Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mayoritas masyarakat Indonesia menerima uang tunjangan hari raya (THR) hingga beragam bonus untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Tapi masyarakat harus berhati-hati dalam membelanjakan uangnya pada saat Lebaran. Pasalnya, segudang daftar kebutuhan masih harus dipenuhi selepas Lebaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Endarto, menuturkan jarak penerimaan uang gaji beserta bonus hingga gaji bulan selanjutnya masih cukup panjang. Jadi, perlu perencanaan keuangan yang matang. "Perlu diingat, Lebaran tahun ini jatuh pada awal bulan. Artinya, waktu panjang hingga gajian berikutnya. Untuk itu, sebelum Lebaran harus sudah menyisihkan separuh dari pengeluaran bulan itu," ujar Eko kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Eko, penyisihan pengeluaran itu dihitung bukan setengah dari gaji, melainkan dari hitungan rata-rata pengeluaran per bulan. Uang tersebut bisa diletakkan di rumah ataupun terpisah dari rekening tabungan untuk konsumsi sehari-hari. Dengan begitu, setelah Lebaran, uang tersebut bisa digunakan untuk beberapa waktu ke depan. Kalau tidak, kata Eko, akan timbul masalah ke depannya, seperti munculnya utang. "Kalau mereka tidak menyisihkan, mau tidak mau mereka akan gunakan dana cadangannya," tutur dia.
Eko menambahkan, pengeluaran sesudah Lebaran biasanya merupakan kebutuhan bulanan, dari konsumsi hingga transportasi. Apalagi, mereka yang memutuskan berangkat mudik biasanya mesti mengosongkan persediaan makanan di kulkas untuk menghindari penurunan kualitas, seperti basi atau busuk. Dia mengatakan, pada kondisi keuangan yang tidak baik, tidak sedikit masyarakat yang menggadaikan barangnya. Apalagi, pasca-Lebaran mulai masuk kebutuhan sekolah.
Dia menyarankan, kalaupun terpaksa menggadaikan barang setelah Lebaran, hal itu hanya boleh dilakukan untuk memenuhi kebutuhan wajib, seperti biaya sekolah, listrik, ataupun konsumsi. Namun Eko tidak menganjurkan menggadaikan barang untuk kebutuhan mudik karena sudah ada THR. "Seharusnya uang THR itu cukup untuk kebutuhan Lebaran, baik itu untuk mudik maupun mereka yang tidak mudik. Kegiatan Lebaran mengikuti THR, bukan sebaliknya," kata Eko.
Kepala Program Studi Manajemen Universitas Katolik Atmajaya, Christiana Fara Dharmastuti, mengatakan sangat penting menyisihkan 10 persen dari penerimaan THR untuk menambah tabungan atau prioritas lainnya. Sedangkan skala prioritas yang dianjurkan adalah THR untuk diberikan kepada orang yang berhak, melunasi utang, kebutuhan Lebaran, biaya mudik, ataupun dana cadangan.
Menurut Christiana, THR sebaiknya dialokasikan untuk pengeluaran tidak rutin, di samping kebutuhan rutin Ramadan. Hal penting dalam menganggarkan penerimaan THR adalah, jika kebutuhan sudah tercukupi, saatnya untuk menambah dana cadangan yang dapat ditabung. Dana tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan sekolah.
"Jika THR tidak mencukupi kebutuhan, sebaiknya lebih selektif dalam pengeluaran, seperti rekreasi. Dengan komitmen dan disiplin sesuai dengan rencana, keuangan akan lebih sehat," kata Christiana. LARISSA HUDA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo