Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yang Datang Ke Italia

Sebanyak 24 kesebelasan siap mengikuti piala dunia 1990 di italia. FIFA akan mengadakan undian untuk pembagian grup. Denmark dan Prancis tersisih. Kawasan Asia diwakili Korsel dan Uni Emirat Arab.

25 November 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA negara superkuat akhirnya dipastikan bertemu di Italia pada kejuaraan dunia sepak bola yang akan dilangsungkan Juni tahun depan. Ahad lalu, Amerika Serikat resmi meraih tiket ke final Piala Dunia itu setelah mengalahkan tim Trinidad and Tobago -- sebuah negara dua pulau koloni Inggris berpenduduk sekitar 1 juta jiwa di dekat Venezuela -- dengan hasil 1-0. Uni Soviet sendiri sudah lama memastikan dirinya ke Italia. Dengan hasil ini, lengkaplah sudah 24 kesebelasan yang berlaga di Italia. Pada 7 Desember nanti, FIFA akan mengadakan undian untuk menentukan pembagian grup. Selain Amerika -- diasuh pelatih Bob Gensler dan pemainnya kebanyakan imigran dari Amerika Latin -- muka baru lainnya adalah Kolombia, Swedia, Yugoslavia, Rumania, Austria, Republik Irlandia, Cekoslovakia, Costa Rica, Uni Emirat Arab, Mesir, Kamerun, dan runner-up juara 1974 dan 1978 yang absen di Piala Dunia 1982 dan 1986, Belanda. Dari sekian negara itu, Costa Rica adalah terkecil. Negara seluas 51 ribu kilometer persegi ini berbatasan dengan Nikaragua dan Panama -- semuanya di Amerika Latin. Negara penghasil kopi ini penduduknya cuma sekitar 2,7 juta jiwa. Stadion terbesar di sana, Estadio Nacional de Costa Rica, kapasitasnya hampir sama dengan Stadion Lebak Bulus di Jakarta Selatan, cuma 30 ribu penonton. Maka, adalah suatu prestasi yang mengantar negara "mini" itu untuk pertama kalinya melangkah ke putaran final Piala Dunia. Ada yang datang, ada yang pergi. Denmark, yang bisa mencapai babak semifinal di Piala Dunia Meksiko (1986), tergusur. Michael Laudrup (kini main di Barcelona, Spanyol) dan Soren Lerby (PSV Eindhoven) tak berhasil mengantar Denmark menjuarai Grup 1 Eropa, setelah dibabat Rumania 1-3 di Bucharest, Rabu pekan lalu. Bulgaria dan Yunani di grup ini juga tersisih. Eropa, yang mendapat jatah 14 kesebelasan, termasuk tuan rumah Italia, sebenarnya memberi peluang besar untuk Denmark. Tapi nasib menentukan lain. "Saya akan memutuskan dalam waktu dekat untuk mengundurkan diri sebagai pelatih tim nasional," ujar Sepp Piontek yang sejak 1979 menangani Denmark. Namun, Danish Football Union (PSSI-nya Denmark) masih ingin mempertahankan Piontek. Regenerasi tim "setan merah" ini agaknya jadi alasan utama. Lihat saja Soren Lerby yang sudah 38 tahun dan tetap bercokol di tim nasional, sementara pemain seangkatannya seperti Fran Beckenbauer (Jerman Barat) dan Kenny Daghlish (Liverpool) sudah menjadi manajer tim. Sebagian tim Denmark adalah pemain yang turun di Piala Dunia Meksiko 1986. Penjegal Denmark adalah Rumania, yang absen di Meksiko. Dengan sebagian besar pemain dari Steau Bucharest -- juara Piala Eropa 1986 -- Rumania akan tampil di Italia dengan pola 1-4-4-1, yang justru jarang dipakai di Eropa. Di ujung tombak ada Rodion Camataru, top scorer Piala Eropa 1987. Masih ada gelandang Gheorghe Hagi yang dijuluki "Maradona dari Balkan". Yang malang adalah Prancis, semifinalis di Meksiko. Gagalnya Prancis agaknya bisa jadi ukuran bahwa tak semua bekas pemain hebat bisa sukses sebagai pelatih. Michael Platini contohnya. Bekas bintang Meksiko 1986 ini dikritik karena terlalu berani bongkar pasang pemain. Si "anak nakal" Jean Pierre Papin (dari klub Marseille), yang selalu membandel terhadap Platini, kerap dicadangkan dan diganti Eric Cantona (Montpellier). Manuel Amoros, wing back tim Meksiko 1986, juga tak dipakai Platini. Akibatnya, Prancis kalah bersaing dengan Yugoslavia, yang lolos ke Italia. Yang menarik juga adalah datangnya kembali Belanda. Ruud Gullit, Marco van Basten -- pemain terbaik Eropa 1989 -- dan Ronald Koeman akan bisa memperlihatkan "sepak bola indah". Pasukan pelatih Thijs Libregts ini maju ke Italia setelah lolos dari hadangan Jerman Barat, Finlandia, dan Wales. Namun, dua kali perjumpaan dengan Jerman Barat di grup itu, Belanda cuma bisa memaksakan hasil seri. Harap dicatat, Ruud Gullit, yang baru akan sembuh dari cedera Desember nanti, tak turun melawan Jerman Barat, Oktober lalu, di Rotterdam. Dari Benua Afrika, kejutan terjadi setelah Mesir dan Kamerun lolos ke Italia. Mesir, yang muncul lagi sejak Piala Dunia 1934, Jumat lalu menundukkan Aljazair di Aljir dengan 1-0. Padahal, Aljazair masih diperkuat pemain-pemain dunianya seperti Lakhdar Belloumi dan Rabah Madjer, yang kini memperkuat PC Porto (Portugal). Saking frustrasinya, dalam kerusuhan di akhir pertandingan Belloumi sampai melempar seorang dokter tim Mesir dengan pecahan botol yang menyebabkan cedera. Belloumi harus membayar denda US$ 3.800 untuk ulahnya itu. Kamerun, juara Afrika 1989, yang tampil di Piala Dunia 1982, pekan lalu menumbangkan Tunisia dengan 1-0. Dari Amerika Latin yang tampil masih tim-tim beken: Brasil, Uruguay, dan juara bertahan Argentina. Nama-nama bintang yang menggiurkan publik bola memang berasal dari benua itu. Sebut saja Romario Faria, Bebeto, Galvao, Careca (Brasil). Enzo Francescoli (Uruguay), dan tentu saja "superstar" yang flamboyan Diego Maradona (Argentina). Adapun muka baru Kolombia memang mengejutkan -- negeri yang sibuk mengurusi gang narkotik masih punya kesebelasan tangguh. Lengkaplah sudah 24 tim yang akan "tiba" di Italia -- kawasan Asia diwakili Korea Selatan dan Uni Emirat Arab. Sekali lagi akan diuji, model sepak bola bagaimana yang unggul di percaturan dunia. Samba Brasil, goyang Amerika Latin ala Argentina, sepak bola tertib dan indah model Belanda dan Jerman Barat, atau sepak bola kick and rush macam Inggris dan Irlandia. Toriq Hadad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus