Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menemukan sejumlah catatan saat meninjau pelaksanaan perdana program makan bergizi gratis di Sekolah Bosowa Bina Insani Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 Januari 2025.
“Ada beberapa catatan, tadi ada anak TK agak kesulitan memotong ayam, karena itu mungkin ke depan akan diperbaiki sajian daging akan berbentuk fillet atau irisan-irisan,” ujarnya.
Wali Kota Bogor periode 2019-2024 itu mengatakan program makan bergizi gratis tidak hanya bertujuan meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga membangun solidaritas dari setiap kali makan bersama.
Catatan lainnya, kata dia, program ini harus meningkatkan perekonomian melalui penyediaan makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di masing-masing wilayah.
“Perekonomian daerah akan bergulir di sini, karena tadi seperti disampaikan di teman-teman pelayanan, bahwa ini vendor UMKM lokal semua, nanti insyaallah perekonomian daerah akan bangkit, akan ada perhitungan positif bagi pertumbuhan ekonomi kita,” kata Bima.
Bosowa Bina Insani juga menjadi satu dari dua SPPG yang ada di Kota Bogor. SPPG Bina Insani melayani 10 sekolah dengan jumlah 2.983 siswa. Sedangkan satu dapur lainnya, yaitu SPPG Tanahsareal, melayani 15 sekolah di Kota Bogor dengan jumlah 3.018 siswa.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebutkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memastikan seluruh pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional selaku pelaksana program makan bergizi gratis agar memahami secara teknis sistem yang dijalankan secara nasional.
“Kami melihat sistem ini terbangun dengan baik, tidak saja dalam hal kesiapan dapur, tapi juga kandungan gizi yang disiapkan bagi anak-anak. Tentu masih ada beberapa perbaikan ke depan, terkait dengan bentuk kerja sama yang mungkin berbeda-beda di setiap daerah,” kata dia.
Harapan Bima Arya pada Program Makan Bergizi Gratis
Dalam kesempatan itu, Bima mengatakan program makan bergizi gratis dapat meningkatkan gizi anak. Dia juga optimististis program ini dapat membangkitkan perekonomian daerah karena melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Bima menyebut pelibatan UMKM ini dilakukan pihak Sekolah Bosowa Bina Insani.
Bima mengharapkan program ini dapat membangun karakter anak. Dengan makan bersama, kata dia, solidaritas di antara anak-anak juga dapat lebih terbangun. “Makan bersama-sama memberikan atensi satu sama lain. Setiap hari jadi banyak dimensi dalam program MBG (makan bergizi gratis),” kata Bima.
Wamendagri mengatakan kementeriannya bakal terus memastikan seluruh pemerintah daerah berkoordinasi dengan BGN agar memahami teknis sistem pelaksanaan makan bergizi gratis dan pelaksanaan yang lebih baik.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memulai program ini di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi pada Senin. Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, selama Januari hingga Maret 2025, diharapkan program makan bergizi gratis bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat.
Penerima manfaat itu terdiri atas balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir 2025.
“Angka ini bertambah secara bertahap, hingga pada 2029 target sebanyak 82,9 juta penerima manfaat dapat terpenuhi,” kata Hasan seperti dikutip dalam keterangan resmi pada Ahad, 5 Januari 2025. Dia mengatakan 190 SPPG siap beroperasi untuk program ini.
Sejumlah menteri Kabinet Merah Putih meninjau langsung pelaksanaan makan bergizi gratis di beberapa daerah. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, misalnya, meninjau dapur produksi program ini di kawasan Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin.
Sekitar pukul 08.15 WIB, rombongan Budi Arie disambut oleh Staf Kantor Komunikasi Kepresidenan di Dapur Sehat Anak Bangsa Lanud Halim. Dia langsung dibawa menuju area dapur dengan dipakaikan masker putih dan penutup kepala. Bersama dengan Kepala Chef Jonie Kusuma Hadi, dia melihat-lihat suasana dapur yang masih mengebul.
Budi juga sempat melihat Jonie menata hidangan ke tempat makan berbahan stainless steel. Jonie mengambil ayam berkuah cokelat lalu ditaruh di tempat makan.
“Ada ayam teriyaki, baunya aja udah enak. Baunya ya, belum dicicipin,” kata dia usai melihat proses pengemasan menu di SPPG Lanud Halim Perdana Kusuma.
Dia menyebutkan menu hari ini juga dilengkapi tumis buncis, nasi putih, dan buah pisang. Dia mengonfirmasi tidak ada susu dalam menu yang disajikan hari ini. Menurut Budi, menu itu diajukan oleh kepala chef lalu diseleksi oleh BGN. “Menunya berganti-ganti sampai 20 hari ya," kata dia.
Dia menuturkan SPPG Halim menyiapkan 1.500 porsi untuk hari pertama. Menurut dia, jumlah porsi itu akan ditingkatkan menjadi 3.000 pada hari kedua. Jumlah itu, kata dia, akan disalurkan ke lima sekolah di kawasan Lanud Halim. Namun, Budi tidak memerinci berapa banyak jumlah siswa yang menerima manfaat makan bergizi gratis di area Lanud Halim.
Dian Rahma Fika dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Ragam Pendapat Pakar Politik atas Putusan MK Hapus Ambang Batas Presiden
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini