Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hikmah

Isra Miraj Artinya Apa? Ini Pengertian dan Sejarah Singkatnya

Isra Miraj artinya perjalanan yang dilakukan Nabi SAW di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa untuk bertemu Allah SWT. Ini sejarahnya.

4 Februari 2024 | 22.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Isra Miraj artinya perjalanan yang dilakukan Nabi SAW di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa untuk bertemu Allah SWT. Ini sejarahnya. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Isra Miraj artinya perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan di malam hari. Perjalan yang ditempuh mulai dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bila melihat dari timeline waktunya, saat itu belum banyak ditemukan kendaraan atau alat transportasi canggih yang dapat digunakan Rasulullah SAW untuk menempuh jarak yang begitu panjang tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun atas mukjizat yang diberikan Allah SWT, maka Rasulullah dapat melakukan perjalanan panjang tersebut dalam waktu singkat.

Tapi dari asal katanya, sebenarnya isra miraj artinya apa? Mari simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Isra Miraj Artinya Apa?

Berdasarkan asal katanya yaitu bahasa Arab, al-'Isra' wal-Mi'raj ( ) atau yang dikenal dengan istilah Isra Miraj terdiri dari dua padanan kata yaitu isra’ dan mi’raj.

Kata isra’ memiliki arti sebagai perjalanan malam, sedangkan kata mi’raj sendiri dalam bahasa Arab memiliki arti kendaraan, alat untuk naik, atau tangga. Bentuk jamak dari mi’raj yaitu ma’arij yang memiliki arti tempat-tempat naik.

Berdasarkan pengertian asal katanya, maka Isra Miraj artinya perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW di malam hari menuju kepada Allah SWT dengan melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Sejarah Singkat Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Peristiwa Isra Miraj diperingati umat muslim setiap tanggal 27 Rajab setiap tahun Hijriah. Peristiwa Isra Miraj dilakukan Nabi Muhammad SAW untuk melakukan perjalanan ke langit ke tujuh yang dilakukan hanya satu malam saja.

Banyak kisah menyebutkan beberapa waktu sebelum melakukan perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW dilanda kesedihan yang cukup berat karena ditinggal oleh istrinya Khadijah dan pamannya yang sangat disayanginya. 

Belum lagi tekanan yang datang dari dalam maupun luar terus berdatangan menekan Nabi Muhammad SAW. Contoh tekanan yang datang kepada Nabi saat itu teror dari kaum Quraisy.

Oleh karena itu, Allah menghibur Nabi Muhammad SAW melalui perjalanan satu malam singkat menuju ke langit ketujuh.

Sejatinya peristiwa Isra Miraj sendiri terdiri dari dua peristiwa yang berbeda yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Peristiwa Isra’ merupakan sejarah perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW di malam hari dari Masjidil Haram (Ka’bah, Mekkah) menuju Baitul Maqdis (Madinah/Yerusalem).

Sedangkan Mi’raj yang memiliki arti kenaikan atau alat untuk naik, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa pengangkatan Nabi Muhammad SAW dari Baitul Maqdis menuju Sidratul Muntaha melewati langit ketujuh.

Berawal dari peristiwa pengangkatan inilah diturunkan perintah dan kewajiban sholat 5 waktu untuk umat Islam.

Kenapa Perjalanan Isra Miraj Dimulai saat Malam Hari?

Mengutip dari website resmi Masjid Istiqlal, ada alasan lain mengapa perjalanan yang dilakukan Allah SWT dilakukan di malam hari dan bukan di siang hari. Istilah yang digunakan dalam bahasa Arab untuk menggambarkan malam hari yaitu lailan atau lailah.

Lailah memiliki 2 makna yang berbeda. Secara literal, lailah memiliki arti malam hari. Namun, menurut arti alegoris atau majaznya, lailah memiliki makna kegelapan, keheningan, kesunyian atau kesyahduan.

Selain dua makna itu, ada makna anagogis atau spiritual dari kata lailah yaitu kekhusyuan, taqarrub kepada Allah dan kepasrahan atau tawakkal.

Pada syair-syair Bangsa Arab klasik, banyak menggunakan kata lailah menggunakan pengertian alegoris atau majaznya daripada makna literalnya. Seperti salah satu syair ungkapan pengantin baru, yaitu “Ya lalila thul, ya shubhi qif” memiliki arti wahai malam bertambah panjanglah, wahai subuh berhentilah.

Dari ungkapan tersebut, makna kata lailah yang tersirat adalah kehangatan atau kesyahduan yang dirasakan para pengantin baru yang menyesal malam pengantin terjadi begitu singkat.

Sama halnya dengan ungkapan dari Imam Syafii, “Man thalabal ula syahiral layali” yang memiliki arti barangsiapa yang mendambakan martabat utama banyaklah berjaga di waktu malam.

Makna kata berjaga ini bukan sekadar berjaga tidak tidur. Penggunaan kata al-layali berarti kerinduan dan keakraban antara hamba dengan Allah SWT.

Dalam Surat Al-Dzariyat disebutkan yang dalam terjemahannya antara lain, “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)” (QS. Al-Dzariyat : 17).

Maka dari itu, malam hari memang gelap namun menghadirkan kondisi keheningan yang mendukung proses kerinduan, kepasrahan, ketenangan dan kekhusyukan umat Islam dalam beribadah dan berdoa kepada Allah SWT. Kondisi batin setiap manusia akan menjadi tenang dan seakan-akan jarak spiritual antara Anda dengan Allah SWT semakin pendek di malam hari.

Wallahu A'lam Bishawab. Semoga informasi mengenai isra miraj artinya dan sejarah singkat peristiwa tersebut dapat meningkatkan lagi keimanan Anda sebagai umat muslim yang taat beragama.

HERZANINDYA MAULIANTI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus