Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ragam

7 Risiko Kesehatan Kebiasaan Melawatkan Sahur

Melewatkan sahur dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan, seperti dehidrasi, penurunan daya tahan tubuh, hingga kemungkinan mengalami hipoglikemi

11 Maret 2025 | 11.33 WIB

Ilustrasi Sahur. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Sahur. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sahur adalah waktu untuk mengonsumsi makanan pada pagi hari sebelum memulai puasa. Aktivitas ini bertujuan untuk menyediakan energi bagi tubuh selama menjalani puasa. Melewatkan sahur dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan, seperti dehidrasi, penurunan daya tahan tubuh, hingga kemungkinan mengalami hipoglikemia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Siloam Hospitals, hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah turun di bawah batas normal, yaitu kurang dari 70 mg/dL. Glukosa berperan sebagai sumber energi utama bagi tubuh, khususnya otak, sehingga kekurangan glukosa dapat memicu berbagai gejala tertentu.

Risiko Kesehatan Berpuasa Tanpa Sahur

Sebelum menjalankan puasa, penting untuk memastikan tubuh mendapatkan asupan gizi yang seimbang melalui sahur. Tanpa sahur, tubuh dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan. Berikut beberapa risiko yang dapat terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Meningkatnya Risiko Dehidrasi

Salah satu bahaya utama tidak sahur adalah meningkatnya risiko dehidrasi selama puasa. Dehidrasi terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup, yang dapat mengakibatkan tubuh terasa lemas, sulit berkonsentrasi, dan tekanan darah menurun.

Untuk menghindari dehidrasi, dianjurkan untuk mengonsumsi setidaknya dua gelas air saat sahur dan memilih makanan tinggi kandungan air, seperti sup ayam, sayuran, dan buah-buahan segar.

2. Kekurangan Energi

Selama berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama beberapa jam. Jika sahur dilewatkan, tubuh akan kekurangan energi, menyebabkan rasa lelah dan lesu.

Untuk menjaga stamina, konsumsi makanan yang kaya karbohidrat kompleks, seperti kentang, beras merah, oatmeal, dan ubi jalar saat sahur. Makanan berserat tinggi, seperti sayuran dan buah-buahan, juga disarankan karena dapat memperlambat proses pencernaan dan membantu mempertahankan rasa kenyang lebih lama selama puasa.

3. Penurunan Berat Badan

Dilansir dari Ciputra Medical Center, berpuasa tanpa sahur dapat menyebabkan penurunan berat badan secara signifikan. Hal ini terjadi karena tubuh tidak mendapatkan asupan kalori dan nutrisi yang memadai selama berpuasa.  

Sebagai akibatnya, tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Dalam kondisi ini, tubuh akan mulai memecah lemak serta protein sebagai sumber energi. Jika berlangsung terus-menerus, hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.  

4. Melemahnya Sistem Imun  

Selain berkurangnya energi, tidak makan sahur juga dapat melemahkan sistem imun tubuh. Kondisi ini meningkatkan risiko terserang berbagai penyakit akibat infeksi bakteri dan virus tertentu.  

Ketika kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi, daya tahan tubuh melemah, sehingga lebih rentan mengalami gangguan kesehatan seperti sakit tenggorokan, sembelit, diare, flu, batuk, dan pilek.

5. Gangguan pada Lambung  

Berpuasa selama sekitar 13 jam dengan perut kosong dapat menyebabkan rasa lapar dan nyeri perut. Hal ini terjadi karena produksi asam lambung tetap tinggi, meskipun seseorang tidak memiliki riwayat gangguan asam lambung sebelumnya.  

Kondisi ini dapat memicu penyakit maag atau GERD dalam tingkat yang lebih serius. Saat asupan nutrisi tidak terpenuhi, otot di sekitar kerongkongan melemah, sehingga cairan asam lambung berisiko naik dan menyebabkan sensasi tidak nyaman.  

6. Penurunan Konsentrasi  

Tidak sahur dapat mengakibatkan tubuh kekurangan energi, yang berdampak pada menurunnya konsentrasi dan daya ingat. Hal ini dapat menghambat produktivitas, terutama saat bekerja atau belajar. Selain itu, melewatkan sahur juga dapat mendorong seseorang untuk makan berlebihan saat berbuka sebagai bentuk kompensasi. Kebiasaan ini justru meningkatkan risiko obesitas.  

7. Menurunnya Keseimbangan Tubuh  

Tidak sahur dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Gangguan ini bisa ditandai dengan munculnya vertigo setelah sakit kepala yang intens. Jika mengalami kondisi ini, sebaiknya istirahatkan tubuh dan segera makan untuk memulihkan keseimbangan. Jika kondisinya cukup parah, tidak disarankan untuk memaksakan diri melanjutkan puasa pada hari tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus