Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ragam

Kisah Pebisnis Ngawi Ekspor Gamis ke Filipina dan Penjualan Naik 10 Kali Lipat

Pebisnis Servantina Bunga dari Ngawi, Jawa Timur menjangkau pasar ekspor produk fesyen muslim di negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina

28 April 2021 | 04.10 WIB

Calon pembeli memilih mukena untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di Thamrin City, Jakarta, 1 Juni 2018. Jelang Lebaran warga berburu baju muslim seperti gamis, mukena, baju koko dan hijab. TEMPO/Fajar Januarta
Perbesar
Calon pembeli memilih mukena untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di Thamrin City, Jakarta, 1 Juni 2018. Jelang Lebaran warga berburu baju muslim seperti gamis, mukena, baju koko dan hijab. TEMPO/Fajar Januarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kekuatan teknologi dan kegigihan untuk berinovasi membantu pebisnis Servantina Bunga dari Ngawi, Jawa Timur menjangkau pasar ekspor produk fesyen muslim di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Filipina. 

"Saya enggak menyangka produk anak desa, di kampung Ngawi, sebuah kota kecil, enggak kalah saing ketika di luar negeri," kata Bunga dalam wawancara daring, Senin 26 April 2021.

Bisnis Shahia Hijab yang dimulai sejak 2018 ini berawal dari putrinya yang sulit mencari kerudung dan gamis yang cocok.

Perempuan yang sejak dulu senang melihat-lihat barang di toko kain langsung fokus memasarkan produk hasil kolaborasi dengan penjahit-penjahit lewat e-commerce yang menyediakan layanan program ekspor. Produknya tak cuma bisa dibeli konsumen dalam negeri, tapi juga konsumen di Malaysia, Singapura dan Filipina.

Setelah sekitar setahun mengikuti program ekspor, dia membaca selera pasar yang khas dari setiap negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Konsumen Filipina menyukai setelan gamis, sementara konsumen di Malaysia menyukai baju kurung sehingga produk setelan dengan bawahan berupa rok jadi primadona, sementara konsumen di Singapura rata-rata menyukai setiap koleksi terbaru yang disebut sesuai dengan selera mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



"Saya harap ke depannya bisa ekspor lebih banyak, lebih go international supaya produk dikenal lebih luas," kata Bunga.

Membuat strategi yang tepat dan selalu berinovasi jadi kunci Bunga dalam bertahan di tengah pandemi yang sempat membuat penjualannya loyo. Ia mengatakan, fitur-fitur yang disediakan oleh e-commerce termasuk "kampus" untuk memberi pendidikan berbisnis bagi penjual harus selalu dimanfaatkan.

Masa-masa promosi rutin seperti diskon Ramadhan atau diskon tiap bulan harus selalu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Menyediakan pasokan yang cukup adalah kunci utama agar kesempatan emas di saat orang-orang getol berbelanja tidak disia-siakan. Kualitas produk juga selalu ditingkatkan. Promosi yang gencar di media sosial dan e-commerce juga tak boleh dilewatkan.

Fitur-fitur menarik seperti gratis ongkos kirim juga "harga coret" alias memberi diskon jadi salah satu cara menarik minat konsumen. Berkat mengikuti berbagai kampanye yang membuat tokonya semakin dikenal, dia juga bisa mendapatkan lebih dari 2000 pesanan setiap hari.

"Pasti banyak traffic pas sale, jadi harus persiapkan stok dan promosi. Jangan lewatkan kesempatan pas big sale berlangsung," kata Bunga yang mendapati kenaikan penjualan hingga tiga kali lipat saat mengikuti kampanye Big Ramadan Sale.

Kenaikan itu sangat berarti bagi bisnis fesyen selama pandemi, terutama karena busana bukan pengeluaran utama di tengah aktivitas yang lebih banyak di rumah saja setahun belakangan.



Sebelum pandemi, penjualannya meningkat 10 kali lipat ketika bergabung dengan e-commerce.

"Ketika ada kebijakan enggak boleh mudik, panik juga karena orang enggak banyak beli baju baru, tapi dengan Ramadan Big Sale, penjualan masih tetap naik dibandingkan biasa," dia bersyukur.

Meski kenaikannya tidak sebesar sebelum pandemi, dia merasakan juga dampak signifikan karena melalui e-commerce jangkauan konsumen juga jauh lebih luas. Sebelumnya Shahiahijab hanya fokus berjualan di sekitar rumah, kini mereka menjangkau konsumen dari berbagai provinsi.

Bunga mencoba berinovasi dengan rutin mengeluarkan produk baru per tiga hari, entah itu varian baru atau stok baru dari koleksi lama yang sudah terjual habis. Memikirkan ide-ide baru agar konsumen tidak bosan adalah tantangan yang dijalani setiap hari, tapi ia tidak bosan menerapkan prinsip amati-tiru-modifikasi dalam berkarya.

Masalah pasti selalu ada, dia juga pernah merasakan kesedihan akibat gagal produksi. Namun Bunga selalu berusaha melihatnya dari kacamata berbeda.

"Saya anggap kerugian sama dengan biaya belajar, pengalaman jadi ilmu yang tak ternilai biar kesalahan yang sama nantinya tidak terulang," kata dia.

Ke depannya, Shahiahijab akan terus optimistis dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan toko, serta tidak henti mengeluarkan produk-produk unggulan untuk konsumen di Indonesia dan luar negeri. Dia yakin produk lokal pun tidak kalah saing dan mampu merebut hati masyarakat Indonesia, bahkan hingga yang berada di pasar ekspor.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus