MASYARAKAT Ekonomi Eropa nampaknya akanbertindak lebih jauh
lagi. Setelah mengenakan kuota terhadap ekspor tekstil berbagai
negara Asia yang masuk ke Inggris, MEE juga ingin memagari
liran tekstil yang masuk ke Benelux-Belgia, Nederland (Negeri
Belanda) dan Luxemburg. Seperti halnya Inggris, Benelux juga
meminta MEE untuk memberlakukan kuota tehadap tiga golongan
pakaian jadi. Golongan enam: celana tenunan untuk anak-anak dan
orang dewasa. Golongan tujuh: blus dan blus kemeja wanita serta
gadis dan pakaian bayi. Golongan delapan: kemeja tenunan untuk
pria dewasa dan anak-anak.
Tapi mengapa Benelux? Bukankah trio anggota MEE itu keadaannya
lebih baik dari Inggris? Dirjen Perdagangan LN Dr. Suhadi
Mangkusuwondo mengakui Benelux lebih berhasil dalam memodernisir
mesin-mesin tektilnya dibandingkan Inggris. Tapi tentang rencana
MEE yang baru itu dia belum bisa banyak bicara. "Tentang itu
masih akan dirundingkan di Brussels," katanya.
Bagaimana pun mlaksud MEE untuk memagari arus tekstil tertentu
yang masuk ke Benelux, itu cukup membuat kecut para pengusaha di
Indonesia. "Belum lagi Indonesia berhasil membujuk Inggris,
sudah diganggu dengan ancaman baru," kata kalangan Asosiasi
Pertekstilan Indonesia (API). Mereka lalu menunjuk pada suara
Menteri Perdagangan dan Koperasi Radius Prawiro yang dianggap
mulai "lunak" terhadap Inggris.
Selepas menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha akhir bulan
lalu, Radius Prawiro tak menunjukkan kesan bahwa pemerintah
Indonesia sudah melaksanakan tindakan balasan terhadap Inggris
Kepada pers ia memang berkata "Pemerintah Indonesia tetap tegas
dalam masalah pembatasan kuota ekspornya ke Inggris." Tapi sang
Menteri yang sebelumnya bersuara lantang, menjelaskan, "sekarang
ini Indonesia masih menginginkan suasana baik agar terbuka
kesempatan pembicaraan untuk berikutnya dengan pihak Inggris .."
Basa-basi
Mundurkah Indonesia? Seorang anak buah Radius tak menafsirkan
demikian. Menurut dia,siapa pun tak layak untuk bicara keras
bila balu bertemu dengan Presiden. Keterangan Menteri Radius
itu memang diucapkan di 'pekarangan' Bina Graha. Basa-basi itu,
demikian katanya, tak membuat pemerintah mengubah keputusannya.
Untuk tahun ini Indonesia hanya kebagian jatah 700 ribu potong
pakaian jadi ke Inggris. Suatu jumlah yang paling buncit bila
dibandingkan dengan negeri pengekspor tekstil Asia lain. Mereka
umumnya mendapat kuota jutaan potong. Merasa kecewa, pemerintah
Indonesia kabarnya sudah memutuskan untuk membatalkan beberapa
rencana pembeliannya, antara lain 2 pesawat Hawker Siddeley-748
dan sejumlah jembatan darurat (TEMPO, 2 Agustus).
Dirjen Perhubungan Udara Marsekal Madya Sugiri membenarkan
pembatalan dua pesawat HS-748 yang dipesan untuk PT Merpati
Nusantara Airlines dari Inggris. Dan rencana pembelian dialihkan
ke Belanda dengan memesan Fokker-27, yang menurut Sugiri lebih
murah. Berapa harga sebuah HS itu Dirjen Sugiri tak
mengungkapkannya. Tapi sebuah sumer TEMPo yang mengetahui
menerangkan, sebuah HS-748 itu berharga kontrak US$ 7 juta.
Adapun rencana pembangunan dan pemasangan jembatan darurat --
biasa disebut jembatan Bailey--kabarnya meliputi jumlah Rp 7
milyar. Tak seberapa memang. Sampai sekarang baru sekitar 3.000
meter jembatan Bailey yang tersebar di Indonesia. Dan Indonesia
membutuhkan 60.000 meter, terutama untuk luar Jawa. Siapa yang
akan menggantikan Inggris, belum diketahui. Leveransir
pemasangan jembatan darurat itu, PT Mega Eltra di Jalan Menteng
Raya, Jakarta, tak bersedia memberi keterangan ketika dihubungi.
Tapi mengenai tak diikutsertakannya Inggris dalam tender
perluasan pengilangan minyak di Cilacap dan Balikpapan, pihak
Pertamina menyangsikannya. Selain kedua proyek itu tak
ditenderkan, untuk masing-masing proyek Pertamina sudah menunjuk
kontraktor utamanya: perusahaan Fluor dari AS untuk Cilacap dan
perusahaan Bechtel untuk Balikpapan. Menurut seorang di
Pertamina, yang di Balikpapan itu memang Bechtel dari Inggris,
tak ada hubungan dengan perusahaan kontraktor Bechtei di AS yang
terkenal itu. "Namun tidak ada masalah dengan mereka karena
kontraknya sudah ditandatangani," kata sumber tadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini