Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tetap Perkesa 78

Perkesa 78 tak jadi bubar karena ada fihak yang akan mendukungnya lagi. 4 pemain yang terlibat suap diberi peringatan keras. Bekas kaptennya, Jafeth Sibi dipecat dan tidak boleh main lagi. (or)

28 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KARIR Jafeth Sibi sebagai pemain sepakbola mungkin berakhir. Kesebelasan Perkesa 78 telah memecatnya dengan tidak hormat terhitung 3 Juli. PSSI mengukuhkan keputusan Perkesa 78 itu. Juga PSSI melarang Jafeth bermain dalam klub atau perkumpulan mana pun yang tergabung di PSSI. Tidak dijelaskan berapa lama larangan itu berlaku. Tapi Uteh Riza Yahya, jurubicara PSSI, telah menyinggung kemungkinan hukuman seumur hidup. Mengapa? Ia telah menerima suap dari Jeffry Suganda Gunawan sebesar Rp1« juta untuk mengalah dari Cahaya Kita dalam lanjutan kompetisi Galatama di stadion Menteng, Jakarta, 5 Juni lalu. Dan Perkesa 78 memang kalah 0-1. Ketika putusan pemecatan diturunkan, Jafeth sedang mengikuti tim PSSI Utama dalam turnamen Merdeka Games di Kuala Lumpur. Dalam acara temu muka dengan Acub Zainal, boss Perkesa 78 pekan lalu -- sekembalinya dari sana -- ia mengakui semua kesalahan yang dilimpahkan padanya. Ia menerima pemberhentiannya. Bagi ke-4 pemain lainnya -- Baso Ivak Dalam, Yulius Woff, Frederick Sibi, dan Saul Sibi -- yang disebut juga terlibat dalam skandal suap, baik Perkesa 78 maupun PSSI hanya memberikan peringatan keras saja. Kemanakah Jafeth? "Saya sebetulnya sudah tidak perduli lagi mau dipecat atau diapakan. Tapi, yang pasti saya akan tetap mengikuti pak Acub," komentar Jafeth. Acub kelihatan tak berkeberatan untuk menampung Jafeth, bekas kapten timnya itu. "Kau boleh tetap di Perkesa 78. Tapi, bukan sebagai pemain lagi," ujar Acub kepadanya. Cukup Untuk Hidup Jafeth yang menikah dengan bekas atlit nasional, Hubertina Mebri, dikarniai 2 orang anak -- Halwin (4 tahun) dan James Lueky (2 tahun). Sebelum dipecat, ia mendapat gaji bulanan dari Perkesa 78 sebesar Rp 85.000. Jumlah itu, menurut dia, cukup untuk hidup mereka. Acub akhirnya membatalkan pembubaran Perkesa 78. Alasannya? "Banyaknya desakan dan saran dari berbagai kalangan yang tetap menghendaki Perkesa 78 berjalan terus," ucap Acub. Di antaranya tercatat PT Haron Industry yang bertekad untuk bekerja sama dengan Acub dalam membangun kembali perkumpulan tersebut. Perkesa 78 yang dalam kompetisi Galatama sudah memainkan 9 pertandingan (5 kali menang, 1 seri, dan 3 kali kalah) sementara menempati urutan ke-3 dengan nilai 11. Perkesa 78 selama ini berkandang di Cipaku, Bogor. Mungkin ia setelah melewati masa konsolidasi selama 2 bulan, akan pindah dari sana. Surabaya dan Malang merupakan kandang baru yang dipertimbangkan mereka. "Kita lihat bagaimana nanti," kata Acub. "Sebetulnya saya enggan untuk meninggalkan Bogor."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus