Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

WBF Lawan IBF Sebelum Asian

Perang strategi berebut pengaruh antara WBF & IBF masih berlangsung. Untuk mengikuti Asian Games VIII empat negara IBF dituntut mengajukan permintaan resmi ke WBF. (or)

18 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEINGINAN Federasi Bulutangkis Dunia (WBF) untuk memojokkan Federasi Bulutangkis Internasionl (IBF) tampak tak pernah reda. Dari sidang Dewan WBF di Bangkok (6 Nopember) keluar suatu keputusan yang menuntut Federasi Asian Games (AGF) supaya mengajukan permintaan resmi untuk 4 negara anggota IBF agar mereka dapat mengikuti Asian Games VIII. WBF merupakan badan yang memberikan persetujuan dan pengakuan terhadap penyelenggaraan pertandingan cabang olahraga ini. Keempat anggota IBF itu adalah Indonesia, Jepang, Malaysia dan India. Indonesia tampak tak kaget mendengar keputusan WBF itu. "Sudah diduga mereka akan melakukannya," kata Ketua Bidang Luar Negeri PBSI, Suharso Suhandinata. Alasannya? Menurut kantor berita Perancis, AFP dari Bangkok, sikap yang ditempuh WBF merupakan usaha tidak kehilangan muka di dunia internasional sebagai lembaga tandingan IBF. Tadinya WBF gagal menghimpun potensi manca negara mengikuti Kejuaraan Dunia Bulutangkis di Bangkok. Turnamen yang baru saja berakhir itu hanya diikuti oleh 12 negara Asia dan 3 negara dari Afrika. Indonesia, Jepang, Malaysia, dan India yang merupakan pemegang supremasi internasional tidak ikut ambil bagian di sana. Insiden 1970 Di Bangkok, pekan ini keputusan WBF tersebut akan menjadi salah satu topik hangat dalam pertemuan AGF. Bukan tidak mungkin WBF akan mengeluarkan macam-macam dalih supaya ke empat negara di atas gagal mengadu ketrampilan di arena bulutangkis Asian Games VIII. Adanya kemungkinan itu sudah di perkirakan oleh Datok Sri Hamzah Abu Samah Ketua Dewan Olympiade Malaysia pekan lalu. Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk tidak mengikut-sertakan tim bulutangkis dalam kontingen Malaysia ke Asian Games VIII, jika WBF memblokir anggota IBF. "Kami tidak punya pilihan lain, manakala WBF melarang BAM (Badminton Association of Malaysia) mengikuti AG VIII," kata Abu Samah. Di Jakarta, Suhandinata menyatakan bahwa Indonesia akan berjuang keras di AGF supaya keempat anggota IBF itu diperkenankan ambil bagian di AG VIII. "Saya percaya, dewan tak mungkin akan berbuat sesuatu yang dapat merugikan WBF," ujar Suhandinata optimis. Dawee adalah Ketua Pelaksana AG VIII dan juga menjabat Presiden WBF'. Masalah diperkenankannya atau tidak keempat anggota IBF tampak bukan sebagai persoalan berat bagi Indonesia. Yang mencemaskan adalah kemungkinan terulangnya 'insiden' Bangkok, 1970. Ketika itu tim Indonesia berhadapan dengan regu Muangthai dalam ronde pendahuluan Piala Thomas, tapi pertarungan terpaksa dihentikan setengah jalan. Indonesia memprotes perlakuan wasit dan penjaga garis, semuanya dari negara penyelenggara, bertindak berat sebelah. Protes tersebut diterima oleh IBF. Sehingga pertandingan diulang kembali di Tokyo, tempat yang dianggap netral. "Peristiwa itu terjadi pada saat belum ada masalah IBF dan WBF," kata Ketua Umum PBSI, Sudirman. "Apalagi, sekarang." Suhandinata juga melihat kemungkinan serupa. Meski di AG VIII nanti berhadapan sesama kontingen Asia, pada hakekatnya yang bertarung adalah IBF dan WBF. Dan, "WBF ingin membuktikan diri mereka sebagai yang terkuat," tambah Suhandinata. "Bagaimana pun mereka akan berusaha mengalahkan Indonesia dan Jepang." Dua negara yang disebut terakbir adalah pemegang Piala Thomas dan Piala Uber. Adakah dugaan Indonesia itu berdasar? Kelihatannya memang akan demikian. Dalam perebutan Piala Thomas di Bangkok, 1976, sewaktu tim Indonesia turun melawan regu Muangthai, suporter yang 'ganas' tampak berusaha memecah konsentrasi lawan dengan memukul tabuh-tabuhan. Juga itu berulang ketika Indonesia turun melawan tim RRC dalam Invitasi Bulutangkis Asia, di awal tahun berikutnya. Yang sedikit melegakan pihak Indonesia adalah hadirnya figur Dawee di pucuk pimpinan pelaksana AG VIII maupun di tingkat WBF. Suhandinata menilai tokoh ini sebagai orang yang sportif. Diperkirakan ia akan berlaku jujur. "Meski demikian, kita harus bersiap-siap juga " kata Suhandinata. Maksudnya, tim akan diperlengkapi dengan seorang pimpinan yang berani memprotes setap kecurangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus