SAYA heran kalau KPP dinyatakan berhasil oleh beberapa pejabat dan pakar kita. Kalau kita hanya meneropong jalan-jalan yang terkena KPP, memang dapat dikatakan berhasil. Tapi lihatlah keadaan jalan-jalan alternatif di sekitar KPP: macet semua. Akibatnya, sebagian orang mendapat getahnya, harus jalan lebih pagi atau lambat datang ke kantor. Kalau saja ada yang bermurah hati mengadakan pengumpulan pendapat tentang efektivitas pelaksanaan KPP, saya yakin masih banyak prokontranya yang bisa menjadi masukan bagi Pemerintah. Perkiraan saya, saat ini, mungkin hanya 5% pengendara mobil pribadi yang bersedia beralih menggunakan kendaraan umum pergi ke kantor. Itu disebabkan antara lain: 1. Banyak pekerjaan yang menuntut pergi keluar kantor. 2. Pemanfaatan waktu, karena masih dirasa lebih efektif menggunakan kendaraan pribadi. 3. Kenyamanan dan keamanan di kendaraan umum belum berubah (kurang terjamin). Rasanya, semua orang akan setuju dan lebih memilih menggunakan fasilitas kendaraan umum daripada menggunakan kendaraan pribadi, asalkan kebutuhan minimum seperti di atas terpenuhi. Menurut saya, dari pada buru-buru menyatakan KPP berhasil lalu arealnya diperluas lagi, mungkin lebih bijaksana kalau Pemerintah berkosentrasi pada pembenahan infrastruktur dahulu. Sebagian telah mulai dilakukan, seperti pembangunan terminal baru, pembangunan jembatan atau terowongan penyeberangan jalan bagi pejalan kaki, pembenahan armada angkutan umum, peningkatan disiplin pengemudi dan aparat keamanan, dan penyempurnaan undang-undang lalu lintas. Setelah itu berjalan lancar, tidak ada masalah lagi, sekalipun KPP berlaku untuk seluruh wilayah DKI. Karena kalau kita pantau sekarang ini, ada ribuan kendaraan terpaksa merayap mulai saat keluar rumah sampai ke kantor. Akibatnya, bagi mereka yang tak bersedia naik kendaraan umum, berangkat lebih pagi dan kembali lebih malam, itu hanya untuk menghindari kemacetan. Bayangkan, berapa kerugian negara karena aset (manusia) ini harus lebih lama di jalan (1 sampai 2 jam di perjalanan). Hal itu juga akan mengubah perilaku manusia Indonesia, terutama dalam kehidupan keluarga, di mana anak-anak tidak lagi dapat berkomunikasi dengan orangtuanya lebih lama. Jadi, saya mohon agar kebijaksanaan itu dikaji ulang. SUHARDY Jalan Bukit Cinere 115 D Gandul, Bogor Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini