Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Impor Untuk Penglaris

Mutu persepakbolaan kita dan peranan klub liga dalam peningkatan mutu. gagasan ketua umum PSSI, untuk melarang pemain asing dalam klub liga. (or)

14 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUTARAN ke-3 kompetisi Liga Utama sudah berakhir pekan kemarin. Dan untuk kesekian kalinya pula orang bertanya-tanya apakah bisnis sepak bola ini memang benar-benar bisa diharapkan mengkatrol mutu persepakbolaan Indonesia. "Liga adalah konsep jalan pintas untuk mencapai kemajuan lebih cepat. Orang-orang berduit dilibatkan. Tetapi apa yang dicapai sampai sekarang belum memuaskan," ucap Ketua Komisariat Daerah PSSI Sumatera Utara, Wahab Abdy Simatupang. Jalan pintas meningkatkan mutu itu ternyata dibayar cukup mahal. Untuk gaji saja bagi sekitar 30 pemain yang bergabung dalam 15 klub Divisi Utama diperkirakan mencapai Rp 1 milyar per tahun. Perusahaan-perusahaan besar yang menjadi pendukung klub-klub itu belum bisa mengeduk untung. Yang mujur dari bisnis ini hanya pemain, pelatih, dan segolongan masyarakat yang terlibat langsung dalam pertandingan. Ketua Harian PSSI, Soeparjo Pontjowinoto kelihatannya memang tak terlalu berharap banyak dari kompetisi Liga ini. Karena kompetisi yang sudah sampai pada putaran ke 3 itu masih disebutkannya sebagai periode pengembangan. "Jadi semuanya belum mantap," katanya. Tetapi lain halnya denan Acub Zainal. Dia yakin dibandingkan dengan dua tahun yang lalu mutu persepakbolaan meningkat. Ini terutama dia lihat dari putaran kompetisi. "Tetapi kita belum bisa mengambil manfaatnya. Sekarang soalnya tinggal kejelian pengurus PSSI untuk melihatnya," kata salah seorang pemimpin Niac Mitra itu. "Seandainya pengurus PSSI 2 atau 3 tahun yang lalu sungguh-sungguh mengamati pemain Liga, saya kira kita bisa membentuk tim nasional yang tangguh," sambunnya pula. Beberapa pengamat bola beranggapan bukan materi pemain yang kurang. Tetapi organisasi yang belum beres. Basri, pelatih dari Niac Mitra mempertegas masalah ini ketika dia berbicara tentang pembentukan tim nasional. "Yang sekarang terjadi, pemain PSSI diambil dari klub. Tapi pelatih klub yang sudah tahu seluk-beluk pemain yang bersangkutan tidak dilibatkan," katanya. Tanpa organisasi yang rapi, demikian sebuah sumber, akan sulit bagi PSSI untuk mengatasi begitu banyak masalah yang dihadapinya. Yang terakhir adalah masalah pemain impor. Ketika berbicara dalam resepsi ulang tahun PSSI belum lama ini, Ketua Umum PSSI, Syarnubi Said melontarkan gagasan untuk melarang pemain asing dalam klub Liga. Gagasan ini kontan mendapat tanggapan kiri-kanan. Padahal masalah pemain asing itu dengan jelas dibenarkan oleh anggaran dasar Liga Utama. "Kalau memang tidak setuju kan bisa didiskusikan kembali," sambut Acub Zainal. Buat enam pemain asing yang main di klub Liga gagasan Syarnubi itu merupakan pukulan yang pahit. "Ya, apa nanti katanya bos sajalah," jawab salah seorang pemain impor dari Singapura, David Lee, yang bermain sebagai penjaga gawang Niac. David mengaku telah menerima kontrak S$ 60.000 (sekitar 30 juta) untuk musim kompetisi 1982/1983. Jika gagasan Syarnubi itu menjadi kenyataan, kelihatannya Niac merasa ikut terpukul. Karena sebagaimana dikatakan pelatih terkemuka, Endang Witarsa, 2 pemain impor dalam klub itu ikut memainkan peranan menentukan sehingga Niac Mitra bisa mempertahankan kedudukan juara. Basri tidak menyanggah peranan yang dimainkan kedua pemain asing yang bergabung dalam Niac. "Mereka bisa membawa tim kami lebih maju dan disukai publik," katanya. Dia memuji disiplin kedua pemain asing yang berada dalam asuhannya itu. Mereka juga tidak meminta perlakuan berlebihan. Fandi Ahmad, misalnya, malahan menampik mobil yang disediakan buatnya kalau mau pergi. Ia memilih dibonceng sepeda motor saja. Kadang-kadang dia sudah senang kalau bisa berangkat dengan becak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus