Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KUNJUNGAN Paus Fransiskus ke Indonesia yang berlangsung pada 3-6 September 2024 disambut dengan sukacita oleh masyarakat sekaligus menjadi kehormatan. Lawatan pemimpin tertinggi umat Katolik ini menjadi bagian dari perjalanan apostoliknya selama 12 hari ke empat negara Asia, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Indonesia menjadi negara pertama dalam lawatan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai negara berdaulat, Takhta Suci Vatikan saat ini memiliki hubungan diplomatik dengan lebih dari 180 negara, termasuk Indonesia. Negara ini juga memiliki perhatian besar terhadap pentingnya perdamaian dunia. Sejarah mencatat hubungan diplomatik Indonesia-Vatikan terjalin sejak 1950. Bahkan Vatikan merupakan satu dari 10 negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Makna kunjungan Paus ke Indonesia membawa harapan dan penyemangat bagi kehidupan berbangsa. Kunjungan ini juga dimaknai sebagai penghormatan kepada bangsa Indonesia yang bisa menjaga persaudaraan atas keberagaman yang ada, yakni agama, suku, ras, budaya, dan lainnya. "Indonesia dan Vatikan memiliki komitmen yang sama, memupuk perdamaian dan persaudaraan, serta menjamin kesejahteraan bagi umat manusia," ujar Presiden Joko Widodo, seperti dilansir dari situs web Sekretariat Kabinet https://setkab.go.id/, Rabu, 4 September 2024.
Jokowi memaknai lawatan Paus Fransiskus ke Indonesia sebagai pesan bagi kemajemukan. Jokowi menilai anjangsana Paus ini baik bagi Indonesia sebagai negara yang multietnis. Kepala Negara menyampaikan kepada Bapak Suci bahwa Indonesia memiliki 714 suku bangsa, etnis, serta 17 ribu pulau. "Kunjungan ini memiliki pesan yang sangat kuat tentang arti pentingnya merayakan perbedaan," ujar Presiden di Istana Negara pada Rabu, 4 September 2024.
Bagi Indonesia, menurut Jokowi, kunjungan Paus Fransiskus menjadi sangat bersejarah. Lawatan Paus sejatinya sudah direncanakan sejak beberapa tahun yang lalu, tapi tertunda karena pandemi Covid-19.
Adapun Paus Fransiskus sempat menorehkan pesan di atas kertas berwarna putih gading berkelir tinta emas. Di atas kertas berkop garuda—lambang negara Indonesia—itu, Paus Fransiskus menulis pesan dalam bahasa Italia menggunakan tinta hitam.
“Terbenam dalam keindahan tanah ini, tempat pertemuan serta dialog antarbudaya dan agama yang berbeda. Saya mendoakan agar masyarakat Indonesia makin bertumbuh dalam keimanan, persaudaraan, dan kasih sayang. Semoga Tuhan memberkati Indonesia,” kata Paus Fransiskus dalam goresan pesan empat baris itu.
Paus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini lalu membubuhkan tanda tangan mungil di bawah pesannya. Dari tapak tangan itu terbaca sebuah tulisan “Franciscus”.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo