Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Zikir adalah ibadah mengingat Allah dengan mengucapkan kalimat toyyibah yang ditentukan Allah SWT. Mengucapkan zikir dengan lisan dan membenarkannya dalam hati bisa meningkatkan keimanan kepada sang pencipta, selain itu zikir bisa menjadi sebuah sarana meditasi memberi ketenangan pada jiwa manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Makna tiap kalimat zikir sebagai ibadah yang dijalankan adalah sebagai berikut:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Subhanallah artinya Maha Suci Allah. Kalimat toyyibah ini memiliki maksud untuk menyucikan Allah SWT dari segala bentuk kekurangan yang tidak layak bagi-Nya.
Kalimat kedua adalah Alhamdulillah, yakni bacaan tahmid yang berarti segala puji bagi Allah. Kalimat hamdalah ini memiliki maksud untuk menetapkan kesempurnaan pada Allah dalam nama, sifat, dan perbuatan-Nya yang mulia.
Kemudian kalimat tahlil, lafaznya Laa ilaha illallah, artinya tidak ada Tuhan selain Allah. Kalimat ini adalah penggalan syahadat yang merupakan ikrar ketauhidan atau menegaskan keyakinan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah yang berhak disembah.
Selanjutnya Allahu akbar atau biasa dikenal kalimat takbir yang artinya Allah Maha Besar. Bacaan ini dimaksudkan untuk menegaskan keagungan atau kebesaran pada Allah Swt dan tidak ada yang dapat melebihi kebesaran-Nya.
Keutamaan zikir dijelaskan Rasulullah dalam hadis sabdanya dari Abu Sa’id Al Khudri dan Abu Hurairah, bahwa Ia bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan, subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illa allah dan Allahu akbar. Barang siapa mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan menulis dua puluh kebaikan untuknya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu pula, dan barang siapa mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin dari relung hati yang dalam maka Allah akan menulis tiga puluh kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh dosa darinya,” (HR. Ahmad 2/302). Syaikh Syu’aib Al Arnauth menegaskan bahwa hadis ini sanadnya sahih.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION