HAJI Syarnubi Said diadukan ke kepolisian. Orang pertama PSSI
itu dituduh telah mencemarkan nama baik dan memfitnah panitia
turnamen Galunggung. Menurut surat pengaduan itu, Syarnubi, pada
konperensi pers 29 September, dikutip beberapa surat kabar
sebagai mensinyalir penyelenggaraan turnamen ini didorong ambisi
pribadi dan ditunggangi pihak-pihak tertentu yang menginginkan
terjadinya perpecahan di dunia sepakbola Indonesia.
Pengaduan diajukan lewat Kapolri di Mabak, 11 Oktober. Tapi
Mabak mengalihkan perkara ini ke Kodak Metro Jaya.
Empat hari kemudian menyusul pula gugatan perdata dari panitia
turnamen lewat Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Panitia turnamen
Galunggung yang antara lain terdiri dari Solichin GP Dick
Latumahina, Herlina Kassim, Prasetyo Soeprapto, Priyo Sanyoto,
mempercayakan perkara ini pada pengacara Doeryat Rahario SH.
Dalam gugatan perdata Syarnubi Saiddituntut uang ganti rugi Rp 1
milyar. Kemudian, pengacara juga meminta sita jaminan atas rumah
dan tanah di Jalan Lembang 53-55 Jakarta Pusat, termasuk
mobil-mobil milik di rumah tersebut atau milik Syarnubi yang ada
di tempat lama.
Di tengah keadaan persepakbolaan yang masih belum mantap seperti
sekarang, pertikaian itu tentu bukan kabar yang pantas. "Kenapa
mesti ribut-ribut begitu. Tangani saja anak-anak supaya lebih
berprestasi," komentar Kamaruddin Panggabean, manajer Mercu
Buana yang sudah 50 tahun berkecimpung di PSSI. "Kami kagct
mendengar pengaduan itu. Kami tak punya maksud mencemarkan nama
baik atau memfitnah," kata Ir. Sutyono J. Alis, Sekretaris Umum
PSSI.
Syarnubi sendiri yang katanya mendengar pengaduan itu dari koran
tak banyak komentar ketika ditanya. "Saya baru tahu dari surat
kabar," katanya. Tapi wartawan Merdeka sempat mengutip ucapan
Syarnubi yang lain: "Kita terpaksa melayani orang-orang
brengsek."
Priyo Sanyoto, panitia turnamen Gahlnggung dengan tegas
membantah tuduhan Syarnubi. Turnamen kata Priyo, bertujuan
mengumpulkan dana untnk korban Galunggung dan menghasilkan uang
Rp 500 ribu lebih untuk diserahkan kepada yang kena musibah.
Menurut Priyo penyelenggaraan turnamen juga bertujuan menegakkan
prinsip. Sebab, katanya, tindakan PSSI membekukan Persija Timur
pimpinan Herlina Kassim adalah suatu perbuatan yang tak
mengindahkan AD/ART PSSB Rupanya inilah awal mula keributan itu.
Karena tindakan PSSI dalam intern perkumpulan itu, maka muncul
reaksi 4 perserikatan di DKI: Persija, Persija Timur, Persija
Barat dan Persija Selatan. Mereka sepakat tak mengikuti rencana
atau kegiatan yang ditangani Said Rusli, Ketua PSSI Komda DKI.
Empat perserikatan ini, plus Persib (Bandung), kemudian
menyelenggarakan turnamen Galunggung (20-23 September).
Persija Timur yang dibekukan PSSI, ikut jadi panitia dan terjun
di turnamen Galunggung. Tentu saja PSSI merasa 'ditampar'.
"Seolah-olah hal ini menantang," kata Syarnubi. Maka muncullah
peringatan keras pada Persija, yang menjadi pengambil inisiatif
penyelenggaraan turnamen Galunggung.
Tapi pihak PSSI membantah seakanakan Syarnubi telah mengucapkan
katakata fitnah terhadap panitia turnamen Galunggung. "Dalam
rekaman tak ada kalimat tersebut," bantah Uteh Yahya, Humas
PSSI. Ucapan ini kemudian dipertegas dengan siaran pers yang
dikeluarkan Sekretaris Umum PSSI, Ir. Sutyono J. Alis. Menurut
siaran itu setelah pengurus PSSI mempelajari rekaman konperensi
pers dengan teliti dan seobyektif-obyektifnya, berkesimpulan: di
dalamnya tak terdapat hal-hal yang mencemarkan nama baik panitia
turnamen Galunggung atau pribadi anggota. Kata-kata mensinyalir
yang diucapkan Syarnubi hanyalah bermaksud memperingatkan dan
meminta perhatian kepada perserikatan-perserikatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini