TAK pelak lagi lambang palu arit dengan bintang satu, bendera
Uni Soviet, paling sering dikerek di tian pcnghormatan bagi
pemenang. Walaupun Amerika Serikat dan banyak negara lain
memboikotnya, Olympiade XXII yang baru saja berakhir di Moskow
jelas merupakan arena kemenangan Soviet.
Dalam daftar pengumpul medali, Soviet jauh berada di atas Jerman
Timur, yang menempati urutan kedua. Tapi sukses Soviet itu tak
lepas dari noda. Terutama caranya menyelenggarakan olympiade 80
ini kurang bersih, dan menimbulkan banyak protes.
Semula ricuh dalam cabang judo, hingga lima negara peserta
(Inggris, Kuba, Cekoslowakia, Meksiko dan Yugoslavia) keluar.
Kemudian ribut di cabang senam hingga bintang Rumania, Nadia
Comaneci, seenaknya dinyatakan kalah supaya atlet Soviet menang.
Tak kuranr menarik adalah kasus penjurian atletik. Di sini
'barisan berjaket merah ' (yang seharusnya mengawasi
pertandingan) semula ditiadakan. Maka para juri Soviet selama
lima hari perlombaan bertindak leluasa.
Setelah sering disinyalir para juri Soviet memberikan keuntungan
pada atlet sendiri, barulah Federasi Atletik Amatir
Internasional (IAAF) menghadirkan kembali tim jury of appeal
yang mengenakan jaket merah di lapangan. Tim juri IAAF itu yang
terdiri dari 19 orang semula terpaksa ditarik atas permintaan
pihak tuan rurnah, dngan alasan petugas Soviet cukup mampu.
ATLETIK
Para juri Soviet, misalnya, sempat bermain supaya Jaak Uudmae
menjuarai nomor lompat jangkit putra. Sedang sembilan dari 12
lompatan yang dilakukan karnpiun Soviet Uudmae terkena
diskualifikasi. Prestasi Uudmae 17,35 m.
Juri domestik berlaku ketat terhadap atlet Australia, Ian
Campbell, yang berhasil mencapai kejauhan 17.50 m. Lompatan
Campbell mereka nyatakan diskualifikasi. Padahal dalam film yang
dibuat oleh seorang juru kamera Inggris tampak lompatan Campbell
bersih sekali.
Juga menjadi perbincangan tentang penjurian lempar cakram dan
lempar lembing Kedua nomor ini juga dimenangkan oleh atlet
Soviet. Pemegang medali emas lempar lembing Dainis Kula
sebetulnya tak berhak menang. Karena tiga lemparan yang
dilakukannya di awal perlombaan tak memenuhi syarat. Tapi juri
Soviet hanja menyalahkan dua lemparan pertama saja. Dalam
perebutan medali di lempar cakram juga kemenangan Viktor
Rasschupkin, sang juara dari Soviet, tak menyakinkan.
Mengenai tak disangsikannya. Barisan berjaket merah! semula
menurut sumber IAAF, konon karena ambisi Adriaan Paulen yang
ingin terpilih lagi sebagai Ketua IAAF. Paulen berharap
mendapatkan dukungan kelompok Soviet dalam Kongres IAAF di Roma,
1981.
Atlet Soviet tak berdaya dalam lomba lari jarak pendek,
menengah serta jauh. Persaingan menarik dan menegangkan memang
tak terlihat di semua nomor. Mengingat kampiun dari AS serta
Jerman Barat tak turun. Tapi lomba 800 m dan 1.500 m cukup
menarik. Di nomor jarak menengah ini saling bersaing Steve Ovett
dan Sebastian Coe, keduanya pelari Inggris dan punya kemampuan
seimbang. Co semula berharap bisa menjuarai keda nomor itu.
Ternyata Ovett mendapat emas dari nomor 800 m. sedang Coe
berhasil pada lomba 1.500 m.
Pertarungan di nomor jarak jauh adalah antara Miruts Yifter
(Ethiophia) dan Lasse Viren (Finlandia). Dalam lomba ini kedua
negara menempatkan tiga dan dua pelari masing-masing. Maksudnya
untuk saling mengacau strategi lawan dengan maju silih berganti
ke depan. Ternyata tim Ethiopia dengan tiga pelari lebih unggul.
Dalam putaran terakhir, 150 m menjelang garis finish, Yifter
berkat dukungan kawannya berhasil melewat tanpa diduga Viren.
Rekornya 27 menit 42,7 detik--20 detik lebih lamban dari
prestasi dunia Henry Rono dari Kenya.
Medali emas lomba 10.000 m ini ditunggu Yifter empat tahun
lamanya. Dalam Olympiade XXI di Montreal, 1976, ia tak ikut
karena Ethiopia bersama 27 negara Afrika lainnya waktu itu
memboikot. Juara Olympiade XXI adalah Viren.
Tapi untuk mata lomba atletik putri, baik lari maupun nomor
tolak dan lempar, Soviet terbukti tangguh. Nadezhda Olizarenko,
misalnya, berhasil mempergangnya bersama Tatyana Kazankina,
juga dari Soviet. Waktu tempuh Olizalenko sekarang 1 menit 53,5
detik (rekor lama 1 menit 54,9 detik).
Di nomor lompat jauh putri Tatiana Kolpakova dari Soviet
memperbarui rukor Olympiade. Jarak yang dicapainya 7,06 m (rekor
lama atas nama atlet Rumania Viorira Viscopaleanu adalah 6,82
m).
Atlet loncat galah Wladislaw Kaozakiewitz dari Polandia juga
membuat kejuraan. Ia berhasil melampaui mistar pada
ketinggian 5,78 m--sekaligus memperbaiki rekor dunia lama (5,77
m) atas nama Philippe Hauvion dari Prancis. Hauvion, kali ini,
menduduki urutan keempat dengan loncatan setinggi 5,65 m namun
masih mendapat medali perunggu. Karena juara kedua ditempati
bersama oleh Constantin Volkov (Soviet) dan Tadeusz Slusarski
(Polandia).
RENANG
Soviet tampak kecewa dengan prestasi atletnya di kolam renang.
Pelatih Sergei Vaichekowski semula berharap--dengan tidak
hadirnya perenang Amerik Serikat, Kanada, dan Jerman Barat anak
asuhannya bisa mengatasi lawan. Ternyata mereka cuma meraih
delapan medali emas--tujuh di antaranya dari tim putra. Tim
renang Soviet lemah dalam jarak pendek. Kampiun nomor ini antara
lain, Bengt Baron dari Swedia (100 m gaya punggung), Duncan
Goodhew dari Inggris (100 m gaya dada), dan Par Arvidson dari
Swedia (100 m gaya kupu-kupu).
Rekor renang ternyata tak banyak bertumbangan. Dari 26 nomor
yang diperlombakan hanya sepuluh rekor baru berhasil dipatok.
Sembilan dari tim putri Jerman Timur dan satu lagi hasil putra
Soviet. Dari rekor baru itu yang dianggap akan bertahan agak
lama adalah prestasi Vladimir Salnikov dari Soviet. Salnikov
memenangkan lomba 1.500 m gaya bebas dalam waktu 14 menit 58,27
detik.
Dari tim renang Jerman Timur -yang antara lain terdiri dari
Barbara Krause, Carren Metschuk, Ines Diers lan Rita
Reinisch--mengungguli 100 m gaya bebas, 4 x 100 m estafet gaya
berganti, serta 100 m gaya punggung.
Tanpa atlet AS lomba renang Olympiade XXII memang kurang
semarak. Buktinya, banyak prestasi yang dicatat olah para
pemegang medali emas di kolam renang di Moskow masih di bawah
kemampuan perenang AS..Lima rekor dunia tumbang dalam
pertandingan hari pertama Kejuaraan Renang Nasional AS di
Irvine, California, 30 Juli--bersamaan dengan akhir lomba di
kolam renang Olympiade XXII. Dari 11 nomor yang dipertandingkan
di. Irvine --sesuai dengan program Olympiade XXII -- perenang AS
mengungguli tujuh pemegang medali emas, enam perak, dan dua
perunggu di Moskow.
Penumbang rekor dunia dari AS, Craig Breadsley, dalam nomor 200
m gaya kupu-kupu menempuh waktu 1 menit 58,21 detik (rekor lama
atas Mike Brunner dari AS 1 menit 59,23 detik). Kampiun
Olympiade XXII Sergei Fasenko dari S,oi. cuma mencatat tempo 1
menit 59,76 detik. Lainnya, Kim Linehan di nomor 800 m gaya
bebas putri (8 menit 27,8 detik), Mary Meagner dalam lomba 200 m
gaya kupu-kupu putri (2 menit 06,37 detik, Steve Lundquist di
nomor 100 m gaya dada putra (1 menit 02,88 detik), serta Steve
Bernicoat dalam nomor 20() m gaya punggung putra (2 menit 01,06
detik). Ketika berita ini diturunkan pertandingan di AS itu
belum berakhir.
TINJU
Protes juga datang dari ring tinju. George Gilbody dari Inggris
menuduh kekalahannya atas petinju Jerman Timur Richard
Nowakowski di perempat final kelas ringan karena wasit dari Peru
yang memimpin pertarungan telah menjadi alat politik Soviet.
"Saya tidak ingin menyebutnya sandiwara. Tapi wasit jelas tak
menghendaki saya sebagai pemenang," ucap Gilbody.
Tampak jelas bahwa kendali permahlan berada sepenuhnya di tangan
petinju Inggris. Wasit menyatakannya kalah dengan dalih Gilbody
melakukan pelanggaran di ronde pertama dan ketiga. Carlos
Gonzales dari Meksiko juga bernasib serupa sewaktu melawan
petinju Jerman Timur lainnya, Rudy Link.
Tidak jelas akibat protes atau bukan, Federasi Tinju Aratir
Internasional (AIBA) telah menqabut hak tiga juri dari Afrika
untuk mewasiti pertandingan Olympiade Xll Mereka adalah Johnson
Wallas (Siera Leone), Amadou Fadiga (Cuinea) dan El Arbi Hiouad
(Maroko). AIBA cuma menyebut bahwa mereka ini dalam mFmimpin
tujuh kali pertandingan telah berlaku berat sebelah.
Di cabang tinju, anpa ikut sertanya AS, dominasi berada di
tangan Soviet dan Kuba. Satu-satunya partai final yang tak
menampilkan petinju kedua negara itu adalah dalam kelas berat
ringan. Gelar ini d perebutkan antara Slobodan Kacar
(Yugosiavia) dan Pawel Skrzecs (Polandia). Dalam nomor tinju
tercatat nama beke Teofilo Stevenson (Kuba), kampiun dua kali
Olympiade (di Muenchen 1972, dan di Montreal 1976).
JUDO
Dalam cabang judo, Nikolai Selodukhin dari Soviet merebut medali
emas di kelas bulu. Tapi di kelas berat, emas direbut Angelo
Parisi dari Prancis. Parisi bekas wara Inggris dan pemegang
medali perunggu Olympiade XX di Muenchen, 1972, kini mengubah
kewarganegaraannya sesudah kawin dengan gadis Prancis.
HOCKEY
Untuk hockey, tanpa ikut sertanya Pakistan, tim India kembali
merajai lapangan. Di final India menundukkan Spanyol 4-3. "Suatu
kemenangan yang gemilang," bunyi pesan kawat Perdana Menteri
India, Indira Gandhi. Dengan ini India telah menjuarai Olympiade
untuk kedelapan kalinya.
Di bagian putri, Zimbabwe yang tiga bulan lalu belum menjadi
anggota IOC berhasil meraih medali emas. Zimbabwe menundukkan
Austria 4-1 dalam final. "Ini merupakan kemenangan yang
fantastis," kata pelatih Doreen Stewart. Dikatakannya bahwa
semula tim putri Zimbabwe berangkat ke Moskow tanpa target.
SEKURITI
Di luar arena pertandingan dari Olympiade XXII terekam pula
cerita menarik. Tidak kurang sekitar 30 sampai 40 atlet dengan
seragam bertuliskan Australia, Inggris, dan Brazil secara
serempak memasuki restoran yang terletak di perkampungan atlet,
dan berteriak-teriak di sana. Mula-mula mereka cuma berkoar
"Musik! Musik! Musik!" Setelah itu ucapan mereka menjalar ke
soal politik: "Soviet harus keluar dari Afghanistan." Menurut
Goodhew para atlet itu hanya melampiaskan kekesalan saja.
Kesal? Tampaknya begitu. Pelari Meksiko, Enrique Aquino
mengeluh tentang adanya polisi di mana-mana. Dan itu dianggapnya
mengurangi kebebasan. Aquino punya keinginan untuk bergaul
dengan warga Moskow yang kebetan datang ke stadion untuk
menonton tapi dilarang petugas keamanan. "Kami ingin tukar
menukar tanda mata, sekalipun hanya bentuk pi, cuma polisi
selalu mendekat dan mencegah," kata Aquino. "Di sana polisi, di
sini polisi. Uuuh, muak."
Para atlet tamu juga mengeluh tentang perkampungan mereka yang
dijaga ketat seperti kamp konsentrasi. Untuk berkunjung ke flat
tetangga saja pun tak gampang harus ada izin dari manajer tim.
Apalagi, "mau ke luar perkampungan untuk melihat kota. Izin ini,
izin itu ditanyakan terus," kata perenang Inggris. Mereka
menyebut suasana jauh lebih buruk daripada Olympiade XXI di
Montreal, 1976. "Di sana penjagaan juga ketat Tapi kebebasan
kami peroleh ke mana kami suka."
Dari 5.926 atlet dan 2.422 ofisial Olympiade XXII hanya sedikit
yang memanfaatkan waktu senggang mereka berkeliling Moskow
sendirian. Selain soal izin dan polisi, juga membuat mereka
malas adalah faktor komunikasi. Sekalipun panitia penyelenggara,
sebelum Olympiade XXII berlangsung, telah mendidik ribuan
pemandu dan pengemudi taksi ternyata mereka bisa bicara asing
sedikit saja.
Soviet, selama olympiade XXII berlangsung, kembali membuka
rumah-rumah Tuhan yang tertutup sejak 1917. Sebelum Revolusi
Oktober di Soviet ada 617 gereja orthodok. Kini tinggal 47 buah.
Dari berbagai tempat ibadah yang terletak di perkampungan atlet
hanya synagog (tempat ibadah Yahudi) yang melompong. Sebab
Israel memboikot Olympiade XXII.
Dalam Olympiade XXII, walau Sovief menurunkan 560 olahragawan,
nama yang populer ternyata bukan Ivanov. Melainkan Gonzales.
Tercatat 19 atlet memakai nama Gonzales. Yaitu sembilan dari
Kuba, tiga dari Meksiko, lima dari Spanyol, satu dari Prancis,
dan sisanya dari Kolumbia. Ada 15 atlet memakai nama Kim (14
dari Korea Utara dan satu dari Soviet). Di samping itu ada 11
pejabat dalam delegasi Korea Utara yang memakai nama Kim.
Olympiade XXII yang ditutup 3 Austus tak mengerek bendera dan
memperdengarkan lagu kebangsaan AS. bagai gantinya IOC
mengibarkan bendera kota Los Angeles, tuan rumah olympiade XXIII
(1984), dan mengumandangkan mars Olympiade sebagai pengiring. AS
menulis surat protes kepada Ketua IOC demisioner Lord Killanin
karena bendera nasionalnya berkibar di Olympiade XXII. Soalnya,
"AS memboikot Olympiade XXII di Moskow sebagai protes terhadap
intervensi militer Soviet di Afghanistan," demikian surat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini