Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ragam

Dari Perang Ketupat hingga Festival Meriam Karbit, Berikut Tradisi-tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia

Keberagaman budaya di Indonesia membuat setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam merayakan Lebaran.

24 Maret 2025 | 11.32 WIB

Ilustrasi ketupat. TEMPO/Fahmi Ali
Perbesar
Ilustrasi ketupat. TEMPO/Fahmi Ali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lebaran merupakan momen istimewa yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh, umat Islam menyambut hari kemenangan ini dengan penuh sukacita. Tak hanya sebagai momen bersilaturahmi dan saling memaafkan, Lebaran juga dipenuhi dengan berbagai tradisi unik yang berbeda di setiap daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keberagaman budaya di Nusantara membuat setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam merayakan hari besar ini. Dikutip dari Antara, berikut adalah 12 tradisi unik Lebaran di berbagai daerah di Indonesia:

1. Meugang - Aceh

Daerah Istimewa Aceh memiliki tradisi Meugang saat menjelang Idulfitri. Tradisi ini dilakukan dengan membeli dan memasak daging sebagai hidangan utama. Masyarakat Aceh menganggap Meugang sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan keluarga setelah menjalani puasa selama sebulan penuh. Daging yang telah dimasak dalam berbagai hidangan tersebut juga menjadi ajang berbagi dengan kaum dhuafa agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati kebahagiaan menjelang hari raya.

2. Makan Bajamba - Sumatera Barat

Di Minangkabau, Sumatera Barat, terdapat tradisi makan bersama yang dikenal dengan sebutan Makan Bajamba. Makan Bajamba dilakukan dengan menyantap makanan bersama dalam wadah besar. Masyarakat Minangkabau menjadikan tradisi ini sebagai sumbol kebersamaan, persaudaraan, dan ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan selama bulan Ramadan.

3. Ronjok Sayak - Bengkulu

Ronjok Sayak adalah tradisi daerah Bengkulu yang dilakukan dengan membakar tumpukan batok kelapa yang disusun hingga mencapai tinggi satu meter. Tradisi ini telah ada sejak ratusan tahun lalu yang dilaksanakan pada malam Idulfitri setelah salat Isya pada 1 Syawal dan diyakini sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan leluhur. Kobaran api dari batok kelapa menciptakan suasana khidmat dan penuh doa.

4. Baraan - Sumatera Selatan

Di Sumatera Selatan, ada tradisi baraan, yakni kegiatan berkeliling kampung secara berkelompok untuk bersilaturahmi dari rumah ke rumah. Biasanya, rombongan ini terdiri dari pemuda-pemudi yang saling mengunjungi dan menikmati hidangan khas Lebaran bersama-sama. Tradisi ini mempererat persaudaraan dan menambah kemeriahan suasana Idulfitri.

5. Perang Topat - Lombok, Nusa Tenggara Barat

Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, terdapat tradisi Perang Topat atau perang ketupat. Tradisi ini diawali dengan ziarah ke makam leluhur dan doa bersama. Setelah itu, masyarakat mulai saling melempar ketupat sebagai simbol kerukunan antara umat Hindu dan Islam. Perang ketupat ini tidak hanya sebagai perayaan, namun juga dipercaya sebagai bentuk doa untuk membawa berkah dan kesuburan.

6. Grebeg Syawal - Yogyakarta

Grebeg Syawal adalah tradisi dari keraton Yogyakarta yang dilaksanakan setiap 1 Syawal sebagai bentuk ungkapan syukur atas berakhirnya bulan Ramadan. Acara ini dimulai dengan arak-arakan tujuh gunungan hasil bumi dan makanan dari Keraton Yogyakarta, yang kemudain diperebutkan oleh masyarakat setelah didoakan. Gunungan tersebut melambangkan kemakmuran dan juga kebersamaan dalam berbagi rezeki kepada masyarakat.

7. Perang Ketupat - Kudus, Jawa Tengah

Tak hanya Lombok, di Kudus juga terdapat tradisi perang ketupat yang berlangsung seminggu setelah Idulfitri sebagai bagian dari Lebaran Ketupat. Warga saling melempar ketupat sebagai simbil saling memaafkan dan membersihkan dari dari kesalahan. Tradisi ini juga menarik wisatawan untuk menyaksikan langsung keunikan perayaan khas Kudus ini.

8. Pawai Pengon - Jember

Di Jember, Jawa Timur, masyarakat mengadakan Pawai Pengon pada hari ketujuh setelah Idulfitri. Pawai ini dilaksanakan dengan menarik gerobak yang dihiasi janur kuning dan ditarik oleh dua ekor sapi sambil mengelilingi desa. Setiap gerobak membawa ketupat dan hasil bumi sebagai simbol keberkahan. Pawai ini melambangkan rasa syukur setelah menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadan.

9. Festival Meriam Karbit - Kalimantan Barat

Festival Meriam Karbit menjadi ciri khas perayaan Lebaran di Kalimantan Barat. Festival ini melibatkan penggunaan meriam berbahan karbit yang berlangsung selama tiga hari. Tradisi ini dianggap sebagai simbol keberanian serta kebersamaan masyarakat. Selain itu, Festival Meriam Karbit juga mempunyai nilai sejarah karena berkaitan dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak.

10. Ngejot - Bali

Tradisi Ngejot di Bali menjadi momen kebersamaan antara umat Muslim dan Hindu dengan saling berbagi makanan. Hidangan khas Lebaran seperti ketupat dan opor, beserta masakan khas Bali, diberikan kepada tetangga sebagai wujud kerukunan dan keharmonisan antarumat beragama.

11. Binanrundak - Sulawesi Utara

Binanrundak adalah tradisi memasak nasi jaha yang dilakukan oleh masyarakat Motoboi Besar, Sulawesi Utara. Tradisi ini berlangsung selama tiga hari setelah Lebaran dan dilakukan secara gotong-royong oleh seluruh warga. Binanrundak mencerminkan kebersamaan sekaligus bentuk syukur kepada Allah SWT.

12. Ngadongkapkeun - Banten

Di Banten, ada tradisi Ngadongkapkeun, merupakan sungkeman kepada orang yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur. Dalam tradisi ini, masyarakat akan saling mendoakan dan memohon restu agar diberikan keberkahan dalam hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus