Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yang Istirahat & Yang Cemerlang ...

Naniek Juliati Suwadji (Jatim) memperoleh 11 emas dan 1 perak, Lukman Niode (DKI) 10 medali emas untuk renang. Dalam PON ke-IX, 15 rekor nasional dan 26 rekor PON lahir dengan 29 nomor pertandingan.

6 Agustus 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HANYA Naniek Juliati Suwadji, perenang Jatim yang dilatih di Amerika Serikat yang terjun ke PON IX. Dia tampak duduk di samping Nunung Selowati. Keduanya sedang menunggu final 200 meter gaya kupu-kupu. Sore itu hari Kamis 28 Juli, kedua perenang andalan dari Jatim dan DKI Jaya akan saling memperebutkan emas. Di bangku itu nampak pula finalis lain: Tati Erningpradja (DKI), Tan Giok Lie (Jateng) dan Diah Erawati (Jatim). Naniek, 21 tahun, baru saja kembali dari New Jersey, AS. Lima bulan dia dilatih di sana dan 5 hari dia mampir di Singapura menjelang PON IX untuk tapering off -- mengendorkan kegiatan untuk mengamba ancang-ancang menuju puncak prestasi - seperti diterangkan pelatihnya, Iskandar Suryaatmaja yang mengasuh Naniek sejak tahun 1967. Sementara itu Nunung Selowati tak kalah angkernya. Dia menyandang gelar pemegang rekor nasional 200 meter gaya kupu-kupu (2 menit 38,1 detik) yang sebentar lagi akan diperlombakan. Dan sebulan "anak ajaib" bagi Nunung yang baru 11 tahun, tinggi badan 1,32 meter dan berat 33 Kg, menarik simpati penonton. Suasana tegang. Tapi Naniek dan Nunung melewati waktu dengan bercanda. "Siapa sih yang memegang rekor 200 kupu?" tanya Naniek bergurau."Saya dong," jawab Nunung seraya mencubit paha Naniek. Tak tampak pada ke-5 finalis itu ketegangan seperti yang terjadi pada perlombaan atletik, misalnya. "Yang tegang ini kan cuma kita-kita ini," kata Sapadjiman, pelatih dari DKI. Menanjak Terus Tapi rupanya ketegangan baru terjadi sesaat nomor 200 meter gaya kupu-kupu itu usai. Naniek yang menurut pandangan mata sejak permulaan memimpin dan mencapai finis nomor satu di jalur 4, waktunya tidak tercatat secara elektris. Sedang Tati Erningpradja dan Nunung Selowati yang masing-masing tiba sebagai runner-up dan juara ketiga, tercatat dalam waktu 2 menit, 40,11 detik dan 2 menit 41,10 detik. Naniek menang memang. "Tapi masakan papan elektronis pada dinding jalur 4 rusak sendiri, kalau yang lain bekerja baik," komentar Zakaria Nasution, pelatih tim DKI. "Ini berarti tangan Naniek tidak menyentuh dinding dan berdasarkan peraturan Naniek tidak mencapai finis," kesimpulan Zakaria. DKI mempertimbangkan protes, tapi tidak pernah disampaikan pada panitia. Catatan waktu Naniek yang berlaku berdasarkan stopwatch: 2 menit 38,6 detik (hanya tercatat yang 1/10 detik ketimbang 1/100 detik dengan elektris). Rekor yang diambil secara manual itu merupakan rekor baru PON (rekor PON lama atas nama Harly Ramayani: 2 menit 44,4 detik). Naniek mengikuti 12 nomor perlombaan: 100 meter gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, gaya kupu-kupu 200 meter gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, gaya kupu-kupu 200 meter gaya ganti perorangan, 400 meter gaya ganti perorangan dan 4 x 100 meter gaya ganti estafet, 4 x 100 meter gaya bebas estafet. Dari 12 nomor itu ia mengantongi 11 emas dan 1 perak (4 x 100 meter gaya ganti estafet dimenangkan DKI Jaya). Dari seluruh medali emas itu, 9 buah mengandung kadar rekor nasional baru. Ini menempatkan Naniek pada posisi yang bersejarah. Karena prestasinya menanjak terus sejak PON IX Surabaya 1969. Waktu itu dia cuma merebut 2 perak untuk nomor 100 dan 200 gaya bebas di bawah Vinca Kumala. Satu-satu rivalnya datang dari DKI, perenang pria muda usia, Lukman Niode, 13 tahun. Ia membabat 10 medali emas dari 10 nomor. Di antaranya 3 merupakan rekor nasional baru. Di kolam renang Senayan, selama 5 hari telah lahir 15 rekor nasional dan 26 rekor PON yang baru dari 29 nomor yang dipertandingkan. Satu langkah maju yang cukup pesat bagi PRSI yang pada PON VIII hanya mencatat 11 rekor naslonal dan 21 rekor PON.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus