Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Siapa lagi lawan si leher beton ?

Pertandingan tinju antara frank bruno vs mike tyson di hotel hilton, las vegas, AS, dimenangkan tyson dengan tko di ronde ke lima. tyson mengantungi bayaran us$ 8 juta, bruno mendapat us$ 3,6 juta.

4 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MIKE Tyson kembali membuktikan bahwa jotosannya masih yang terampuh dan termahal di dunia. Sabtu malam pekan lalu (Ahad pagi di Indonesia), di Hotel Hilton Las Vegas, AS, ia menghajar habis-habisan Frank Bruno. Sampai-sampai wasit Richard Steele memaksa agar Tyson menghentikan rentetan pukulannya serta menyelamatkan Bruno dari pembantaian di atas ring. Steele memutuskan kemenangan Tyson dengan TKO di ronde kelima. Pupus sudah ambisi Bruno yang ingin mengulang prestasi Bob Fitzsimmons menjadi orang Inggris kedua yang mampu menjadi juara dunia kelas berat. Fitzsimmons menjadi kampiun setelah mengalahkan James Corbet (AS) di tahun 1897. "Saya sudah berusaha sekuat mungkin. Tapi mau bagaimana lagi?" kata Bruno, seusai pertarungan. "Rasanya ini memang pertarungan yang cukup berat. Syukurlah, saya bisa menang," komentar Tyson. Ia mengakui bahwa Bruno adalah lawannya yang terberat dalam setahun belakangan ini. Bruno tak cuma mampu bertahan 5 ronde, tapi juga memberikan perlawanan yang sengit. Di ronde pertama Bruno memang sempat limbung dan mendapat hitungan wasit. Tapi setelah itu, ia bangkit dan membalas jotosan Tyson. Di ronde ke-2, ke-3, dan ke-4, Bruno malah merangsek dan berani melakukan tukar pukulan yang membuat Tyson goyah. Secara statistik, Tyson menghunjamkan 202 pukulan -- sekitar 90 pukulan bersarang di wajah dan badan Bruno. Sebaliknya Bruno juga melayangkan 170 pukulan, tapi hanya sekitar 40 pukulan yang telak mengenai lawannya. Bruno memang bertinju dengan nyali besar. Tak salah rasanya kalau ia sebelum bertarung pernah sesumbar bakal mengalahkan Tyson. Apalagi lawannya itu mempunyai berbagai jenis "malapetaka pribadi". Sebelum pertarungan, Tyson dilanda berbagai kemelut. Perceraiannya dengan Robin Givens sampai membawanya ia ke pengadilan. Konfliknya dengan bekas komanajernya, Bill Cayton. Juga tuntutan eks pelatihnya, Kevin Rooney, yang meminta kompensasi uang US$ 19 juta gara-gara di-PHK secara sepihak. Tyson juga pernah mengalami cedera tatkala mobil yang dikendarainya menghantam pohon. Itu semua menjadikan jadwal latihan Tyson terbengkalai. Akibatnya, ia, yang terakhir kali naik ke atas ring bertarung menghadapi Michael Spinks pada Juni 1988, pontang-panting menurunkan bobot badannya. Setidaknya, Tyson harus menyusutkan badannya sampai 35 kg hanya dalam beberapa bulan, agar mencapai berat idealnya sekitar 99 kg. Sementara itu, di tahun 1982 Bruno pernah punya pengalaman menyewa Tyson, yang ketika itu baru berusia 15 tahun dan masih amatir, sebagai lawan latihnya. Tahun berikutnya ia lagi-lagi menggunakan Tyson untuk menjadi "sansak hidup" selama 20 ronde . Kini pengalaman itu dijadikan bekalnya untuk menghadapi Tyson. Bruno bahkan mendengarkan petuah kuno dan melakukan puasa, tak menggauli teman "kumpul kebo"-nya, Laura Mooney, 29 tahun, selama lebih dari 4 bulan untuk menghadapi Tyson. Berbagai kerepotan dan kemelut pribadi ternyata tak membuat keampuhan tinju Tyson ikut surut. Bruno boleh bersyukur bahwa ia masih mampu bertahan 5 ronde dan tidak terjengkang-jengkang seperti 4 lawan Tyson yang terakhir -- Tyrell Biggs, Larry Holmes, Tony Tubbs, dan Michael Spinks. Malah petinju Inggris itu masih bisa menghibur diri. Bertarung melawan Tyson, ia kecipratan duit US$ 3,6 juta. Ini bayaran terbesar yang pernah diterima Bruno sepanjang kariernya sebagai petinju pro. Tentu saja upah Bruno itu tak sebanding dengan Tyson, yang mengantungi bayaran US$ 8 juta. Bahkan terlalu kecil dibandingkan dengan kekayaan Tyson yang sejak terjun ke tinju profesional di tahun 1984 sudah mengumpulkan US$ 50 juta. Usia Tyson yang 22 tahun itu diduga masih kuat untuk menjual kepalan tinjunya sekitar sepuluh tahun lagi. Selama masa itu, oleh promotor berambut kribo Don King, Tyson diperkirakan bakal mampu meraup duit sekitar US$ 150 juta lagi. Bandingkan dengan pendapatan Presiden AS George Bush yang menerima gaji hanya US$ 200.000 setahun. Tapi siapa lawan Tyson berikutnya? Promotor Don King konon sedang mempersiapkan dua petinju dalam waktu dekat ini. Yaitu: Carl "The Truth" Williams dari AS, dan juara Eropa Francesco Damiani dari Italia. Tentu saja di atas kertas mereka tampaknya tak lebih baik dari lawan-lawan Tyson yang terdahulu. Memang saat ini tak ada satu pun petinju yang mampu mengatasi keberingasan Tyson. Bahkan hanya sekadar bertahan untuk tidak KO. Betul, Tony Tucker dan James "Bonecrusher" Smith mampu bertahan selama 15 ronde di tahun 1987. Dan Tyson cuma menang angka. Tapi pertandingan itu sendiri berlangsung sangat membosankan. Tucker dan Smith hampir sepanjang ronde cuma bisa merangkul (clinch) dan lari menghindari jotosan Tyson. Jadi, siapa? Betulkah tak ada lawan yang sepadan untuk Tyson? Boleh jadi. Namun, majalah bulanan khusus tentang tinju yang paling bergengsi terbitan AS, Ring, menyodorkan 5 petinju yang kini pantas untuk menghadapi si Leher Beton. Mereka adalah: Evander Holyfield, Donovan "Razor" Raddock, Michael Dokes, George Foreman, dan Ray Mercer. Di antara kelima petinju itu, yang dianggap paling berbobot adalah Holyfield, 26 tahun. Juara dunia kelas penjelajah versi WBA ini dianggap memiliki gaya yang cocok untuk meredam keberingasan Tyson. Holyfield bertinju dengan langgam boxer, namun tiba-tiba bisa berubah menjadi fighter dalam pertarungan jarak dekat. Petinju yang tingginya sekitar 185 cm itu memang tak memiliki pukulan sekeras Tyson, tapi akumulasi dan akurasi pukulannya mengingatkan pada petinju Sugar Ray Leonard. Bahkan Holyfield pernah meng-KO Henry Tillman di ronde ke-7 pada 1987. Padahal, Tillman adalah satu-satunya petinju yang pernah mengalahkan Tyson sampai dua kali ketika mereka masih sama-sama di kancah amatir.AKS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum