Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam debat capres cawapres perdana pada 12 Desember 2023, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dihadapkan pada pertanyaan tajam dari dua lawannya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo bertanya terkait kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat di Indonesia. Ganjar mempertanyakan sikap Prabowo terhadap peristiwa-peristiwa sejarah, termasuk peristiwa 1965, penembakan misterius, Talangsari Lampung 1989, penghilangan paksa, dan peristiwa Wamena.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Prabowo pun menjawab dengan pernyataan bahwa dirinya sangat membela HAM. Ia juga menegaskan sudah berkali-kali menjawab isu ini, dan memberikan pesan bahwa masalah HAM jangan dipolitisasi.
"Pak Prabowo ini punya ketegasan yang luar biasa, luar biasa, tapi sayang pada dua jawaban itu sama sekali tidak punya ketegasan," kata Ganjar menanggapi jawaban Prabowo.
Sementara itu, sebagai capres nomor urut 1, Anies mempertanyakan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang menemukan pelanggaran etik berat dalam Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023. Putusan inilah yang membuka jalan bagi Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo.
“Intinya rakyat putuskan, rakyat yang menilai. Kalau rakyat tidak suka Prabowo dan Gibran, enggak usah pilih kami,” kata Prabowo dalam debat capres.
Strategi atau Blunder?
Menanggapi hal tersebut, Dosen Ilmu Politik Unpad, Siti Witianti berpendapat bahwa Prabowo tidak tegas dalam menjawab pertanyaan kedua lawannya. Witianti mempertanyakan apakah jawaban Prabowo atas pertanyaan dua capres lainnya adalah strategi atau blunder.
“Terkait HAM dan Hukum terkait MKMK, Prabowo tidak menjawab dengan tegas pertanyaan dari Anies dan Ganjar. Ada dua kemungkinan, apakah itu strategi atau memang blunder dan tidak siap menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,” kata Witianti kepada Tempo.co melalui pesan singkat pada Kamis, 14 Desember 2023.
Kaitannya dengan Elektabilitas
Performa para capres dalam debat pertama ini bisa mengubah elektabilitas maisng-masing pasangan capres-cawapres. Menurut Witianti, ada kemungkinan akan terjadi sedikit pergeseran.
“AMIN yang tadinya selalu paling bawah akan meningkat elektabilitasnya jika melihat respon warganet di berbagai medsos. Banyak yang tadinya mendukung Prabowo beralih ke Anies Baswedan,” ujar Witianti.
Namun, Witianti mengingatkan bahwa hasil debat ini kemungkinan hanya akan memengaruhi para kelompok undecision atau orang-orang rasional yang belum mengambil keputusan. Kelompok ini adalah yang dapat dipengaruhi keputusannya oleh proses debat yang berlangsung.
Witianti menjelaskan, terdapat pula orang-orang yang termasuk dalam kategori swing voters. Menurutnya, mereka yang termasuk kategori tersebut memiliki karakter mudah terbawa arus dan mudah dimobilisasi serta dimanfaatkan oleh kandidat atau parpol, sehingga keputusan mereka masih belum pasti karena masih ada empat kegiatan debat capres-cawapres berikutnya.
Soal prediksi debat capres selanjutnya, Witianti berpendapat alurnya akan mirip dengan debat pertama.
“Debat capres berikutnya kemungkinan akan tetap sama, panggung dikuasai oleh Anies dan Ganjar yang memiliki retorika yang baik dan ketenangan dalam menanggapi serangan lawan. Namun akan beda hal jika Prabowo dalam debat capres berikutnya lebih siap dan lebih tenang,” kata dia.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | ANDIKA DWI | SULTAN ABDURRAHMAN