian dari penggemarnya. Manajer tim, Bearzot, malahan berniat akan mempertahankannya sampai akhir tahun ini. Zoff yang telah mencatat 111 kali menjaga gawang tim nasional dan ikut dalam empat kali kejuaraan dunia itu, tidak mencari kambing hitam. Sekalipun dia bisa saja menyalahkan barisan belakang yang sudah diperintahkannya menjaga rapat-rapat mulut gawang. Tetapi pada saat bola ditendang tiba-tiba pagar manusia itu kocar-kacir dan membuka celah untuk bola yang disambar Boloni. Jika Zoff jadi mengundurkan diri dari tim nasional (tetapi masih tetap di klub Juventus) Italia tetap boleh bangga punya penjaga gawang seperti dia. Orang yang bisa menyelamatkan 18 dari 58 tendangan penalti. Penjlga gawang yang tinggi 180 cm ini juga yang mengkapteni Italia ketika mengalahkan Jerman dalam final Piala Dunia. Ia lebih piawai dari penjaga gawang Uni Soviet, Lev Yasin yang justru dikaguminya. Tahun 1973 terpilih sebagai pemain Eropa terbaik kedua setelah Johan Cruyff dari Belanda. Dia tidak hanya menyelamatkan gawang dengan tangan. Tetapi juga dengan kaki. Suatu ketika dalam pertandingan melawan Brazil, sebelum Revelino mengambil tendangan bebas, Zoff sudah telanjur bergerak ke samping. Maestro Revelino cepat mengarahkan bola ke arah yang berlawanan. Tetapi toh bola masih bisa diselamatkan Zoff tengan kakinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus