Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Matinya jenderal kancil

Pengawal winnie mandela dituduh membunuh seorang anak 14 tahun: stompie moekhetsi.tapi belum terbukti. winnie menduga stompie masih hidup. winnie diisukan terlibat skandal seks dengan pengawalnya.

4 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMAKAMAN itu tak sekolosal upacara pemakaman Kaisar Hirohito. Sekitar 600 pelayat, yang kebanyakan bertelanjang kaki, mengiringi jenazah Stompie Moekhetsi di Kota Tumahole, Afrika Selatan, Sabtu pekan lalu. Tapi bukan soal pelayat itu bila matinya bocah berusia 14 tahun jadi berita dunia. Itulah soal tuduhan polisi Afrika Selatan bahwa para pengawal Winnie Mandela-lah pelaku pembunuhan. Polisi menduga, Stompie dihabisi karena ia memberikan info penting kepada pihak kepolisian bahwa Winnie terlibat skandal seks dengan seorang pengawalnya. Tapi Winnie, istri Nelson Mandela si pemimpin Kongres Nasional Afrika -- salah satu partai perjuangan kulit hitam Afrika Selatan -- membantah. Menurut Winnie, Stompie masih hidup. "Mayat membusuk yang ditemukan di Soweto itu bukan Stompie," katanya. Stompie dan dua temannya, kata Winnie, justru diselamatkan oleh para pengawalnya dari para pemimpin gereja Metodis berkulit putih yang homoseks. Dokter pribadi Winnie yang akan melakukan pemeriksaan pada diri Stompie kedapatan mati ditembak oleh dua orang tak dikenal. Belakangan terdengar kabar, dokter itu sengaja dibunuh karena menemukan bukti bahwa Stompie tewas disiksa pengawal Winnie. Tampaknya memang ada yang misterius sehubungan dengan Winnie, 53 tahun. Misalnya, sudah lama disebar-sebarkan kabar bahwa ia tak lagi dekat dengan kaumnya. Ia membangun perumahan mewah, lengkap dengan kolam renang, yang oleh kaum hitam papa disebut Istana Winnie. Dan sementara kaum hitam sedang berjuang, ia mendirikan klub sepak bola. Adapun Stompie Moekhetsi, kini ia diangkat menjadi martir. Anak ini pada usia 10 tahun ikut ditahan penguasa Afrika Selatan. Ia mendapat julukan "Jenderal Kancil", tatkala memimpin 1.500 tentara cilik di kawasan Johannesburg. Benarkah pengawal Winnie membunuh? Hingga kini belum terbukti. Bahwa polah tingkah pengawal-pengawal itu menyebabkan orang jengkel, ini memang diakui sendiri oleh seorang pemimpin Kongres Nasional Afrika yang mengasingkan diri di Zambia, yang minta agar Winnie lebih "mendisiplinkan diri". Tentang kasus Stompie, ia menyatakan: harap dipertimbangkan provokasi polisi akhir-akhir ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus