Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Komunitas pecinta motor klasik, Vintage Harley Davidson Enthusiast of Indonesia, menuturkan sudah terlalu banyak motor-motor tua saksi sejarah perjalanan Indonesia yang kini dimiliki para kolektor luar negeri yang berani membayar mahal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Misalnya saja seperti motor-motor sisa-sisa Perang Dunia II, seperti Harley Davidson keluaran tahun 1903-1984. Untuk Harley tua yang kini amat langka sendiri produksi di bawah tahun 1945 antara lain seperti seri WL, WLA, UL, Doglet, XL, hingga JD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kurun 20 tahun terakhir, sejak tahun 1990, penjualan motor-motor vintage atau klasik dari Indonesia ke luar negeri itu booming,” ujar Saulus Lacaden, Koordinator Vintage Harley Davidson Enthusiast of Indonesia saat ditemui di sela perhelatan Indonesia Heritage Motorcycles 2018 di Komplek Candi Prambanan Sabtu 21 Juli 2018.
Baca: 3 Harley Davidson Langka Ini Menarik Perhatian di Indonesia Heritage Motor
Saulus menuturkan boomingnya penjualan motor klasik dari Indonesia keluar itu karena para pemiliknya gampang teriming-imingi harga tinggi. "Padahal sekarang nilainya selangit, seperti benda sejarah,” ujar Saulus.Harley-harley seri WLA produksi di bawah tahun 1960 mejeng dalam Indonesian Heritage Motor di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Saulus yang juga menjabat Ketua Dewan Kehormatan Klub Harley Bandung, komunitas Harley tertua di Indonesia itu menuturkan, motor klasik asal Indonesia banyak terjual kepada para kolektor di Jerman, Balanda, Singapura, New Zealand juga Inggris.
“Harga-harga motor itu (produksi Harley 1903-1984) itu paling murah Rp 320 juta, tergantung tahun dan kondisinya, dulu pas di Indonesia belinya hanya Rp 30-35 jutaan,” ujarnya.
Baca: Inilah Harley-Davidson Termahal di Dunia: Pakai Berlian
Saulus menuturkan, dulunya para pemilik motor klasik itu pun bukan melulu kalangan menegah atas seperti sekarang. Mereka antara lain berprofesi seperti mantan polisi, pensiunan, bahkan penjual rokok.
Untuk mengkampanyekan penghentian penjualan motor klasik ke luar ini, ujar Saulus, sejak dua tahun terakhir komunitas Vintage Harley Davidson Enthusiast of Indonesia mulai melakukan pendataan dan membuat wadah khusus. "Kami beri pengertian kepada anggota komunitas untuk mempertahankan motor tua miliknya, karena itu sudah tak diproduksi ulang,” ujarnya.