MUTU turnamen Sarung Tinju Emas (STE) sudah menyedihkan.
Tigapuluh prosen dari 102 peserta yang ambil bagian di Jayapura
Maret lalu bukan kelas yang patut untuk naik ring STE. Padahal,
menurut Ketua Komisi Teknik Pertina, Benny Tandiono, petinju
yang boleh ikut STE seharusnya yang pernah terjun di kejuaraan
nasional, paling tidak pernah meraih medali perunggu, atau
atlit yang dapat rekomendasi dari Pengda Pertina.
Memang "dari dulu mutunya selalu begitu," kata jurubicara
Pertina, Sumohadi Marsis. "Brengsek terus." Tapi Sondang
Meliala, Ketua Departemen Olah r,lga PWI Pusat, lembaga yang
mencetuskan gagasan STE mengatakan bahwa tidaklah benar brengsek
secara keseluruhan. "Ini terjadi di Irian Jaya saja," bantahnya.
"Mungkin lantaran Pertina lagi sibuk menghadapi persiapan ke
Piala Raja di Bangkok dan kejuaraan tinju di Paris." Untuk Piala
Raja, Pertina mempersiapkan Herry Maitimu, Charles Thomas, Johny
Riberu, dan Minarto semuanya petinju nasional. Dan mereka tak
bisa muncul di STE IV, Jayapura. Sedang di Bangkok pekan lalu
mereka kalah pula.
Pertina, organisasi yang mengurusi masalah teknis STE, tampak
menyadari kecolongan mereka dalam persyaratan. "Nanti akan saya
pertajam Iagi persyaratannya," kata Benny Persyaratan baru itu
direncanakannya akan dibicarakan dalam Kongres Pertina di Ambon
nanti. Ia mengakui bahwa ada beberapa Pengda Pertina yang masih
serampangan menentukan mutu petinjunya. Tapi ia tidak
menyebutkan Pengda mana yang berlaku begitu. "STE bukanlah
tempat buat mencari pengalaman atau pembibitan. Melainkan
tempat bertarungnya petinju paling top. Jadi, kalau ada yang
mengirim petinjunya untuk cari pengalaman di STE, itu tidak
saya benarkan."
Bagaimana dengan STE IV? "Sebetulnya," lanjut Benny, "jeleknya
kelewatan banget, jadi semuanya kelihatan jelek." Benny mengakui
bahwa memang ada beberapa Pengda yang mengirim petinju sesuai
dengan persyaratan yang diminta. Misalnya, Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Timur dan Maluku. "Dari kenyataan ini kita bisa melihat
bagaimana keaktifan mereka," tambah Benny. "Kita jadi tahu,
Pengda ini atau itu impoten atau tidak."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini