Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sponsor Mundur

Pemasukan uang dari sponsor pada grand prix xviii kecil, sponsor menilai waktu pelaksanaannya tidak tepat. peserta asingpun berkurang karena berdekatan waktunya dengan kejuaraan international lainnya. (or)

22 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA sponsor yang ada hubungan dnan dunia balap kendaraan bermotor tak lagi seroyal dulu. Untuk Grand Prix XVIII pekan lalu, misalnya, hanya perakit mobil Toyota yang berani menyumbang. "Hal ini tidak terlepas daripada situasi moneter dewasa ini," kata Ketua Panitia Penyelenggara, drs. Slamet Soekardi. Ia tak lupa membeberkan bahwa pemasukan dari sponsor tahun 1975 berjumlah Rp 21 juta, tapi kini Rp 5 juta saja. Tapi Grand Prix ini yang diselenggarakan di sirkuit Ancol, Jakarta, ternyata juga tidak tepat waktunya bagi pihak sponsor. Misalnya, bagi PT Padajadi Corporation Ltd, penyalur minyak pelumas TMT dengan konsumen utama instansi 'non swasta'. Jada Kuswara, penasihat teknik perusahaan itu menyebut Desember adalah saat yang kurang kena untuk melancarkan promosi. Ia berpedoman pada permulaan tahun anggaran, April, di instansi pemerintah. Tak hanya itu. Juda juga mengeritik cara kerja panitia. "Sponsor utama kadang-kadang tidak mendapat tempat yang layak untuk pemasangan spanduk atau bendera," katanya. TMT pernah mensponsori Sunday Afternoon Race, Tugu Muda Race, Enduro Race, dan terakhir Trans Sumatera Rally 1979 yang ditunda pelaksanaannya. Ia menambahkan bahwa selama ini hasil promosi yang diperolehnya dari arena balap masih seimbang dengan biaya, Namun dari arena balap efek promosi ditaksirnya cuma 20%. Sisanya diperoleh dari kontak langsung dengan konsumen. Misalnya, melalui pameran kendaraan bermotor. Bambang Widagdo dari PT Tjipta Niaga, penyalur minyak pelumas Valvoline juga mengritik cara kerja panitia yang berhubungan dengan soal promosi seperti yang dikemukakan Juda. Pengeluarannya untuk Grand Prix sekali ini karena penundaan Trans Sumatera Rally, tak bisa banyak. PT Tjipta Niaga mengeluarkan Rp 3 juta untuk mensponsori Trans Sumatera Rally, dibandingkan dengan sponsor utama TMT yang menanamkan uang sebesar Rp 15 juta. "Secara bisnis penundaan memang merugikan," kata Juda. Trans Sumatera Rally ditunda atas instruksi Menteri Perhubungan. Sebagai penggantinya bagi sponsor, Maret depan kan diselenggarakan ASEAN Rally. Beda dengan perusahaan lain, perakit motor seperti Yamaha, Suzuki dan Honda masih antusias. Apalagi nomor perlombaan motor di Grand Prix Indonesia masuk kalender Federasi Motor Internasional (FIM). "Masing-masing perakit itu menyumbang Rp 1 juta," kata Sekjen Panitia Penyelenggara, Mochtar Latief. Peserta asing berkurang, menurut Mochtar, karena acara Grand Prix Indonesia berdekatan waktunya dengan kejuaraan internasional, baik di Australia maupun di Daytona, Amerika Serikat, terutama menyangkut pembalap motor. "Pembalap mobil, saya tidak tahu," lanjutnya. Persoalan yang dihadapi Ikatan Motor Indonesia (IMI) bukan itu saja. Tokoh balap, Pontjo Soetowo, melihat ke-engurusan sekarang kurang lincah. "Untuk mengatasi itu akan dibentuk Komisi Olahraga IMI yang nanti mengorganisir semua kegiatan," kata Slamet Soekardi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus