Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim turnamen tenis beregu putra Piala Davis Indonesia tetap mewaspadai Filipina sebagai lawan berat di ronde pertama Grup II Zona Asia/Oseania, kendati ada kemungkinan tiga pemain utama mereka tidak turun dalam pertarungan pada 3-4 Februari 2018.
Dikabarkan dari media massa negara tersebut, hingga saat ini belum jelas tiga pemain paling berpengaruh Filipina yakni Treat Huey, Ruben Gonzales dan Francis Casey Alcantara apakah akan turut membela Filipina di ronde pertama Piala Davis yang akan digelar di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, atau tidak.
"Filipina ada kemungkinan tidak menurunkan tiga pemain andalannya, ini merupakan kesempatan, tapi tiga pemain lainnya juga mereka memiliki peringkat dan kita harus waspada karenanya," kata Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti) Dedy Prasetyo di Jakarta, Kamis 4 Januari.
Baca: Hadapi Filipina di Piala Davis, Tim Indonesia Gunakan Pemain Muda
Meski Filipina memiliki kemungkinan tidak diperkuat pemain pilarnya, kewaspadaan tersebut diungkapkan oleh Dedy karena tim Indonesia sendiri tidak diperkuat petenis andalannya Christopher Rungkat, walau ada nama empat kali juara ganda putra turnamen Federasi Tenis International (ITF) Men`s Futures pada 2017, Justin Barki (17) di dalam skuat.
Terlebih, dalam skuat Piala Davis Indonesia saat ini didominasi pemain muda yang masih dibilang minim pengalaman Piala Davis seperti M. Althaf Dhaifullah (17), M. Rifqi Fitriadi (18), Anthony Susanto (20) bahkan Justin Barki dan hanya David Agung Susanto (26) yang sempat mencicipi kerasnya persaingan Davis.
Akan tetapi, dalam waktu sebulan persiapan, skuat telah diberi program latihan khusus yang dinilai Dedy akan bisa memberikan modal dan warna lain yang positif dalam pertandingan yang dilakoni skuat Indonesia.
Baca: Tenis Piala Davis: Empat Pemain Terpilih untuk Hadapi Filipina
Di pekan pertama, para pemain difokuskan pada peningkatan fisik dan teknik. Sedangkan di minggu kedua, mulai masuk dalam program teknik taktikal untuk bisa diterapkan dalam berbagai kondisi pertandingan.
Pada pekan ketiga, anggota tim akan dilatih mental bermainnya. Baru kemudian di pekan terakhir sebelum pertandingan, para pemain akan menjalani latihan pertandingan.
"Dengan skuat terbaik Indonesia saat ini sebagai modal dan ditambah persiapan spesifik yang diberikan, kita hanya mencoba yang terbaik yang kita bisa, selebihnya Tuhan yang menentukan nasib kita ke depan," ujar Dedy tentang peluang Indonesia di tenis Piala Davis nanti.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini