Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tergilas sebelum ke India

Dalam kejuaraan nasional bola voley junior 1982, di istora senayan, jakarta, keluar sebagai juara putra adalah regu ja-tim. sedang juara putri ialah regu dki. (or)

13 Maret 1982 | 00.00 WIB

Tergilas sebelum ke India
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
REGU volley DKI Jaya dan regu Ja-Tim silih berganti berebut angka. Hingga set ke-4 kedua regu mengumpulkan angka 2-2. Keduanya memiliki kemampuan dan kekurangan yang seimbang. DKI punya kelebihan teknik, tapi lemah pada stamina, sedang Ja-Tim sebaliknya. Set ke-5, set penentuan, Ja-Tim membuka skor 1-0. Karena serve Ja-Tim terlalu melebar, DKI punya kesempatan untuk menyamakan 1-1. Tapi Ja-Tim yang dimotori smasher Ashari, Didit dan juga Paulus, mendobrak pertahanan DKI yang mulai kehilangan bentuk. Cepat saja angka melaju. Tanpa kesulitan, angka sudah 10-5 untuk Ja-Tim. Ketika DKI bangkit untuk mengejar dengan mengumpulkan angka 7, Ja-Tim sudah melesat dengan angka 13. Alhasil, walau regu DKI Jaya mendapat support dari penonton yang memadati Istora Senayan, 5 Maret malam, Ja-Tim tetap unggul. Dengan begitu Ja-Tim menyandang juara putra Kejuaraan Nasional Bola Volley Junior 1982 yang berlangsung 28 Februari - 5 Maret. "Ramalan saya meleset," kata Tjuk Sugiarto, Kepala Dinas Olahraga DKI. Ia berharap DKI bakal menjadi juara putra dan putri. Ternyata hanya putri yang berhasil. Sedang regu putra Ja-Teng menduduki juara III. Pada bagian putri, regu Ja-Tim meraih juara II, Ja-Teng sebagai juara III setelah dengan alot menundukkan Ja-Bar. DKI yang punya atlet bertubuh tinggi, rata-rata 175 cm, tampaknya belum punya kematangan sebagai juara. "Regu DKI kelihatan grogy ketika stand 2-2," kritik Sugiarto. Di samping itu, tim ini pun ditangani pelatih muda yang masih dianggap kurang pas dalam menyusun pemain. Tapi pelatih Yono melihat, stamina para pemain sebagai penyebab kekalahan. Waktu dua minggu dengan tujuh kali latihan, katanya, hanya digunakan untuk memperkompak tim, belum sampai tingkat meningkatkan stamina. Kalau saja ada waktu satu bulan, ia yakin stamina anak asuhannya bisa ditingkatkan. Regu Ja-Tim yang tak punya target juara, mempersiapkan tim hanya dalam waktu seminggu. Dan di lapangan tim ini selalu tampak ganas. "Kami memang tanamkan fanatisme Jawa Timur," kata pelatih Sutedjo. Itu rupanya modal penting arek-arek Ja-Tim ini. Sehingga Ashari yang mempunyai tinggi tubuh 184 cm, selalu menggebu melancarkan smash dan terus-menerus mengeblok hantaman musuh. Lapangan Tapi mengapa regu putri hanya sampai juara II? Menurut Sutedjo, "karena tak punya lapangan." Untuk main di start hall dibutuhkan biaya Rp 10 ribu sekali main,sehingga selama ini regu putri terplksa berlatih di lapangan terbuka-walaupun regu putri ini sempat di-TC-kan di Malang seminggu dan di Surabaya 5 hari. Selesai Kejurnas ini PB PBVSI harus mempersiapkan tim junior menjelang Kejuaraan Asia di Kuala Lumpur, Juni-Juli nanti. Para pemain terdiri dari mereka yang muncul di Kejurnas ini. Bagaimana rencana pembibitan pemain? Di Jakarta, Litbang PB PBVSI telah menyelenggarakan program mencari pemuda berusia di bawah 15 tahun dengan tinggi tubuh 175 cm (untuk pria) dan 165 cm (untuk wanita). Program ini sudah menyeleksi peminat, sehingga dalam waktu dekat mereka akan dibina melalui klub-klub volley yang sudah ada. Pembibitan itu agaknya masih dalam kaitan P-3 (Pembinaan Prestasi Pelajar) dari Dinas Olahraga DKI. Proyek yang dibiayai APBD DKI sejak 1976 ini meliputi senam, atletik, bola basket, bola volley, tennis dan tinju. Latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu -masing-masing 3 jam. Khusus bidang bola volley, hasil yang bisa dilihat adalah Kejurnas junior tadi. Tak kalah menarik pada malam final Kejurnas itu adalah penampilan regu nasional Jepang. Di Istora regu-tamu ini menggilas DKI Jaya dan tim nasional-tanpa pemain Gugi Gustaman, Eddy Witoko dan Liem Siauw Bok--dengan telak: 3-0 Di Bandung, regu nasional Jepang ini pun menggulung regu Ja-Bar. Kekalahan ini tak mengendurkan niat tim bole olley nasional untuk ke Asian Games, Desember mendatang di India. Bahkan, April ini PB PBVSI akan memanggil para pemain untuk di-TC-kan. "Sudah dipastikan bola volley akan berangkat," kata Tjuk Sugiarto, yang juga menjadi Ketua Bidang Pembinaan PBVSI. Di atas kertas, seperti diakui Tjuk, kekuatan RRC, Jepang, Korea Selatan dan Korea Utara tak tertandingi. Tapi dengan negara lain, tim nasional punya harapan. "Saya optimistis nomor 5 ," kata Tjuk Sugiarto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus