SATU lagi oase menyejukkan di tengah kekeringan prestasi olahraga Indonesia. Pada 15 November silam, Sutrisno, atlet angkat berat asal Lampung memecahkan rekor dunia kelas 60 kilogram dalam Kejuaraan Angkat Berat Dunia 2001 di Finlandia. Ia berhasil mengumpulkan tiga emas dan satu perak dengan total angkatan 710 kilogram, 2,5 kilogram lebih berat dari rekor lama.
Sebuah prestasi yang luar biasa, sekaligus mengenaskan. Sebab ia berlaga bukan karena diberangkatkan oleh Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia, melainkan atas inisitif dirinya dan pelatih.
Pemecah rekor dunia ini dilahirkan di Natar, Lampung Selatan, 20 Maret 1975. Sehari-hari ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya di sebuah rumah berukuran 7x12 meter di Bandarlampung. Setiap hari Sutrisno berlatih di Padepokan Gajah Lampung selama lima jam, pagi dan sore. "Saya sudah bertekad, menjadi seorang atlet berarti harus jadi juara," kata Sutrisno.
Saat ke Finlandia, peraih empat emas dan predikat the best lifter di Kejuaraan Dunia Junior 1996 di Bali ini, hanya ditemani Edi Santoso, pelatihnya.
Ardi Bramantyo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini