GEGAP gempitanya pesta olah raga ini sebenarnya dimulai dengan kehebohan akibat pemboikotan Uni Soviet dan negara-negara sahabatnya. Namun, justru karena pemboikotan itu, muncul semacam chauvinisme di Amerika Serikat yang terasa berlebihan. Sebuah ledakan perasaan nasionalisme yang cuma bisa disaingi peristiwa pendaratan Astronaut Neil Armstron di bulan, 15 tahun lalu. Bendera Amerika berkibar di hampir setiap gedung. Tidak cuma di Los Angeles, tapi Juga di seantero Amerika Serikat. Toh, ada yang mengganjal di tengah keceriaan itu. Diam-diam, batalnya Uni Soviet dan ternan-temannya ambil bagian di Olimpiade yang meriah itu tetap dirasakan sebagai kekurangan. Pasalnya, Amerika Serikat kehilangan lawan tangguh. Ini sudah tentu bisa membuahkan kesimpulan, prestasi AS di Olimpiade Los Angeles dicapai secara gampangan." Sebenarnya, tuuhan ini juga dialami Uni Soviet pada Olimpiade Moskow, tahun 1980, ketika Amerika Serikat dan sahabat-sahabatnya melakukan boikot. Dalam keadaan yang kurang lebih sama itu, muncul pertanyaan: Manakah Olimpiade yang lebih bermutu ? Jawabannya tak segera bisa diperoleh, kendati beberapa indikator bisa diperhitungkan. Sekilas, tantangan bertarung di Los Angeles memang lebih ringan bila dibandingkan dengan Olimpiade Moskow. Khususnya karena blok Uni Soviet, yang ikut memboikot Olimpiade Los Angeles, umumnya lawan-lawan tangguh. Misalnya Jerman Timur. Tapi bila diteliti rekor dunia yang dipecahkan, Olimpiade Moskow tampaknya lebih berjaya ketimbang Los Angeles. Di Moskow, 23 rekor dunia ditumbangkan - atletik 7, balap sepeda I, renang 7, menembak 3, dan angkat besi 5. Sementara itu rekor dunia yang dipecahkan di Los Angeies cuma 12 renang 10 dan atletik 2. Bila rekor Olimpiade diperhatikan, maka terlihat cukup banyak rekor Olimpiade Moskow diperbaiki di Los Angeles. Tercatat 25 rekor Olimpiade dipecahkan di Los Angeles - renang 9, atletik 15, dan angkat besi 1. Bila mau dibandingkan, rekor Olimpiade yang dipecahkan di Moskow berselisih sedikit, yaitu 23 - atletik 11, panahan 1, renang 8, dan angkat besi 3. Mencoba mencari indikatol lain, bila cabang dan jenis olah, raga yang sama diperhatikan pada pemecahan rekor, terlihat ada empat jenis olah raga yang sama dalam pemecahan rekor Olimpiade yang dapat dijadikan perbandingan antara AS dan Uni Soviet - dan juga Jerman Timur. Keempat rekor Olimpiade itu dipecahkan oleh Amerika Serikat, dan semua sebelumnya dipegang Uni Soviet dan Jerman Timur. Cabang dan Uji olah raga itu: renang gaya bebas 400 meter pria 3:51.31 atas nama Uni Soviet diperbaiki AS di Los Angeles menjadi 3:51.23 renang gaya bebas 400 meter wanita 4:08.76 atas nama Jerman Timur diperbaiki AS menjadi 4:07.10 renang gaya kupu-kupu 200 meter wanita 2.10.14 atas nama Jerman Timur menjadi 2:06.90 atas nama Amerika Serikat dan lari 400 meter wanita 48.88 atas nama Jerman Timur menjadi 48.83 atas nama Amerika Serikat. Bila perbandingan di atas diperhatikan, tampaknya wanita mempunyai andil banyak dalam mengangkat nama Amerika Serikat - tiga di antara empat. Dan atlet wanita AS pada Olimpiade memang banyak mendapat sorotan publikasi. Di samping nama besar, seperti Carl Lewis (Lihat: Box) muncul nama Mary Lou Retton dan May Decker. Mary Lou mencuat tiba-tiba di cabang senam. Sebelumnya, AS memang tidak pernah menonjol di cabang olah raga ini. Mary, gadis 16 tahun itu, langsung menduduki singgasana senam yang pernah diduduki Nadia Comaneci, pesenam Rumania yang menggemparkan itu. Publikasi tentang Mary sudah meluas sebelum ia memenangkan medali emas. Ia memang pesenam AS yang terbaik. Dalam babak penyisihan pembentukan tlm Amerika, Mary Lou memang sudah menonjol. Pesenam yang dibina pelatih Rumania yang membelot, Bela Karolyi - yang juga melatih Nadia - itu konon sudah terlihat bakatnya sejak kecil. "Ia suka jumpalitan di meja," ujar ibunya. Dan, katanya, Mary mulai berjalan jauh lebih cepat dari rata-rata anak normal. Karena itu, pada usia tujuh tahun Mary dimasukkan ke sekolah senam. Mary Decker, atlet wanita lainnya yang juga mendapat publikasi sebelum Olimpiade Los Angeles dimulai, belakangan mendapat publikasi yang buruk. Pelari andalan AS ini pada lomba lari nomor 3.000 meter terjatuh dan kehilangan peluang mendapat medali ia sendiri optimistis mendapat medali emas. Yang buruk, dengan kasar ia menuduh pelari Inggris Zola Budd menjegalnya. "Biarkan saja," bentak Mary Decker ketika Zola Budd meminta maaf. Bersamaan dengan itu arena pertandingan seperti terlanda gempa, publik Amerika menjerit bersamaan dan mengumpat habis-habisan. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Zola Budd. Decker yakin betul, Zola telah menjegalnya. "Zola Budd memotong ketika dia belum sepenuhnya melintasi saya," katanya. Sementara itu, Zola tak sadar sama sekali apa yang terjadi. Toh, setelah rekaman televisi diputar kembali, tampak Mary Decker yang mendorong Zola. Pada bagian belakang kaki Zola pun ditemukan luka bekas sepakan sepatu. Di tengah ramainya publikasi, terlihat, Mary Decker bukan cuma tidak sportif tapi juga tidak jujur. Ada kalanya publikasi bisa punya dampak buruk. Pada peristiwa Decker, chauvinisme publik AS pun jadi terlihat bopeng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini