Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Broken Hill Betah Di Sini

Tambang timah peninggalan belanda di Kelapa Kampit Belitung, masih punya cadangan cukup besar. Sementara perusahaan australia yang menanam investasi di sana menemukan beberapa cadangan baru.

18 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BROKRN Hill Propietary (BHP) Ltd. Co. ternyata masih bercokol di puncak bukit Kelapa Kampit di Belitung. Perusahaan tambang timah Australia itu, yang mencoba membuka kembali tambang tua peninggalan Belanda dulu, bulan Maret lalu dikabarkan sudah memutuskan untuk angkat kaki dari Indonesia, meskipun sudah sekitar $ 10 juta ia benamkan. Tapi minggu lalu, kepada Yunus Kasim dari TEMPO yang berkunjung ke sana, manajer proyek T.J. Robert, asal Australia, dengan bangga menjelaskan bahwa investasi yang ditanam perusahaannya malah meningkat. "Sudah $ 12 juta sekarang," katanya. Tergolong investor terbesar, dari sekitar 45 perusahaan Australia di Indonesia, berita kepergiannya, sekalipun tidak resmi, telah mengejutkan banyak orang. Kini, setelah pasti dia masih betah di sini, beberapa kalangan bisnis di Jakarta jadi menduga-duga: Apakah spekulasi mau mundurnya BHP bukan sekedar siasat untuk beroleh keringanan pajak dan konsesi lebih baik? Itu bisa saja terjadi, sekalipun dibantah oleh McGregor, manajer Kelapa Kampit. Di tahun 1975, setelah berhasil mengeringkan 4 dari 9 tingkat tambang di bawah tanah yang digenangi air, BHP sudah memproduksi 79 metrik ton. Lalu setahun kemudian naik jadi 210 metrik ton konsentrat timah. Tapi tahun lalu BHP tak mencatat sesuatu hasil apapun. Maka kemudian timbul spekulasi bahwa tambang tua itu akan ditutup kembali. Lebih-lebih waktu itu harga timah sedang anjlok. "Kini harganya bagus," kata manajer Robert. Awal Nopember, harga timah di bursa Penang mencapai $M 2.065 per pikul. Ini meningkat terus hingga 7 Nopember mencapai $M 2.068. Atau $M 368 per pikul di atas harga plafon. Diperkirakan angin baik masih akan terus menghembus di pasaran timah. Maka dengan sendirinya BHP ingin lebih cepat memacu produksinya di Kelapa Kampit. Tambang tua yang terlantar itu, setelah lama dikeruk maskapai Belanda sebelum PD II, ternyata masih mengandung kekayaan yang lumayan besarnya. Menurut McGregor, cadangan yang sudah diketahui masih 700 ribu ton batuan timah. Dan sejak dua tahun lalu hingga akhir bulan lalu, BHP baru menggali 80 ribu ton batuan timah. Patut diketahui, setiap ton batuan timah setelah diproses, akhirnya menghasilkan 1« kg logam timah. Di samping cadangan yang 700 ribu ton itu, perusahaan Australia itu telah melakukan eksplorasinya sendiri. Berapa cadangan timah baru yang ditemukannya, para manajer di Kelapa Kampit itu belum mau mengungkapkannya. Tapi menurut Robert, BHP sudah akan menyampaikan studi kelayakannya akhir bulan ini. Tapi kalangan Pertambangan percaya bahwa BHP telah menemukan cadangan yang cukup besar juga. Kalau itu benar, maka tak lama lagi jumlah karyawannya akan bertambah. Beroperasi selama 7 tahun, seluruh karyawannya kini 350 orang, termasuk 18 tenaga ahli asing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus