Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Tim mahasiswa Teknik Elektro Universitas Padjajaran (Unpad) mengembangkan purwarupa robot pengangkut barang berteknologi kecerdasan buatan (AI) serta Internet of Things (IoT). Robot pintar ini bakal diadu dengan proyek lainnya dalam Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Region 10 Robotics Competition di Jepang pada Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim bernama AlorInt dari Unpad membuat purwarupa Autonomous Logistic Interactive Robot selayaknya tukang panggul barang di gudang. “Yang bisa berinteraksi dengan karyawan,” kata pembimbing Tim Alorint, Arjon Turnip, pada Senin, 6 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kompetisi tahunan milik IEEE itu membuka peluang bagi mahasiswa program sarjana dan pascasarjana yang ingin mendemonstrasikan proyek robot inovatif untuk memecahkan masalah di kehidupan nyata. Proyek robot juga harus berpotensi dipasarkan secara komersial.
Beberapa kategori robot yang dilombakan, mulai dari bidang keperawatan kesehatan, pendidikan atau penelitian, inovasi untuk tantangan perubahan iklim, serta aplikasi industri. Tiket ke Jepang diperoleh Tim Alorint setelah meraih juara kedua dalam IEEE Robotics Competition Stage 1 Indonesia Section di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, pada 25-27 April lalu. Adapun tim mahasiswa tuan rumah menjadi juara pertamanya.
Tim Alorint dari Unpad—terdiri dari M. Arsyad Faridhan, Adnnia Nafis Qulub Aina, Anita Sofia Rahmi, dan Rafa Alfetino Maulana—terinspirasi dari contoh kasus di sebuah gudang industri farmasi. Para mahasiswa Teknik Elektro itu merancang robot untuk meningkatkan keamanan barang di gudang. Robot tersebut bisa merekam data aktivitas dan sistem distribusi agar lebih cepat dan tepat. “Untuk mengatasi kesalahan atau kekeliruan pengiriman barang ke gudang,” kata Arjon.
Tim Alorint dari Unpad yang mengembangkan robot kuli panggul berbasis AI (Dok. Humas Unpad)
Sebelum dioperasikan, robot berbasis AI itu harus diajarkan tentang lingkup kerja dan profil pemilik akses yang akan berinteraksi dengannya. Diperkuat IoT, robot akan memetakan ruangan gudang. “Sehingga robot bisa kerja sendiri mengambil barang di gudang untuk dikirim ke gudang lain,” tutur Arjon.
Durasi semua proses yang dilalui robot tersebut juga terekam dengan jelas. Menurut Arjon, hanya individu tertentu yang memegang akses ke robot untuk memantau kinerjanya secara real time.
Menjelang lomba di Jepang, Tim Alorint Unpad masih harus menyempurnakan robot itu, terutama soal material. Untuk lomba tingkat nasional, robot itu dibangun hanya dalam waktu 1,5 bulan.