Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yang Istirahat & Yang Cemerlang ...

Judi Karmani, memecahkan rekor loncat tinggi pada 157 cm. Rekor lama 156 cm oleh Sukesti. Rekor lain yang diperbaiki, lari 1500 m oleh Lelyana Tjandra Widjaya dan lomba 400 m putra oleh Mujiyono.

6 Agustus 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA atlit loncat tinggi puteri, Sukesti melampaui mistar pada ketinggian 156 cm, tahun 1963 silam, tak seorang pun menyangka rekor tersebut akan berusia panjang. Mengingat masa itu merupakan zaman prestasi dunia atletik. Kenyataannya, empat belas musim lamanya, rekor itu tetap tak tergoyahkan. Yang mampu mendekatinya cuma peloncat tinggi Jakarta, Judi Karmani. Ia mencatat loncatan setinggi 155 cm. Meski prestasi itu merupakan ketrampilan Judi sehari-hari, namun batas rekor nasional masih tetap di luar jangkauannya. Penghujung tahun 1976 lalu, ia bertolak ke Amerika Serikat guna mengikuti program latihan atletik selama 9 bulul di salla. Tapi hasil yang dibawahya pulang juga tak banyak. Kecuali lipatan lemak yang makin menebal. Sewaktu Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) mengadakan dwilomba dengan tim Chung Hsin Track and Field dari Taiwan. Juni lampau penggemar atletik berharap Judi akan membuat kejutan dengan pemecahan rekor nasional. Tapi harapan itu sia-sia belaka. Ia hanya mampu mengulang prestasi lamanya. Bahkan menjelang PON IX, optimisme tentang penumbangan rekor nasional itu pun belum tercermin pada diri Judi. Kepada TEMPO yang menemui di pemondokan Hotel Hasta dua pekan lalu ia mengatakan bahwa paha kanannya masih sakit. Adakah prestasi mungkin lahir dari seorang atlit yang turun dalam kondisi fisik terganggu? Yang tersisa pada Judi adalah perimbangan normal tubuhnya - tinggi badan 171 cm dan berat baan 59 kg (bobot tubuhnya sewaktu kembali dari Amerika Serikat 65 kg). "Pokoknya saya bertekad untuk memecahkan rekor tersebut," kata Judi. Jungkir Balik Di stadion utama, Senayan, Jumat 28 Juli petang tekad penumbangan rekor nasional itu diawali Judi, 18 tahun, pada angka loncatan 145 cm. Pada ketinggian 155 cm, ia tinggal sendirian atlit terakhir yang masih bersama Judi sampai batas 151 cm adalah Oltje Rumaropen dari kontingen Sulawesi Selatan. Meski angka tersebut merupakan prestasi rutin Judi, namun ketinggian tersebut baru berhasil dilewatinya pada loncatan ulangan. Lepas itu Judi minta tambahan ketinggian 2 cm pada wasit -- 1 cm di atas rekor Sukesti. Tapi masih 21 cm di bawah rekor Asian Games yang dipegang Mikio Sone dari Jepang. Dua loncatan pertamanya gagal. Pinggulnya menyentuh mistar. Judi meloncat dengan gaya flop. Tiga ribu penggemar atletik biasanya jumlah mereka cuma ratusan -yang menyaksikan ketrampilan Judi kelihatan mulai tak berharap banyak lagi dengan tekad pelajar kelas II STM jurusan Elektro tersebut. Tapi rasa pesimis itu segera dijungkir-balikan Judi dengan loncatan terakhirnya yang mulus. Janjinya tentang perbaikan rekor akhirnya menemui bentuk yang pasti. "Malu, dong," komentar Judi. "Masak sudah diongkosi ke Amerika, pulangnya tidak membawa kemajuan." Atlit yang juga menyullt perbaikan rekor adalah Lelyana Tjandrawidjaja. Ia kembali mempertajam waktu tempuh lari 1.500 m atas namanya sendiri menjadi 4 menit 49.9 detik (rekor lama 4 menit 50,1 detik). Rekor baru lain dicatat pula oleh Mujiono dalam mata lomba 400 meter putcra. Ia memperbaiki rekornya sendiri pula dari 48,0 detik melljadi 47,9 detik. Tapi prestasi lama yang tak terhampiri juga banyak. Terutama pada nomor lari putera. Tempo yang dicatat oleh Sarengat, Jootje Oroh dalam nomor lari jarak pendek maupun pada rekor-rekor jarak menengah Charanyit Singh tetap belum terdekati. Misalnya, waktu tempuh Jeffry Mathehamual yang meraih medali emas PON IX untuk Jawa Barat dalam lomba lari 100 m tampak masih ketinggalan panjang. Ia mencapai finish pada tempo yang cukup tinggi untuk ukuran masa kini: 10,8 detik -- rekor nasional 10,4 detik sementara rekor Asia terekam 10 detik flat. Akankah rekor lama yang tajam itu maupun 'kejutan' kecil-kecilan yang diciptakan Judi akan bertahan sampai belasan tahun mendatang? Biasanya sekali tumbang akan bertumbangan lagi dalam waktu dekat. Tapi melihat pembinaan PASI yang berjalan seret, tak seorangpun agaknya yang mampu meramalkan hari esok dunia atletik Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus