Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tentang Peningkatan Mutu Sepak Bola

Ketua liga utama, tentang peningkatan mutu sepak bola dan masalah pemain asing dalam klub liga.(or)

14 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GENAP setahun Sigit Harjojudanto, 32 tahun, menjabat ketua Harian Liga Utama. Tokoh bola yang masih muda dengan potongan rambut ala taruna Akabri ini dianggap teman-teman dekatnya punya kharisma dalam menjalankan roda organisasi bola itu. Dalam periode kepemimpinannyalah untuk pertama kali seorang manajer tim (Kamaruddin Panggabean) diskors 1 tahun karena diangap mencemarkan wasit. Menurut pengakuannya sendiri, tindakan terhada manajer tim Mercu Buana itu merupakan "penderitaan batin" buat Liga. Tetapi, katanya, terpaksa diambil demi tegaknya wibawa organisasi. Namun tantangan besar yang harus dia hadapi sampai jabatannya berakhir 3 tahun mendatang adalah bagaimana membuktikan bahwa kompetisi Liga bisa menaikkan mutu sepak bola di sini. Satu tujuan yang jadi dasar berdirinya Liga. Di bawah ini kutipan wawancara TEMPO dengan Sigit Harjojudanto bersama anggota Dewan Pimpinan Liga, Nabon Noor: Bagaimana hubungan Liga dengan peningkatan mutu sepak bola kita? Dulu kita pernah berprestasi cukup baikdan menonjol di Asia, karena banyak pemain-pemain yang betul-betul berbakat besar, seperti Ramang, Djamiat Dhalhar, Kiat Sek, San Liong, Sutjipto, Waskito, Jacob Sihasale, dan lain-lain. Setelah itu prestasi kita menurun terus, tapi kita tak bisa tinggal diam dan menunggu sampai bakat-bakat besar muncul lagi. Karena itulah kita bentuk Liga Sepak bola Utama yang tugas utamanya menyelenggarakan kompetisi antar klub secara teratur dan terus-menerus. Dasar pemikirannya: Klub merupakan sumber utama pembinaan dan kompetisi sebagai sarana penting untuk menguji kemampuan pemain. Sekarang kompetisi Liga telah berlangsung 3 kali, dan mutu teknis persepakbolaan kita kelihatannya memang belum banyak meningkat. Kompetisi memang harus ditata lebih baik. Tapi setidaknya masyarakat kita kini sedang "kompetisi minded". Ini aset yang tak kalah penting. Saya tetap yakin kompetisi Liga akan melahirkan pemain-pemain besar. Ketua Umum PSSI, Syarnubi Said tak setuju dengan tampilnya pemain asing dalam klub Liga, bagaimana komentar Anda? Kami sependapat dengan pikiran itu. Karena pemain asing tak dapat dikategorikan sebagai tenaga ahli. Sehingga tak ada dasar secara hukum untuk memperbolehkan mereka main dalam klub Liga. Ada kesan yang kuat klub Liga hanya mencaplok pemain jadi dari perserikatan. Sementara keharusan tiap klub memiliki tim yunior tak jalan. Bagaimana Anda menjelaskan ini? Pembinaan tim yunior dalam klub-klub Liga memang belum berjalan dengan baik. Karena hal itu menyangkut pembiayaan yang tidak ringan. Untuk mempertahankan hidupnya dengan mengikuti kompetisi secara teratur saja sudah dibebani biaya yang cukup tinggi. Tetapi masalah ini akan kita atasi tahap demi tahap. Istilah "mencaplok" saya kira merupakan gambaran dari sikap yang keliru dalam memandang konstelasi persepakbolaan kita. Lagi pula tak mungkin seorang pemain diterima masuk Liga tanpa persetujuan tertulis dari klub asalnya dan dengan persetujuan PSSI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus