Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sukses Yang Bernoda

Serba-serbi olimpiade 1980 di Moskow. Ternyata kontingen soviet sangat unggul. para jurinya pandai bermain tapi mengundang banyak protes.

9 Agustus 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK pelak lagi lambang palu arit dengan bintang satu, bendera Uni Soviet, paling sering dikerek di tian pcnghormatan bagi pemenang. Walaupun Amerika Serikat dan banyak negara lain memboikotnya, Olympiade XXII yang baru saja berakhir di Moskow jelas merupakan arena kemenangan Soviet. Dalam daftar pengumpul medali, Soviet jauh berada di atas Jerman Timur, yang menempati urutan kedua. Tapi sukses Soviet itu tak lepas dari noda. Terutama caranya menyelenggarakan olympiade 80 ini kurang bersih, dan menimbulkan banyak protes. Semula ricuh dalam cabang judo, hingga lima negara peserta (Inggris, Kuba, Cekoslowakia, Meksiko dan Yugoslavia) keluar. Kemudian ribut di cabang senam hingga bintang Rumania, Nadia Comaneci, seenaknya dinyatakan kalah supaya atlet Soviet menang. Tak kuranr menarik adalah kasus penjurian atletik. Di sini 'barisan berjaket merah ' (yang seharusnya mengawasi pertandingan) semula ditiadakan. Maka para juri Soviet selama lima hari perlombaan bertindak leluasa. Setelah sering disinyalir para juri Soviet memberikan keuntungan pada atlet sendiri, barulah Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF) menghadirkan kembali tim jury of appeal yang mengenakan jaket merah di lapangan. Tim juri IAAF itu yang terdiri dari 19 orang semula terpaksa ditarik atas permintaan pihak tuan rurnah, dngan alasan petugas Soviet cukup mampu. ATLETIK Para juri Soviet, misalnya, sempat bermain supaya Jaak Uudmae menjuarai nomor lompat jangkit putra. Sedang sembilan dari 12 lompatan yang dilakukan karnpiun Soviet Uudmae terkena diskualifikasi. Prestasi Uudmae 17,35 m. Juri domestik berlaku ketat terhadap atlet Australia, Ian Campbell, yang berhasil mencapai kejauhan 17.50 m. Lompatan Campbell mereka nyatakan diskualifikasi. Padahal dalam film yang dibuat oleh seorang juru kamera Inggris tampak lompatan Campbell bersih sekali. Juga menjadi perbincangan tentang penjurian lempar cakram dan lempar lembing Kedua nomor ini juga dimenangkan oleh atlet Soviet. Pemegang medali emas lempar lembing Dainis Kula sebetulnya tak berhak menang. Karena tiga lemparan yang dilakukannya di awal perlombaan tak memenuhi syarat. Tapi juri Soviet hanja menyalahkan dua lemparan pertama saja. Dalam perebutan medali di lempar cakram juga kemenangan Viktor Rasschupkin, sang juara dari Soviet, tak menyakinkan. Mengenai tak disangsikannya. Barisan berjaket merah! semula menurut sumber IAAF, konon karena ambisi Adriaan Paulen yang ingin terpilih lagi sebagai Ketua IAAF. Paulen berharap mendapatkan dukungan kelompok Soviet dalam Kongres IAAF di Roma, 1981. Atlet Soviet tak berdaya dalam lomba lari jarak pendek, menengah serta jauh. Persaingan menarik dan menegangkan memang tak terlihat di semua nomor. Mengingat kampiun dari AS serta Jerman Barat tak turun. Tapi lomba 800 m dan 1.500 m cukup menarik. Di nomor jarak menengah ini saling bersaing Steve Ovett dan Sebastian Coe, keduanya pelari Inggris dan punya kemampuan seimbang. Co semula berharap bisa menjuarai keda nomor itu. Ternyata Ovett mendapat emas dari nomor 800 m. sedang Coe berhasil pada lomba 1.500 m. Pertarungan di nomor jarak jauh adalah antara Miruts Yifter (Ethiophia) dan Lasse Viren (Finlandia). Dalam lomba ini kedua negara menempatkan tiga dan dua pelari masing-masing. Maksudnya untuk saling mengacau strategi lawan dengan maju silih berganti ke depan. Ternyata tim Ethiopia dengan tiga pelari lebih unggul. Dalam putaran terakhir, 150 m menjelang garis finish, Yifter berkat dukungan kawannya berhasil melewat tanpa diduga Viren. Rekornya 27 menit 42,7 detik--20 detik lebih lamban dari prestasi dunia Henry Rono dari Kenya. Medali emas lomba 10.000 m ini ditunggu Yifter empat tahun lamanya. Dalam Olympiade XXI di Montreal, 1976, ia tak ikut karena Ethiopia bersama 27 negara Afrika lainnya waktu itu memboikot. Juara Olympiade XXI adalah Viren. Tapi untuk mata lomba atletik putri, baik lari maupun nomor tolak dan lempar, Soviet terbukti tangguh. Nadezhda Olizarenko, misalnya, berhasil mempergangnya bersama Tatyana Kazankina, juga dari Soviet. Waktu tempuh Olizalenko sekarang 1 menit 53,5 detik (rekor lama 1 menit 54,9 detik). Di nomor lompat jauh putri Tatiana Kolpakova dari Soviet memperbarui rukor Olympiade. Jarak yang dicapainya 7,06 m (rekor lama atas nama atlet Rumania Viorira Viscopaleanu adalah 6,82 m). Atlet loncat galah Wladislaw Kaozakiewitz dari Polandia juga membuat kejuraan. Ia berhasil melampaui mistar pada ketinggian 5,78 m--sekaligus memperbaiki rekor dunia lama (5,77 m) atas nama Philippe Hauvion dari Prancis. Hauvion, kali ini, menduduki urutan keempat dengan loncatan setinggi 5,65 m namun masih mendapat medali perunggu. Karena juara kedua ditempati bersama oleh Constantin Volkov (Soviet) dan Tadeusz Slusarski (Polandia). RENANG Soviet tampak kecewa dengan prestasi atletnya di kolam renang. Pelatih Sergei Vaichekowski semula berharap--dengan tidak hadirnya perenang Amerik Serikat, Kanada, dan Jerman Barat anak asuhannya bisa mengatasi lawan. Ternyata mereka cuma meraih delapan medali emas--tujuh di antaranya dari tim putra. Tim renang Soviet lemah dalam jarak pendek. Kampiun nomor ini antara lain, Bengt Baron dari Swedia (100 m gaya punggung), Duncan Goodhew dari Inggris (100 m gaya dada), dan Par Arvidson dari Swedia (100 m gaya kupu-kupu). Rekor renang ternyata tak banyak bertumbangan. Dari 26 nomor yang diperlombakan hanya sepuluh rekor baru berhasil dipatok. Sembilan dari tim putri Jerman Timur dan satu lagi hasil putra Soviet. Dari rekor baru itu yang dianggap akan bertahan agak lama adalah prestasi Vladimir Salnikov dari Soviet. Salnikov memenangkan lomba 1.500 m gaya bebas dalam waktu 14 menit 58,27 detik. Dari tim renang Jerman Timur -yang antara lain terdiri dari Barbara Krause, Carren Metschuk, Ines Diers lan Rita Reinisch--mengungguli 100 m gaya bebas, 4 x 100 m estafet gaya berganti, serta 100 m gaya punggung. Tanpa atlet AS lomba renang Olympiade XXII memang kurang semarak. Buktinya, banyak prestasi yang dicatat olah para pemegang medali emas di kolam renang di Moskow masih di bawah kemampuan perenang AS..Lima rekor dunia tumbang dalam pertandingan hari pertama Kejuaraan Renang Nasional AS di Irvine, California, 30 Juli--bersamaan dengan akhir lomba di kolam renang Olympiade XXII. Dari 11 nomor yang dipertandingkan di. Irvine --sesuai dengan program Olympiade XXII -- perenang AS mengungguli tujuh pemegang medali emas, enam perak, dan dua perunggu di Moskow. Penumbang rekor dunia dari AS, Craig Breadsley, dalam nomor 200 m gaya kupu-kupu menempuh waktu 1 menit 58,21 detik (rekor lama atas Mike Brunner dari AS 1 menit 59,23 detik). Kampiun Olympiade XXII Sergei Fasenko dari S,oi. cuma mencatat tempo 1 menit 59,76 detik. Lainnya, Kim Linehan di nomor 800 m gaya bebas putri (8 menit 27,8 detik), Mary Meagner dalam lomba 200 m gaya kupu-kupu putri (2 menit 06,37 detik, Steve Lundquist di nomor 100 m gaya dada putra (1 menit 02,88 detik), serta Steve Bernicoat dalam nomor 20() m gaya punggung putra (2 menit 01,06 detik). Ketika berita ini diturunkan pertandingan di AS itu belum berakhir. TINJU Protes juga datang dari ring tinju. George Gilbody dari Inggris menuduh kekalahannya atas petinju Jerman Timur Richard Nowakowski di perempat final kelas ringan karena wasit dari Peru yang memimpin pertarungan telah menjadi alat politik Soviet. "Saya tidak ingin menyebutnya sandiwara. Tapi wasit jelas tak menghendaki saya sebagai pemenang," ucap Gilbody. Tampak jelas bahwa kendali permahlan berada sepenuhnya di tangan petinju Inggris. Wasit menyatakannya kalah dengan dalih Gilbody melakukan pelanggaran di ronde pertama dan ketiga. Carlos Gonzales dari Meksiko juga bernasib serupa sewaktu melawan petinju Jerman Timur lainnya, Rudy Link. Tidak jelas akibat protes atau bukan, Federasi Tinju Aratir Internasional (AIBA) telah menqabut hak tiga juri dari Afrika untuk mewasiti pertandingan Olympiade Xll Mereka adalah Johnson Wallas (Siera Leone), Amadou Fadiga (Cuinea) dan El Arbi Hiouad (Maroko). AIBA cuma menyebut bahwa mereka ini dalam mFmimpin tujuh kali pertandingan telah berlaku berat sebelah. Di cabang tinju, anpa ikut sertanya AS, dominasi berada di tangan Soviet dan Kuba. Satu-satunya partai final yang tak menampilkan petinju kedua negara itu adalah dalam kelas berat ringan. Gelar ini d perebutkan antara Slobodan Kacar (Yugosiavia) dan Pawel Skrzecs (Polandia). Dalam nomor tinju tercatat nama beke Teofilo Stevenson (Kuba), kampiun dua kali Olympiade (di Muenchen 1972, dan di Montreal 1976). JUDO Dalam cabang judo, Nikolai Selodukhin dari Soviet merebut medali emas di kelas bulu. Tapi di kelas berat, emas direbut Angelo Parisi dari Prancis. Parisi bekas wara Inggris dan pemegang medali perunggu Olympiade XX di Muenchen, 1972, kini mengubah kewarganegaraannya sesudah kawin dengan gadis Prancis. HOCKEY Untuk hockey, tanpa ikut sertanya Pakistan, tim India kembali merajai lapangan. Di final India menundukkan Spanyol 4-3. "Suatu kemenangan yang gemilang," bunyi pesan kawat Perdana Menteri India, Indira Gandhi. Dengan ini India telah menjuarai Olympiade untuk kedelapan kalinya. Di bagian putri, Zimbabwe yang tiga bulan lalu belum menjadi anggota IOC berhasil meraih medali emas. Zimbabwe menundukkan Austria 4-1 dalam final. "Ini merupakan kemenangan yang fantastis," kata pelatih Doreen Stewart. Dikatakannya bahwa semula tim putri Zimbabwe berangkat ke Moskow tanpa target. SEKURITI Di luar arena pertandingan dari Olympiade XXII terekam pula cerita menarik. Tidak kurang sekitar 30 sampai 40 atlet dengan seragam bertuliskan Australia, Inggris, dan Brazil secara serempak memasuki restoran yang terletak di perkampungan atlet, dan berteriak-teriak di sana. Mula-mula mereka cuma berkoar "Musik! Musik! Musik!" Setelah itu ucapan mereka menjalar ke soal politik: "Soviet harus keluar dari Afghanistan." Menurut Goodhew para atlet itu hanya melampiaskan kekesalan saja. Kesal? Tampaknya begitu. Pelari Meksiko, Enrique Aquino mengeluh tentang adanya polisi di mana-mana. Dan itu dianggapnya mengurangi kebebasan. Aquino punya keinginan untuk bergaul dengan warga Moskow yang kebetan datang ke stadion untuk menonton tapi dilarang petugas keamanan. "Kami ingin tukar menukar tanda mata, sekalipun hanya bentuk pi, cuma polisi selalu mendekat dan mencegah," kata Aquino. "Di sana polisi, di sini polisi. Uuuh, muak." Para atlet tamu juga mengeluh tentang perkampungan mereka yang dijaga ketat seperti kamp konsentrasi. Untuk berkunjung ke flat tetangga saja pun tak gampang harus ada izin dari manajer tim. Apalagi, "mau ke luar perkampungan untuk melihat kota. Izin ini, izin itu ditanyakan terus," kata perenang Inggris. Mereka menyebut suasana jauh lebih buruk daripada Olympiade XXI di Montreal, 1976. "Di sana penjagaan juga ketat Tapi kebebasan kami peroleh ke mana kami suka." Dari 5.926 atlet dan 2.422 ofisial Olympiade XXII hanya sedikit yang memanfaatkan waktu senggang mereka berkeliling Moskow sendirian. Selain soal izin dan polisi, juga membuat mereka malas adalah faktor komunikasi. Sekalipun panitia penyelenggara, sebelum Olympiade XXII berlangsung, telah mendidik ribuan pemandu dan pengemudi taksi ternyata mereka bisa bicara asing sedikit saja. Soviet, selama olympiade XXII berlangsung, kembali membuka rumah-rumah Tuhan yang tertutup sejak 1917. Sebelum Revolusi Oktober di Soviet ada 617 gereja orthodok. Kini tinggal 47 buah. Dari berbagai tempat ibadah yang terletak di perkampungan atlet hanya synagog (tempat ibadah Yahudi) yang melompong. Sebab Israel memboikot Olympiade XXII. Dalam Olympiade XXII, walau Sovief menurunkan 560 olahragawan, nama yang populer ternyata bukan Ivanov. Melainkan Gonzales. Tercatat 19 atlet memakai nama Gonzales. Yaitu sembilan dari Kuba, tiga dari Meksiko, lima dari Spanyol, satu dari Prancis, dan sisanya dari Kolumbia. Ada 15 atlet memakai nama Kim (14 dari Korea Utara dan satu dari Soviet). Di samping itu ada 11 pejabat dalam delegasi Korea Utara yang memakai nama Kim. Olympiade XXII yang ditutup 3 Austus tak mengerek bendera dan memperdengarkan lagu kebangsaan AS. bagai gantinya IOC mengibarkan bendera kota Los Angeles, tuan rumah olympiade XXIII (1984), dan mengumandangkan mars Olympiade sebagai pengiring. AS menulis surat protes kepada Ketua IOC demisioner Lord Killanin karena bendera nasionalnya berkibar di Olympiade XXII. Soalnya, "AS memboikot Olympiade XXII di Moskow sebagai protes terhadap intervensi militer Soviet di Afghanistan," demikian surat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus