Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Spesialis Nomor Papan & Menara

Indonesia merebut semua 4 emas yang dipertandingkan dalam loncat indah Sea Games XI, Siantiningsih mendapat 2 medali dari nomor papan dan menara, 2 emas di kumpulkan Eko Setiawan & Permana Kristen.

26 Desember 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPULUH meter di atas air, tubuhnya yang semampai diam sejenak. Ia berdoa. Ia takut celaka seperti rekannya, Harli Ramayani, yang sendi siku kirinya mencuat. Alhamdulillah sampai loncatan terakhir di kolam renang University of Life, Manila, keadaannya mulus saja. Dan Siantiningsih, 21 tahun, mendapat dua medali emas, dari nomor papan dan menara. Dua emas lagi dikumpulkan oleh Eko Setiawan (menara) dan Permana Kristen (papan). Jadi Indonesi menyapu bersih semua empat emas yang diperebutkan dalam loncat indah SEA Games 1981-naik dari tiga emas yang diperoleh Indonesia dua tahun sebelumnya. Semula Siantiningsih paling takut di antara peloncat indah yang ada. "Rasanya ngeri, serem. Saya selalu pegangan, tubuh kayak mau jatuh," kata Siantiningsih, mahasiswi IKIP Jakarta, jurusan Pendidikan Olahraga & Kesehatan tingkat III. Dua minggu menjelang PON X (September) barulah ia merasa mantap meloncat dari menara setinggi 10 m itu. Ia masuk kolam renang agak terlambat, ketika umur 13 tahun. Adalah pelatihnya dari klub Tri Cakti Semesta, Oie almarhum, yang meminta ia pindah ke loncat indah. Ketika meninggalkan Semarang tahun 1977, ia sudah mampu salto kontra, salto belakang dan ke depan satu setengah kali. Dan ia diterima di SMA Ragunan. Di Jakarta, ia dilatih Mochtar Yasin yang tegas dan disiplin. Kedisiplinan itulah yang membuatnya mampu salto kontra, salto ke dalam, ke belakang dan ke depan dua setengah kali. Ia juga sudah bisa sekrup (memuur badan). Berlatih 6 jam sehari, pagi sore. Cedera pun sudah dialaminya. Apa komentar pelatihnya? "Siantiningsih tak sebagus dan seberani Harli," kata Yasin. Harli, jika tak mengalami kecelakaan pada loncatan ke-5, diduga pada nomor menara bisa menggondol emas. "Saya masih mau loncat," kata Harli. Cedera itu sudah biasa baginya. Menjelang PON lalu tangan kanannya juga perlu dirawat dokter. Tapi kali ini agak berat. Rencana Yasin setelah SEA Games ialah setiap peloncat akan digembleng pada nomor papan dan menara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus