Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yang bangkit pelan-pelan

Di tengah ramainya tinju pro, tinju amatir indonesia unjuk gigi di kathmandu. apa kata saleh basarah?

30 November 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TINJU amatir masih bisa berprestasi, meski di Kathmandu, Nepal. Pekan lalu, lima petinju yunior berhasil merebut 5 medali emas dalam kejuaraan Yunior Asia V yang diikuti oleh 8 negara. Tapi keberhasilan mereka belum begitu meyakinkan, karena beberapa negara yang tergolong kuat dalam olah raga ini tidak hadir. Seperti, Korea, Muangthai, dan Filipina. Di samping itu, jumlah peserta yang sedikit menyebabkan petinju hanya bertanding satu kali, langsung masuk final. Bahkan ada petinju yang langsung ke final, seperti, Ricky Atansio Soares, di kelas menengah ringan. Toh prestasi yang bisa membangkitkan kembali tinju amatir Indonesia seperti awal tahun 70-an, disambut gembira oleh Saleh Basarah, 58, ketua umum Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina). "Saya merasa puas dengan prestasi yang telah mereka capai," ujar Saleh Basarah, yang telah memegang Pertina sejak 1967. Berikut, wawancara wartawan TEMPO, Ahmed Soeriawidjaja, dengan Saleh Basarah, di kediamannya Jalan Subang 10, Jakarta Pusat. Bagaimana pendapat Anda mengenai pembinaan tinju amatir sekarang ini? Secara kuantitas sudah ada kemajuan, sehingga lebih memungkinkan untuk mengadakan seleksi. Berdasarkan perhitungan kasar, paling tidak, sekarang ini Pertina memiliki 940 petinju. Yang terbanyak terdapat di daerah DKI Jaya, JawaTimur, Maluku, Irian Jaya, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, dan Bali. Pada awal 1970an, daerah yang merajai ring hanya daerah tertentu saja, seperti DKI Jaya, Sum-Ut, Maluku, Irian Jaya, dan Jawa Timur. Sekarang, dilihat dari hasil PON XI lalu, pembagian medali sudah merata. Apa saja hambatan dalam melakukan pembinaan? Masalah sarana bagi pembinaan tinju amatir di daerah-daerah. Fasilitas tinju yang mereka miliki masih minim sekali, dan tidak memenuhi persyaratan. Tidak ada standar Gymnasium yang lengkap dengan ring, punching ball, cermin, dan lain-lain. Di daerah paling-paling mereka berlatih di garasi, atau halaman rumah. Pokoknya, sederhana sekali. Bagaimana dengan dana? Sebetulnya, saya iri dengan cabang olah raga lain, seperti bulu tangkis, atletik, atau sepak bola. Tinju, selama ini belum pernah mendapat uluran bantuan lebih dari Rp 50 juta. Sampai saat ini, Pertina belum pernah mendapatkan sponsor, kecuali dari Jarum. Itu pun terbatas waktu ada kejuaraan saja, misalnya President Cup. Sedangkan pihak KONI hanya memberikan bantuan sebesar Rp 150 ribu per bulan. Saya menginginkan di Pertina ada orang kuat, seperti Bob Hasan, yang mempunyai banyak uang. Juga seorang investor tinju pro, yang berani mengeluarkan uang Rp 300 juta untuk satu pertandingan. Uang sebesar itu, di Pertina bisa untuk pembinaan selama satu tahun. Idealnya, dana yang diperlukan Pertina adalah Rp 1 milyar per tahun. Lalu, apa program Pertina untuk meningkatkan prestasi? Di samping latihan, petinju juga harus melakukan pertandingan-pertandingan. Untuk itu Pertina sudah punya jadwal pasti. Setiap bulan Juli, diselenggarakan kejuaraan nasional yunior. September-Oktober untuk senior. Sedangkan Desember, Kejuaraan Sarung Tinju Emas, dan bulan Februari, kejuaraan internasional Piala Presiden. Tahun depan, Pertina akan mengirimkan petinjupetinjunya untuk mengikuti 10 turnamen tinju di luar negeri, antara lain, King's Cup di Bangkok, Golden Belt di Rumania. Rudy Novrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus