Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juara tinju dunia kelas berat Tyson Fury dan penantang Dillian Whyte bertatap muka dengan hormat dan berjabat tangan dalam konferensi pers terakhir sebelum pertarungan di Stadion Wembley pada akhir pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gelar WBC Fury akan dipertaruhkan pada hari Sabtu, 23 April 2022, ketika The Gypsy King, 33 tahun, menghadapi mantan rekan tandingnya di hadapan 94 ribu penonton. Promotor Frank Warren meramalkan bahwa pertandingan dua petinju kelas berat Inggris itu akan menjadi duel klasik terbesar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjelang pertarungan, Tyson Fury memberikan sanjungan kepada Dillian Whyte. "Dia petarung yang bagus. Dia pria yang baik, kuat, dan solid. Dia besar, tangguh, dan memiliki pukulan yang bagus. Dia mengalahkan banyak petinju," kata Fury dikutip dari Reuters.
"Dia punya banyak pengalaman dalam pertarungan, dia juga seorang kickboxer dan seorang pria MMA, jadi dia jelas seorang pria yang membutuhkan banyak rasa hormat. Saya telah berlatih sekeras yang saya lakukan untuk menghadapi Deontay Wilder atau Wladimir Klitschko atau siapa pun. Jadi dia akan melawan Tyson Fury versi terbaik," ujar Fury.
Ia memastikan dalam kondisi kebugaran yang sangat baik. “Saya menjalani sparring yang bagus, saya memiliki makanan yang enak, saya sudah minum air dan vitamin saya jadi tidak ada alasan untuk mundur. Saya bebas cedera dan hanya itu,” kata dia.
Adapun Whyte, The Body Snatcher, telah menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar juara dunia. "Saya bersedia melakukan apa pun yang diperlukan. Kemenangan dengan cara apa pun yang diperlukan, saya akan melakukannya. Saya tidak takut mengambil risiko. Saya telah mengambil risiko sepanjang hidup saya."
Fury memiliki rekor tak terkalahkan dengan 31 kemenangan dan sekali imbang dengan catatan 22 KO, sedangkan Whyte telah dua kali kalah dalam 30 pertarungan.
Dalam pertemuan tatap muka sempat terjadi kericuhan yang melibatkan ayah Fury, John, dan saudara lelaki Whyte, Dean. Namun, kedua petinju berhasil menenagkan suasana dan mendorong mundur timnya. "Orang-orang menginginkan keributan besar di konferensi pers, mereka ingin melihat teriakan dan pukulan, tetapi biarkan kedua petinju itu bertarung dan menikmatinya," kata Fury.
"Kami di sini untuk bertarung. Laki-laki itu melakukan pekerjaannya, dibayar untuk melakukannya dan saya juga. Kami tidak perlu berteriak. Semuanya bagus dan banyak hal yang sangat terhormat di sini," ujar Tyson Fury.