Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Tsunami Selat Sunda, Hotel di Anyer Gagal Raup Untung Tahun Baru

Kekhawatiran mengenai tsunami menyebabkan okupansi hotel merosot 50 persen.

30 Desember 2018 | 19.17 WIB

Pengunjung bermain di fasilitas hotel saat menginap di Hotel Marbella, Anyer, Banten, 29 Desember 2018. Pasca Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018, sejumlah hotel masih tetap buka meskipun sepi pengunjung dan banyak yang melakukan pembatalan meskipun sudah booking karena masih khawatir potensi tsunami. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Pengunjung bermain di fasilitas hotel saat menginap di Hotel Marbella, Anyer, Banten, 29 Desember 2018. Pasca Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018, sejumlah hotel masih tetap buka meskipun sepi pengunjung dan banyak yang melakukan pembatalan meskipun sudah booking karena masih khawatir potensi tsunami. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah hotel di kawasan Anyer, Banten, mengaku gagal meraup untung pada perayaan tahun baru 2019. Bencana tsunami Selat Sunda mengakibatkan okupansi hotel merosot tajam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

General Manager Marbella Hotel, Convention and Spa Anyer, Ririt Wiryanto mengatakan biasanya 300 unit kamar di hotelnya sudah ludes disewa menjelang akhir tahun. Namun, kekhawatiran mengenai tsunami menyebabkan okupansi hotelnya merosot 50 persen. "Kalau tahun baru harusnya panen, sekarang ini habis," kata dia di Marbella Hotel, Anyer, Serang, Banten Sabtu, 29 Desember 2018.

Menurut Ririt, Hotel Marbella sebenarnya tak terdampak langsung oleh tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018. Tsunami tersebut tak meruntuhkan sebiji pun bangunan di hotel itu, namun dampaknya terasa pada jumlah wisatawan yang merayakan tahun baru di hotel tersebut.

Hotel yang terletak di tepi pantai itu masih beraktifitas normal saat Tempo menyambanginya pada akhir pekan jelang tahun baru. Petugas keamanan masih berjaga, begitupun petugas resepsionis masih melayani kunjungan saat Tempo meminta wawancara dengan manajer hotel. Namun, hotel tampak sepi.

Ririt mengatakan saat ini yang tercatat ada 166 kamar yang dipesan pada malam tahun baru. Namun, dia kahawatir tak semua pemesan kamar itu akan benar-benar datang. Ririt pun khawatir dampak tsunami Selat Sunda bisa menggerus keuntungan hotelnya dalam jangka waktu cukup panjang. "Mungkin bisa miliaran, kalau dihitung hingga bulan Januari," kata dia.

Dampak yang sama dirasakan sebuah hotel berbintang 3 yang berlokasi di Jalan Raya Karang Bolong, Anyer, Serang, Banten. Pengelola hotel yang enggan disebut namanya menyatakan biasanya 100 kamar hotelnya sudah habis disewa pada malam tahun baru. Namun saat ini, baru 20 kamar yang disewa.

Sedikitnya permintaan kamar membuat pengelola juga mesti menekan harga sewa kamar. Menurut dia, biasanya harga sewa pada malam tahun baru adalah Rp 5 juta per malam, namun pada tahun ini hanya Rp 1 juta karena permintaan yang sedikit. Dia mengatakan pengelola hotel juga telah memutuskan membatalkan perayaan tahun baru. "Tadinya akan ada pertunjukan musik dan pesta kembang api," kata pengelola hotel tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus