Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika dalam kondisi berhadas besar, maka diwajibkan bagi umat Islam untuk melaksanakan serangkaian tata cara mandi wajib. Perihal mandi wajib masuk pada pembahasan Fiqih bab Thaharah yakni menyucikan diri agar dapat melaksanakan ibadah wajib lainnya seperti salat salah satunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu sebab seseorang wajib malakukan mandi wajib yakni selepas masa haid. Haid atau haidho merupakan suatu hal yang lumrah terjadi kepada perempuan sebab proses biologis di dalam tubuhnya, dari reaksi luruhnya dinding rahim yang tak dibuahi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maka, berdasarkan hadits ‘Aisyah ra. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Fathimah binti Abi Khubaisy:
“Jika datang haidh, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika telah lewat, maka mandi dan shalatlah.”
Berikut cara yang bisa dilakukan untuk melaksankan mandi wajib:
- Berniat
“Nawaitul gusla lirof'il hadatsil akbari minal haidi fardlon lillahi ta'ala." Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari haid, fardu karena Allah ta'ala." Kemudian mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
Alasan mengapa mencuci tangan dijelaskan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah ialah untuk membersihkan tangan dari kotoran, juga boleh jadi tujuannya adalah karena mandi tersebut dilakukan setelah bangun tidur jelasnya.
- Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
- Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun. Seperti yang dijelaskan Imam An Nawawi ra bahwa sunnah bagi orang yang membersihkan kotoran dengan air, dan ketika selesai hendaklah ia mencuci tangannya dengan debu atau semacam sabun, atau menggosok tangannya ke tanah atau tembok untuk hilangkan kotoran yang ada.
- Berwudu, wudulah dengan sempurna laiknya ketika hendak melaksanakan salat. Terkait hal ini sesuai dengan hadis ‘Aisyah menerangkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu secara sempurna (sampai mencuci kaki), setelah itu beliau mengguyur air ke seluruh tubuh.
- Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut.
- Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
- Menyeka-nyeka rambut.
- Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri. Demikian tata cara mandi wajib.
TIKA AYU
- Baca: Niat Puasa Ramadan dan Tata Cara Mandi Wajib Sambut Ramadan