Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Gerindra Miftah Nur Sabri menilai disebutnya nama calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, oleh pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Maimun Zubair merupakan hal yang sakral. Dia mengatakan setiap ucapan doa berasal dari hati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Karir Politik Kiai Maimun Zubair: Dulu Prabowo, Sekarang Jokowi
"Doa itu sangat sakral dan profan. Ketika kita berdoa pasti apa yang ada dalam hati kita yang kita munajatkan kepada Allah," katanya di Jakarta, Sabtu, 2 Februari 2019.
Maimun yang akrab disapa Mbah Moen itu sebelumnya menyebut nama Prabowo saat berdoa dalam acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju bersama Presiden Joko Widodo di pondok pesantrennya.
Dalam video yang viral, Mbah Moen mendaraskan doa dalam bahasa Arab yang kurang lebih memiliki arti 'ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikan, ya Tuhan kami'. Petikan doa yang terselip nama Prabowo itu terekam di menit ke 3 lewat 40 detik dari video berdurasi 6 menit 37 detik.
Baca: Soal Maimun Zubair, Sandiaga: Mungkin Mendoakan Prabowo - Jokowi
Maimun lalu dihampiri oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy alias Romi usai membacakan doa. Setelah itu, Maimun kemudian berbicara kembali seperti meralat ucapannya di dalam doa sebelumnya. "Jadi saya dengan ini, untuk menjadi, siapa yang ada di samping saya, ya Pak Jokowi," katanya
Miftah menilai persoalan video itu sempat dipotong bukan hal yang penting. Dia menilai versi lengkap video tersebut justru lebih memperlihatkan doa Mbah Moen untuk Prabowo. "Doa itu soal individu, seseorang dengan khalik," kata dia.
ROSSENO AJI | BUDIARTI UTAMI PUTRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini