BROKRN Hill Propietary (BHP) Ltd. Co. ternyata masih bercokol di
puncak bukit Kelapa Kampit di Belitung. Perusahaan tambang timah
Australia itu, yang mencoba membuka kembali tambang tua
peninggalan Belanda dulu, bulan Maret lalu dikabarkan sudah
memutuskan untuk angkat kaki dari Indonesia, meskipun sudah
sekitar $ 10 juta ia benamkan. Tapi minggu lalu, kepada Yunus
Kasim dari TEMPO yang berkunjung ke sana, manajer proyek T.J.
Robert, asal Australia, dengan bangga menjelaskan bahwa
investasi yang ditanam perusahaannya malah meningkat. "Sudah $
12 juta sekarang," katanya.
Tergolong investor terbesar, dari sekitar 45 perusahaan
Australia di Indonesia, berita kepergiannya, sekalipun tidak
resmi, telah mengejutkan banyak orang. Kini, setelah pasti dia
masih betah di sini, beberapa kalangan bisnis di Jakarta jadi
menduga-duga: Apakah spekulasi mau mundurnya BHP bukan sekedar
siasat untuk beroleh keringanan pajak dan konsesi lebih baik?
Itu bisa saja terjadi, sekalipun dibantah oleh McGregor, manajer
Kelapa Kampit. Di tahun 1975, setelah berhasil mengeringkan 4
dari 9 tingkat tambang di bawah tanah yang digenangi air, BHP
sudah memproduksi 79 metrik ton. Lalu setahun kemudian naik jadi
210 metrik ton konsentrat timah. Tapi tahun lalu BHP tak
mencatat sesuatu hasil apapun. Maka kemudian timbul spekulasi
bahwa tambang tua itu akan ditutup kembali. Lebih-lebih waktu
itu harga timah sedang anjlok.
"Kini harganya bagus," kata manajer Robert. Awal Nopember, harga
timah di bursa Penang mencapai $M 2.065 per pikul. Ini meningkat
terus hingga 7 Nopember mencapai $M 2.068. Atau $M 368 per pikul
di atas harga plafon. Diperkirakan angin baik masih akan terus
menghembus di pasaran timah. Maka dengan sendirinya BHP ingin
lebih cepat memacu produksinya di Kelapa Kampit.
Tambang tua yang terlantar itu, setelah lama dikeruk maskapai
Belanda sebelum PD II, ternyata masih mengandung kekayaan yang
lumayan besarnya. Menurut McGregor, cadangan yang sudah
diketahui masih 700 ribu ton batuan timah. Dan sejak dua tahun
lalu hingga akhir bulan lalu, BHP baru menggali 80 ribu ton
batuan timah. Patut diketahui, setiap ton batuan timah setelah
diproses, akhirnya menghasilkan 1« kg logam timah.
Di samping cadangan yang 700 ribu ton itu, perusahaan Australia
itu telah melakukan eksplorasinya sendiri. Berapa cadangan timah
baru yang ditemukannya, para manajer di Kelapa Kampit itu belum
mau mengungkapkannya. Tapi menurut Robert, BHP sudah akan
menyampaikan studi kelayakannya akhir bulan ini.
Tapi kalangan Pertambangan percaya bahwa BHP telah menemukan
cadangan yang cukup besar juga. Kalau itu benar, maka tak lama
lagi jumlah karyawannya akan bertambah. Beroperasi selama 7
tahun, seluruh karyawannya kini 350 orang, termasuk 18 tenaga
ahli asing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini