Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hikmah

Mengenal Penyakit Ain, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Penyakit ain terjadi karena pandangan mata, yakni bisa karena iri maupun kekaguman pada seseorang. Ini penyebab dan cara mengatasinya.

12 Desember 2023 | 12.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penyakit ain terjadi karena pandangan mata, yakni bisa karena iri maupun kekaguman pada seseorang. Ini penyebab dan cara mengatasinya. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam ajaran Islam, terdapat istilah penyakit yang dinamakan penyakit ain. Penyakit ini merupakan penyakit non medis yang muncul karena pandangan mata yang disertai rasa dengki atau iri terhadap orang lain. Penyakit ain dapat merugikan orang-orang yang berada di sekeliling atau diri sendiri. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit ain tergolong berbahaya karena bisa menyebabkan orang lain sakit atau bahkan merugikan diri sendiri. Lantas, sebenarnya apa itu penyakit ain? Apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. 

Apa Itu Penyakit Ain

Penyakit ain adalah adalah sebuah penyakit atau gangguan yang disebabkan pandangan mata. Penyakit ain dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran yang berdampak negatif bagi kesehatan. Penyakit ini bisa menyebabkan gangguan fisik yang berbahaya hingga mengancam nyawa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut NU Online, dalam konteks Islam, penyakit ain memiliki dua makna. Pertama, ain dapat merujuk pada pandangan negatif dari seseorang yang penuh dengan hasad, dengki, dan niat jahat terhadap orang yang menjadi sasaran pandangannya. Kedua, ain juga dapat merujuk pada pandangan penuh kagum tanpa diiringi dengan berdzikir pada Allah.

Sementara itu, Profesor Muhammad Quraish Shihab, mengartikan bahwa ain sebenarnya bukan penyakit. Menurutnya, ain adalah dampak buruk dari pandangan mata atau pikiran yang diwarnai dengan rasa takjub atau iri hati. Sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian terhadap apa saja yang menjadi sasaran pandangan.

Penyakit ain bisa menimpa siapapun termasuk wanita hingga anak-anak. Bahkan di era teknologi saat ini, penyakit ain juga dapat berkembang melalui media sosial. Di saat aktivitas sehari-hari mudah diunggah dan diakses, maka membuka kemungkinan ain muncul dari bisikan-bisikan hati yang lalai saat memberikan pujian

Penyebab Penyakit Ain

Penyakit ain timbul akibat pandangan yang penuh dengki atau bahkan muncul dari perasaan kagum terhadap seseorang. Mengutip Muslim.or.id, penyakit ain berkembang karena adanya hasad atau rasa iri dengki terhadap keberuntungan yang dimiliki oleh orang lain. 

Ketika seseorang memiliki hasad terhadap individu lain dan melihatnya dengan pandangan yang sarat akan iri hati, hal ini dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit ain.

Dampak dari terkena pandangan ain sangat bervariasi, mulai dari menyebabkan sakit, celaka, bahkan bisa berujung pada kematian. 

Sebagai contoh, pada zaman Rasulullah, terdapat kejadian di mana sahabat Amir bin Rabiah terkagum-kagum melihat kulit putih dan bersihnya Sahl bin Hanif ketika keduanya mandi bersama. Akibat pandangan kagum tersebut, Sahl bin Hanif langsung pingsan, dan para sahabat lainnya kemudian memanggil Rasulullah.

Para ulama juga menyatakan bahwa benda mati pun bisa terkena ain. Dampaknya dapat berupa kerusakan atau kerusakan tiba-tiba pada benda mati yang terkena ain. 

Bahkan harta benda yang terkena ain diperbolehkan untuk diruqyah ketika terkena dampak buruk dari pandangan yang tidak baik tersebut.

Cara Mengatasi Penyakit Ain

Agar terhindar dari penyakit ain disarankan menghindari perilaku pamer dan mencurahkan sifat tawadhu. Hindari berbicara berlebihan tentang kekayaan, kesuksesan usaha, kebahagiaan keluarga, serta menampilkan foto-foto yang dapat menimbulkan iri-dengki atau kekaguman berlebihan dari orang lain.

Selain itu, agar terhindar dari ain disarankan untuk selalu melafalkan ta'awudz, membaca surat-surat perlindungan (mu'awwidzatain), serta mengamalkan wiridan dan beberapa doa yang diajarkan oleh para ulama. Saat hendak memberikan pujian kepada sesuatu, disarankan pula untuk mengucapkan kalimat seperti Masyaallah dan Subhanallah.

Hadis-hadis menunjukkan bahwa pencegahan penyakit ain dapat dilakukan melalui tabriik (doa keberkahan), seperti mengucapkan "baarakallahu fiik" (semoga Allah memberkahimu) atau "baarakallahu laka" (semoga Allah memberkahi). Namun, yang terpenting adalah menghindari rasa hasad terhadap orang lain, karena hasad dianggap sebagai sikap tercela.

Namun apabila seseorang terlanjur terkena ain, maka langkah pertama yang harus diambil adalah bersabar. Mengutip Muslim.or.id, cara mengobati penyakit ain adalah sebagai berikut. 

  1. Mandi menggunakan air bekas mandi orang yang dianggap sebagai penyebab ain.
  2. Mandi menggunakan air bekas wudhu orang yang dianggap sebagai penyebab ain.
  3. Menggunakan ruqyah syar'iyyah.

Proses ruqyah dapat dilakukan dengan membacakan doa-doanya yang terdapat dalam hadis atau menggunakan doa-doa ruqyah dari hadis-hadis shahih dan ayat-ayat Al-Qur'an. Semua ayat-ayat Al-Qur'an dianggap dapat digunakan untuk melakukan ruqyah.

Demikian penjelasan mengenai pengertian penyakit ain, penyebab dan cara mengobatinya. Semoga Allah Ta'ala melindungi kita dari dampak buruk penyakit ain.

RIZKI DEWI AYU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus