Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 17 Mei, 16 tahun lalu, Indonesia kehilangan sosok aktor sekaligus politisi, Sophan Sophiaan. Namanya tidak perlu diragukan lagi di kancah dunia hiburan dan politik Tanah Air. Berikut profil aktor legendaris dan politisi itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sophan Sophiaan yang menjadi ketua event Jalur Merah Putih (JMP) 2008 yang diikuti 273 kendaraan Harley Davidson mengembuskan nafas terakhirnya akibat terjatuh dari motor gede yang dikendarainya di kawasan hutan Widodaren di perbatasan Ngawi, Jawa Timur, dan Sragen, Jawa Tengah. Motor yang dikendarai Sophian oleng sehingga terjadi kecelakaan tunggal. Dikabarkan Sophian mengalami kecelakaan dan dinyatakan wafat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Roadshow motor gede (moge) keliling Pulau Jawa yang digagas Sophan dan teman-temannya berangkat dari Jakarta, 12 Mei lalu. Rutenya dimulai dari Jakarta, Rengasdengklok, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Rembang, Tuban Surabaya, Kediri, Karanganyar, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, Bandung, dan Bogor. Rombongan akan tiba di Jakarta pada 20 Mei, tepat saat bangsa ini merayakan 100 tahun hari Kebangkitan Nasional.
Sophan Sophiaan kelahiran 26 April 1944 di Makassar, Sulawesi Selatan. Namanya dikenal sebagai seorang aktor, sutradara, dan politisi Indonesia. Ia telah membintangi tak kurang dari 27 film dan menyutradarai 19 film. Beberapa judul film yang sempat dibintanginya antara lain Pengantin Remaja (1971), Perkawinan (1972), Cinta Remaja (1974), Damai Kami Sepanjang Hari (1985), Masih Ada Kereta Yang Lewat (1987), dan film terakhir yang dibintanginya bersama Widyawati sang istri, Love (2008).
Selain itu Sophan Sophiaan turut melakoni beberapa judul sinetron seperti Abad 21 (1996) dan Elang (2008). Dirinya juga terlibat dalam pembuatan film sebagai sutradara di judul-judul film seperti Jinak-Jinak Merpati (1975), Widuri Kekasihku (1976), Sesaat Dalam Pelukan (1989), Ketika Senyummu Hadir (1991), dan Sesal (1994)
Sophan menikah dengan aktris Widyawati dan dikaruniai dua putra Roma dan Romi. Setelah banyak berkiprah di dunia perfilman, Sophan terjun ke panggung politik dan pernah aktif di Partai Demokrasi Indonesia atau PDI yang kemudian menjadi PDIP. Dalam kapasitasnya itu, ia pernah menjadi anggota DPR dan MPR RI periode 1992-1997. Salah satu manuver politiknya adalah keberaniannya mengundurkan diri dari anggota DPR pada awal 2002.
Pada 2005, ia turut bergabung dalam mendirikan partai baru yang bernama Partai Demokrasi Pembaruan bersama-sama dengan Laksamana Sukardi, Arifin Panigoro, Roy BB Janis, Sukowaluyo Mintohardjo, Noviantika Nasution, Didi Supriyanto, Tjiandra Wijaya, Postdam Hutasoit dan RO Tambunan.
Kepergiannya pada 17 Mei 2008 saat itu mengejutkan.Sophan Sophiaan tetap diingat sebagai salah satu aktor legendaris dan politisi yang berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
MYESHA FATINA RACHMAN I NAOMY A. NUGRAHENI I KUKUH WIBOWO