Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tulang punggung yang rapuh

Tintus Arianto Wibowo berhasil merebut angka kemenangan, menentukan lolosnya Indonesia ke final zone timur, melawan tim dari korea selatan. tim indonesia merebut hadiah us$ 30.000.(or)

13 Maret 1982 | 00.00 WIB

Tulang punggung yang rapuh
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
WALAU sinar matahari pagi mulai menyengat, Tintus Arianto Wigowo semakin gencar melepaskan pukulan keras di Stadion Tenis Senayan Senin lalu. Berkali-kali terdengar teriakan penonton memberi semangat kepada pemain tenis Indonesia itu. Akhirnya pemain asal Surabaya yang dijadikan tulang punggung tim ke Piala Davis ini merebut angka menentukan lolosnya Indonesia ke final zone Timur. Penampilan Tintus, 22 tahun, pada mulanya amat rapuh dalam 2 partai permulaan semi final 5-8 Maret lawan Korea Selatan itu. Pada partai pertama melawan Song Dong Wook, 19 tahun, pemegang gelar juara junior tenis Asia, ia kalah. Untung Yustedjo Tarik, 28 tahun, yang sudah dijuluki "si kakek" oleh beberapa penggemar tenis Indonesia, bisa menyamakan kedudukan jadi 1-1. Penampilan Tintus dalam partai ganda bersama Atet Wiyono lebih parah lagi. "Semua pukulannya tak terarah, main seperti orang-orang tua," keluh Sujono Ketua I Pelti (Persatuan Lawn Tenis Indonesia) seusai pertandingan hari Sabtu. Sekitar satu jam Tintus duduk dengan pandangan kosong ke tembok di sekretariat Pelti setelah kekalahan kedua itu. "Bertanding di Indonesia untuk Indonesia terlalu berat. Semua orang memberi nasihat teknik supaya menang. Saya jadi tak percaya diri," keluhnya kepada pelatih Pelti, ora. Mien Gondo Wijoyo. Petenis yang ditemukan Pelti dalamKejurnas remaja 1976 di Malang itu mulai diorbitkan sebagai pemain nasional tahun lalu. Mula-mula ia dipasang sebagai pemain ganda bersama Yustedjo Tarik dan tampil sebagai titik kelemahan dalam final Piala Davis Asia melawan India Maret 1981. Baru di SEA Games Desember 1981 ia mulai menunjukkan prestasinya yang lebih baik dari "abang" nya Yustedjo. Bahkan dalam Kejuaraan di Semarang bulan berikutnya, pemain dengan ukuran tinggi 175 cm itu mengalahkan Yustedjo yang lebih tinggi 3 cm itu. Tahun ini Tintus benar-benar diturunkan Pelti sebagai tulang punggung tim. Ia diandalkan untuk merebut 3 angka, yakni sebagai pemain tunggal dua kali dan sekali ganda bersama Atet. Kenyataan di babak penyisihan Piala Davis melawan Malaysia di Kualalumpur (1824 Januari) Indonesia menang 4-1 dengan andil utama' Tintus. Satu angka lepas dari Yustedjo. Di semi final di Senayan itu ia menghilangkan 2 angka bagi Indonesia--sementara Yustedjo meraih 2 angka. Kim Moon 11, pelatih Korea, melihat kekalahan timnya karena udara Jakarta panas. "Indonesia juga beruntung karena didukung penonton. Kami juga kalah di sini tahun 1975, tapi menang atas Indonesia di Seoul tahun 1980," kata Kim yang pernah ikut Piala Davis Kor-Sel tahun 1967-1978. Tapi menurut pelatih Indonesia, kekalahan Korea karena keunggulan mereka sebagai base line mudah dibaca. Karena itu Mien Gondowijoyo menyarankan agar Yustedjo dan Tintus bermain di depan net. Ternyata memang berhasil. Teknik ini yang membuat pemain Korea yang hanya ingin bermam safe banyak mati langkah, meskipun pukulan pemain Indonesia belum bervariasi dan mudah terbaca. Atas kemenangan ini, tim Pelti merebut hadiah uang US$ 30.000 dari sponsor Piala Davis, Nippon Electric Company (NEC). "Biasanya hadiah-hadiah dibagi-bagi," kata Tintus sambil tersenyum. Tahun lalu hadiah uang yang direbut Indonesia sampai kesandung di final adalah US$ 16.000--separuh diambil Pelti dan separuh lagi dibagikan kepada semua pemain. Pertandingan final, Indonesia lawan Jepang, akan berlangsung di Jakarta 3-9 Mei. Hadiahnya US$ 60.000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus