Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Opec menjadi kartel?

Pertemuan menteri-menteri perminyakan OPEC di doha, qatar, memutuskan tetap mempertahankan harga patokan us$ 34 per barrel, juga sepakat mengurangi produksi sebesar 1,5 juta barrel per hari. (eb)

13 Maret 1982 | 00.00 WIB

Opec menjadi kartel?
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DIAM-DIAM Menteri Pertambangan dan Energi Prof. Subroto terbang menuju Abu Dhabi, Kamis maghrib pekan lalu. Dari sana sesudah beristirahat sekitar enam jam, Prof. Subroto disertai staf terbatas melanjutkan perjalanan ke Kuwait. Di situ Menteri Perminyakan Kuwait Sheik Ali Khalifa Al-Sabah telah menantinya. Kedua menteri minyak itu berbincang-bincang selama beberapa jam. Kemudian, menaiki pesawat pribadi Al-Sabah, Prof. Subroto terbang menuju Doha, Qatar. Jumat malam itu, Prof. Subroto dan Al-Sabah segera saja bergabung dengan tujuh Menteri Perminyakan OPEC di Hotel Sheraton yang baru 10 hari diresmikan pemakaiannya. Di hotel berbentuk piramid itu, sembilan menteri OPEC tadi berembuk hingga tengah malam. Kendati berhalangan hadir, Menteri Perminyakan Venezuela, Gabon Iran, dan Ekuador setiap saat bisa mengikuti perkembangan yang terjadi di forum itu lewat telepon. Dalam suasana persaudaraan, pertemuan tak resmi tersebut kemudian dilanjutkan pada Sabtu pagi. Segera sesudah dua kali bertemu, sembilan Menteri Perminyakan OPEC itu memutuskan tetap mempertahankan harga patokan--US$ 34 per barrel--sampai akhir tahun ini. Tambah Berat Untuk menangkis tekanan pasar terhadap harga patokan itu, mereka juga sepakat mengurangi produksi sebesar 1,5 juta barrel/hari. Jika benar produksi OPEC kini 20 juta barrel, maka suplai kelompok itu ke pasar dunia hanya akan tinggal 18,5 juta barrel/hari. Semua keputusan tersebut rencananya akan disahkan dalam suatu pertemuan istimewa di markas besar OPEC di Wina 19 Maret. Mengejutkan? Tentu saja. Sebab banyak dugaan muncul, sesudah harga minyak di pasar tunai (spot) anjlok, kemudian disusul keputusan Iran (anggota OPEC) menurunkan harga minyak mereka secara sepihak sampai US$ 30,20/barrel, harga patokan OPEC bakal goyah. Tekanan terhadap harga patokan ()PEC itu makin tambah berat setelah British National Oil Corp. (BNOC) menurunkan lagi harga minyak ringannya sampai US$ 25,40/barrel. Menghadapi pukulan beruntun itu, Nigeria (anggota OPEC) yang neraca pembayarannya sudah defisit, nyaris menurunkan harga minyak ringannya di bawah harga patokan. "Tenang saja dulu, jangan terburu-buru," kata Presiden OPEC Sheik Mana Saeed Al-Oteiba berusaha mencegah niat Nigeria. "OPEC akan mengambil suatu sikap yang kelak akan membantu semua produsen minyak." Al-Oteiba mungkin benar. Paling tidak dia mengharapkan harga di pasar tunai untuk jenis Arabian Ligbt Crude akan berhenti pada tingkat US$ 30.75 per barrel, sesudah OPEC mengurangi suplai sebesar 1,5 juta barrel/hari. Tindakan OPEC itu juga diharaplan akan mampu mengurangi kelebihan (glut) minyak yang kini berjumlah 3 juta barrel/hari. Dengan demikian, jika pasar ketat (suplai tidak berlebihan), harga minyak diharapkan tidak sempoyongan terus-menerus. Tapi mengapa OPEC harus mengurangi produksi? Sejumlah Menteri Perminyakan OPEC itu melihat bahwa pada bulan Juni nanti permintaan minyak negara industri akan meningkat lagi. Untuk menekan harga minyak, mereka pada saat ini banyak menggunakan cadangan. Tapi daya guna penggunaan cadangan yang sebesar 4 juta barrel sehari akan menurun menjelang Juni. Sisi inilah, yang antara lain, dilihat para menteri Perminyakan OPEC itu. Menteri Yamani sendiri memang lebih suka memilih OPEC menurunkan produksi minyak ketimbang menurunkan harga patokan. "Kalau hari ini kita turunkan harga patokan, besok akan ada tekanan untuk menurunkan harga patokan lebih besar lagi," katanya. Tak Boleh Sesukanya Apa artinya semua itu? Di luar dugaan, OPEC (terutama Menteri Yamani) kini mulai mempersoalkan rencana produksi bersama -- suatu hal yang sebelumnya tabu untuk dibicarakan. Bagi OPEC soal mengatur volume produksi merupakan kedaulatan masing-masing anggota. Dan kalau kini OPEC sudah mulai berbicara mengenai rencana produksi bersama "itu merupakan batu pertama (dasar) menjadi suatu kartel," kata seorang anggota delegasi OPEC. Langkah menjadi suatu kartel tampaknya akan membawa akibat baik bagi setiap anggota OPEC. Dengan cara itu, setiap anggota tidak boleh sesukanya berusaha menaikkan tingkat produksi dengan membanting harga resmi di bawah harga patokan--seperti yang dilakukan Iran kini. Dan pengalaman mengajarkan, usaha Iran untuk mendongkrak produksinya di atas 600 ribu barrel/hari ternyata tidak menghasilkan apa-apa--sebaliknya menjadi semacam pukulan balik bagi OPEC. "Kelak tidak boleh anggota OPEC menurunkan harga tanpa adanya kesepakatan bersama," kata Menteri Subroto. Bagi Indonesia soalnya memang tak sesederhana konsensus yang dicapai sembilan negara OPEC di Doha. Menteri Pertambangan dan Energi Subroto setelah melapor kepada Presiden di Bina Graha Senin kemarin, mengatakan konsensus di Doha itu akan ditanggung bersama oleh ke-13 anggota OPEC. Secara sederhana Indonesia berarti kebagian jatah untuk mengurangi produksinya dengan 42.000 barrel sehari. Produksi minyak Indonesia sendiri selama bulan Januari lalu, rata-rata jatuh di sekitar 1,55 juta barrel sehari. Ini belum termasuk jenis minyak Duri yang sulit untuk dijual. Dan jenis Duri itu, yang disedot dari ladang-ladang Caltex di Sumatera, menurut sebuah sumber TEMPO, sejak awal Maret untuk sementara dihentikan produksinya. Tadinya jenis minyak berat itu diproduksikan sebanyak kira-kira 25.000 barrel sehari. Maka kalau betul jenis Duri untuk sementara dihentikan, produksi total minyak Indonesia sejak awal Maret itu sudah turun sedikit menjadi 1,53 juta barrel sehari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus